Minggu, 19 Juni 2016

HIDROPONIK

Hidroponik berasal dari kata hydro  yang berarti air dan ponos  yang berarti mengerjakan. Hidroponik dapat diartikan suatu sistem budi daya tanaman pada media yang tidak menyediakan unsur hara. Unsur hara yang secara esensial diperlukan tanaman disediakan dalam bentuk larutan. Kendati hidroponik diidentikkan dengan air, media yang digunakan tidak selalu air. Hidroponik muncul sebagai alternatif dari terbatasnya lahan atau kurang suburnya media tanah yang akan digunakan untuk bercocok tanam.
Sejarah hidroponik sudah dimulai berabad-abad yang lalu. Keberhasilan hidroponik pertama diusung oleh seorang sarjana asal Universitas California, Amerika, G.F. Gericke yang berhasil menanam tomat pada ketinggian 3 m dengan hasil memuaskan. Kini, hidroponik menjadi tren yang berkembang di seluruh dunia meski tidak dapat menggantikan sistem pertanian biasa. Hidroponik dapat membantu memecahkan beberapa permasalahan seperti permasalahan struktur tanah dan unsur hara di Kanada dan Kolumbia. Media tanam diganti dengan menggunakan serbuk gergaji. Sedangkan masalah salinitas di Meksiko dan Timur Tengah dapat diatasi dengan pasir pantai yang disterilkan. Sempitnya lahan di beberapa negara seperti Singapura, dapat dipecahkan dengan hidroponik bertingkat. Hidroponik juga digunakan untuk memasok kebutuhan pangan di kapal selam atau kapal induk.
Semua jenis tanaman – tahunan, dua tahunan, semusim-  dapat ditanam dengan sistem hidroponik meski tanaman semusim lebih umum digunakan. Keuntungan hidroponik diantaranya tanaman menjadi bebas dari hama penyakit yang berasal dari tanah. Metode kerja nya lebih praktis karena media tanam dapat digunakan berulang-ulang. Selain itu tanaman dimungkinkan untuk ditanam di luar musim tanamnya. Lahan yang sempit dan kritis merupakan hal yang sering dijumpai saat ini sehingga hidroponik menjadi solusi yang tepat untuk bercocok tanam. Hasil yang dihasilkan pun menjadi lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik.
Macam Macam Sistem menanam Hidroponik – Sistem berkebun saat ini yang lagi tren adalah system menanan Hidroponik, yup sisitem Hidroponik adalah berasal dari bahasa Yunani yakni Hydro dan Ponics yang artinya air dan daya atau tenaga. Tips menanam dengan sistem hidroponik artinya menanam menggunakan media air atau tenaga kerja air.Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless. Menanam dengan teknik hidroponik berarti kita bercocok tanam dengan memperhatikan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman yang bersangkutan, atau istilah lainnya bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman.Rupanya masyarakat sudah menyadari pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini peranan tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman.
Ada 6 cara untuk menanam dengan sistem Hydroponik, antara lain :
·      Sistem AEROPONIC. Sistem AEROPONIC adalah system hydroponic yang paling hebat dan mungkin juga memberbagi hasil paling baik dan tercepat dalam pertumbuhan dalam berkebun Hydroponic. Faktor ini dimungkinkan sebab larutan nutrisi ini diberbagi alias disemprotkan berbentuk kabut langsung ke akar, jadi akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang tak sedikit mengandung oksigen.Sementara tanaman sangat membutuhkan nutrisi dan oksigen dalam pertumbuhannya.
·      Sistem Tetes (DRIP SYSTEM). Sistem Tetes adalah system hidroponik yang tak jarang dipakai untuk saat ini. Sistem operasinya sederhana yaitu dengan memakai timer mengontrol pompa. Pada saat pompa dinasibkan, pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman.Agar berdiri tegak, Tanaman ditopang memakai media tanam lain semacam cocopit, sekam bakar, ziolit, pasir, dll tidak hanya tanah.
·      Sistem NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE). Sistem NFT ini adalah tutorial yang paling terkenal dalam istilah hidroponik. Sistem NFT ini dengan cara semakin menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa memakai timer untuk pompanya. Nutrisi ini mengalir kedalam gully melalui akar-akar flora dan kemudian kembali lagi ke penampungan air, begitu sesemakinnya.
·      Sistem EBB & FLOW SYSTEM. Sistem Ebb & Flow bekerja dengan tutorial membanjiri sementara wadah pertumbuhan dengan nutrisi hingga air pada batas tertentu, kemudian mengembalikan nutrisi itu ke dalam penampungan, begitu sesemakinnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer.
·      Sistem WATER CULTURE. Walter Culture adalah system hidroponik yang sederhana. Wadah yang menyangga flora biasanya terbuat darai Styrofoam dan mengapung langsung dengan nutrisi. Pompa udara memompa udara ke dalam air stone yang membikin gelembung-gelembung sebagai suply oksigen ke akar-akar tanaman.
·      Sistem WICK SYSTEM. Wick system ini salah satu system hidroponik yang paling sederhana sekali dan biasanya dipakai oleh kalangan pemula. Sistem ini tergolong pasif, sebab tak ada part-part yang bergerak. Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah memakai sejenis sumbu.
Nutrisi hidroponik dibuat dari senyawa-senyawa anorganik yang akan digunakan sebagai unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman. Unsur hara dibagi mejadi dua yaitu unsur makro Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Belerang (S) dan unsur mikro Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (Bo), Seng (Zn) dan Molibdenum (Mo)-. Kebutuhan unsur hara setiap tanaman berbeda. Oleh karena itu perhitungan dalam membuat nutrisi hidroponik mutlak diperlukan. Media hidroponik terbagi menjadi media organik dan media anorganik. Media organik seperti arang sekam, serbuk gergaji, sabut kelapa atau akar pakis memiliki kekurangan diantaranya rentan terhadap serangan jamur, virus dan bakteri akibat kelembabannya yang cukup tinggi. Selain itu media organik relatif harus sering diganti sehingga kurang efektif. Sedangkan media anorganik seperti perlit, pasir, clay, batu apung dan batu bata, memiliki keunggulan yang bersifat permanen sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Sifatnya yang memiliki pori memudahkan aerasi berjalan optimal. Media anorganik bersifat tidak lembab sehingga sterilisasi terjamin.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.tipsberkebun.com/macam-macam-sistem-menaman-hidroponik.html

https://beamv.wordpress.com/2013/02/02/hidroponik-sebagai-alternatif-berkebun/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar