LAPORAN BIOTEKNOLOGI
“PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM BIOMOLEKULER
DALAM BIOTEKNOLOGI DAN KULTUR JARINGAN”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laboratorium
adalah tempat untuk melakukan observasi dan penelitian. Untuk melakukan
observasi atau penelitian tersebut tentu dibutuhkan alat - alat khusus. Dalam
laboratorium kimia terdapat berbagai macam bahan dan alat praktikum yang
berbahaya dan merugikan kehidupan manusia apbila digunakan dengan tidak
hati-hati. Selain bahan kimia, penggunaan peralatan juga penting dalam
melakukan praktek di laboratorium kimia. Kesalahan penggunaan alat dan bahan
merupakan salah satu penyebab terjadinya hal-hal yang kurang menguntungka atau
berbahaya bagi dirinya maupun orang lain (Lahay, 2004).
Banyak hal
yang terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan peralatan maupun bahan sehingga
dapat menimbulkan kebakaran, menyebarkan gas beracun atau juga masuknya zat
kimia ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi banyak praktikan
yang kadang-kadang masih belum menyadari akan bahaya zat kimia itu dan tidak
mengindahkan pesan-pesan dari para pembimbingnya (Ali, 2005).
Selain
mengenal nama alat-alat tersebut kita juga harus mengenal fungsi alat-alat
tersebut. Kebanyakan para praktikan belum mengetahui benar apa fungsi dari
alat-alat yang ada di laboratorium, walaupun mereka telah mengenal bentuk dan
nama-nama alat tersebut. Dalam penggunaan alat dan dalam membaca skala, jika
terjadi kesalahan maka akan mempengaruhi keberhasilan yang akan kita dalam
praktikum kita. Selain itu juga dapat berrpengaruh terhadap keselamatan
praktikan (Ginting, 2010).
Dalam
melakukan praktikum di laboratorium, banyak faktor yang harus di perhatikