Penggunaan pestisida secara intensif atau terus
menerus sesungguhnya tidaklah baik. Kenapa demikian? Pestisida adalah bahan
kimia yang berbahaya. Meskipun bermanfaat untuk segala kebutuhan dalam cakupan
persawahan, pestisida juga memberi dampak negative bagi ekosistem disekitarnya.
Dampak negative itulah yang menyebabkan beberapa petani berpikir dua kali untuk
pemakaina pupuk kima seperti ammonia dan lain sebagainya.
Dampak
negative itulah yang membuat ekosistem di sekitar persawahan tersebut menjadi
rusak atau musnah. Pemakaian pestisida secara berlebihan bias disebut juga
dengan pemborosan. Selain pemborosan, penggunaan pestisida yang berlebihan juga
menimbulkan berbagai masalah yang serius serta merugikan manusia dan hewan.
Konsekuensi penggunaan pestisida yang berlebihan dan intensif dapat menyebabkan
dampak negative sebagai berikut :
- Dapat meracuni manusia dan hewan domestic
- Meracuni organisme yang berguna, mislanya musuh
alam,I hama,lebah dan serangga yang membantu penyerbukan, dan satwa liar
yang mendukung fungsi kelestarian alam.
- Mencemari lingkungan dengan segala akibatnya, termasuk
residu pestisida.
- Menimbulkan strain hama baru yang resisten terhadap
pestisida.
- Menimbulkan terjadinya resurgensi hama atau peristiwa
meningkatnya populasi hama setelah diperlakukan dengan pestisida tertentu.
- Menyebabkan terjadinya ledakan hama sekunder dan hama
potensial.
- Memerlukan biaya yang mahal karena sifat ketergantungan
keberhasilan budi daya tanaman pada pestisida
Hal
inilah yang menyebabkan petani berfikir tentang tanaman di sawah mereka di masa
mendatang yang bakal dimanfaatkan sebagai bahan pangan utama masyarakat
Indonesia.
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya
bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan.
Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari
aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat
dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air,
dan pencemaran suara. Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh ulah manusia
antara lain, disebabkan oleh pestisida kimia, asap sisa hasil pembakaran,
khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh
kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau
roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya
kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa
dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan mencemari air, tanah, atau
tumbuhan.
Pengaruh
Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia
Pestisida
masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara sedikit demi sedikit dan mengakibatkan
keracunan kronis. Bisa pula berakibat racun akut bila jumlah pestisida yang
masuk ke tubuh manusia dalam jumlah yang cukup (Wudianto R, 2011).
1. Keracunan Kronis
Pemaparan
kadar rendah dalam jangka panjang atau pemaparan dalam waktu yang singkat dengan
akibat kronis. Keracunan kronis dapat ditemukan dalam bentuk kelainan syaraf
dan perilaku (bersifat neuro toksik) atau mutagenitas. Selain itu ada beberapa
dampak kronis keracunan pestisida, antara lain:
a.
Pada syaraf
Gangguan
otak dan syaraf yang paling sering terjadi akibat terpapar pestisida selama
bertahun-tahun adalah masalah pada ingatan, sulit berkonsentrasi, perubahan
kepribadian, kelumpuhan, bahkan kehilangan kesadaran dan koma.
b.
Pada Hati (Liver)
Hati
adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menetralkan bahan-bahan kimia beracun,
maka hati itu sendiri sering kali dirusak oleh pestisida apabila terpapar
selama bertahun-tahun. Hal ini dapat menyebabkan Hepatitis
c.
Pada Perut
Muntah-muntah,
sakit perut dan diare adalah gejala umum dari keracunan pestisida. Banyak
orang-orang yang dalam pekerjaannya berhubungan langsung dengan pestisida
selama bertahun-tahun, mengalami masalah sulit makan. Orang yang menelan
pestisida ( baik sengaja atau tidak) efeknya sangat buruk pada perut dan tubuh
secara umum. Pestisida merusak langsung melalui dinding-dinding perut.
d.
Pada Sistem Kekebalan
Beberapa
jenis pestisida telah diketahui dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia
dengan cara yang lebih berbahaya. Beberapa jenis pestisida dapat
melemahkan
kemampuan tubuh untuk menahan dan melawan infeksi. Ini berarti tubuh menjadi
lebih mudah terkena infeksi, atau jika telah terjadi infeksi penyakit ini
menjadi lebih serius dan makin sulit untuk disembuhkan.
e.
Pada Sistem Hormon.
Hormon
adalah bahan kimia yang diproduksi oleh organ-organ seperti otak, tiroid,
paratiroid, ginjal, adrenalin, testis dan ovarium untuk mengontrol
fungsi-fungsi tubuh yang penting. Beberapa pestisida mempengaruhi hormon
reproduksi yang dapat menyebabkan penurunan produksi sperma pada pria atau
pertumbuhan telur yang tidak normal pada wanita. Beberapa pestisida dapat
menyebabkan pelebaran tiroid yang akhirnya dapat berlanjut menjadi kanker
tiroid.
2. Keracunan Akut.
Keracunan
akut terjadi apabila efek keracunan pestisida langsung pada saat dilakukan
aplikasi atau seketika setelah aplikasi pestisida.
1.
Efek akut lokal.
Bila
efeknya hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena kontak langsung dengan
pestisida biasanya bersifat iritasi mata, hidung, tenggorokan dan kulit.
2.
Efek akut sistemik.
Terjadi
apabila pestisida masuk kedalam tubuh manusia dan mengganggu sistem tubuh.
Darah akan membawa pestisida keseluruh bagian tubuh menyebabkan bergeraknya
syaraf-syaraf otot secara tidak sadar dengan gerakan halus maupun kasar dan
pengeluaran air mata serta pengeluaran air ludah secara berlebihan, pernafasan
menjadi lemah/cepat (tidak normal).
Cara pestisida masuk
kedalam tubuh :
1. Kulit, apabila
pestisida kontak dengan kulit.
2. Pernafasan, bila
terhisap
3. Mulut, bila terminum/tertelan.
Karena
terdapat berbagai jenis pestisida dan ada berbagai cara masuk pestisida kedalam
tubuh maka keracunan pestisida dapat terjadi dengan berbagai cara.
Keadaan-keadaan yang perlu segera mendapatkan perhatian pada kemungkinan
keracunan pestisida adalah (Djojosumarto, 2008) Pestisida dalam bentuk gas
merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang
berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat masuk ke dalam
jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Menurut World Health Organization
(WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida.
Diperkirakan
5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti
mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver. Tragedi
Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras untuk
produksi pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah bocor
dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintesis (Sevin). Tragedi
itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan mengakibatkan lebih dari 50.000 orang
dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan musibah terburuk dalam sejarah
produksi pestisida sintesis.
Selain
keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan orang
awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan
pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi akibat sisa racun (residu) pestisida
yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai
bahan makanan. Konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, tanpa sadar telah
kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Apabila jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan
membahayakan manusia atau ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut. Makin
tinggi residu, makin berbahaya bagi konsumen.
Dewasa
ini, residu pestisida di dalam makanan dan lingkungan semakin menakutkan
manusia. Masalah residu ini, terutama terdapat pada tanaman sayur-sayuran
seperti kubis, tomat, petsai, bawang, cabai, anggur dan lain-lainnya. Sebab
jenis-jenis tersebut umumnya disemprot secara rutin dengan frekuensi
penyemprotan yang tinggi, bisa sepuluh sampai lima belas kali dalam semusim.
Hal ini disebabkan karena insektisida alami cepat terurai sehingga melakukan
penyemprotan secara berulang-ulang. Bahkan beberapa hari menjelang panenpun,
masih dilakukan aplikasi pestisida. Publikasi ilmiah pernah melaporkan dalam
jaringan tubuh bayi yang dilahirkan seorang Ibu yang secara rutin mengkonsumsi
sayuran yang disemprot pestisida, terdapat kelainan genetik yang berpotensi
menyebabkan bayi tersebut cacat tubuh sekaligus cacat mental.
Daftar isitilah dalam pestisida :
Daftar isitilah dalam pestisida :
·
Bahan Aktif adalah bahan kimia dan atau
bahan lain yang terkandung dalam Pestisida dan pada umumnya merupakan bahan
yang berdaya racun.
·
Batas Maksimum Residu (BMR), merupakan
batas dugaan maksimum residu Pestisida yang ada dalam berbagai hasil pertanian
yang diperoleh.
·
Decomposition Time 50 (DT 50), waktu
yang diperlukan untuk terjadinya 50% dekomposisi berupa disipasi dan degradasi
suatu bahan kimia di suatu media.
·
Dosis, Takaran/ ukuran dalam liter, gram
atau kg yang digunakan untuk mengendalikan hama atau penyakit per satuan luas
tertentu.
·
Formulasi adalah campuran bahan aktif
dengan bahan lainnya dengan kadar dan bentuk tertentu yang mempunyai daya kerja
sebagai Pestisida sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
·
Eksplosi, Serangan OPT yang sifatnya
mendadak, populasinya berkembang sangat cepat dan menyebar luas dengan pesat.
·
Insektisida Non Sistemik adalah
Pestisida yang setelah diaplikasikan / di semprot kan pada tanaman sasaran
tidak diserap oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar, batang atau daun.
·
Insektisida Sistemik adalah salah satu
jenis insektisida yang dapat diserap oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar,
batang atau daun.
·
Insektisida Sistemik Lokal adalah
kelompok insektisida yang dapat diserap oleh jaringan (umumnya daun), tetapi
ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya.
·
Iritasi adalah gejala inflamasi yang
terjadi pada kulit atau membran mukosa, segera setelah perlakuan berkepanjangan
atau berulang dengan menggunakan bahan kimia atau bahan lain.
·
Label adalah tulisan dan dapat disertai
dengan gambar atau simbol, yang memberikan keterangan tentang pestisida, dan
melekat pada wadah atau pembungkus Pestisida.
·
Lethal Concentration 50 (LT50),
konsentrasi yang diturunkan secara statistic yang dapat diduga menyebabkan
kematian 50% dari populasi organism dalam serangkaian kondisi percobaan yang
telah ditentukan.
·
Lethal Time 50 (LT50), waktu dalam hari
yang diperlukan untuk mematikan 50% hewan percobaan dalam kondisi tertentu.
·
Lethal Dose 50 (LD50), dosis tunggal
bahan kimia atau bahan lain yang diturunkan secara statistik yang dapat diduga
menyebabkan kematian 50% dari populasi organisme dalam serangkaian kondisi
percobaan yang telah ditentukan.
·
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT),
Semua organisme yang dapat merusak/ mengganggu kehidupan atau menyebabkan
kematian pada tanaman pangan dan hortikultura, termasuk di dalamnya adalah
hama, penyakit dan gulma.
·
Pencelupan (Dipping) adalah salah satu
cara melindungi bahan tanaman agar terhindar dari hama atau penyakit bahan
tanaman, biasanya pencelupan dilakukan dengan mencelupkan bibit atau stek
kedalam larutan Pestisida.
·
Pengasapan (Fogging) adalah penyemprotan
Pestisida dengan volume ultra rendah dengan menggunakan ukuran droplet yang
sangat halus.
·
Pengembusan (Dusting) adalah salah satu
cara aplikasi suatu Pestisida yang diformulasi sebagai tepung hembus.
·
Pestisida adalah semua zat kimia dan
bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
(a)
Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;
(b)
Memberantas rerumputan;
(c)
Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan;
(d)
Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian tanaman, tidak termasuk pupuk;
(e)
Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewanhewan peliharaan dan ternak;
(f)
Memberantas atau mencegah hama-hama air;
(g)
Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan; dan atau
(h)
Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada
tanaman, tanah atau air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar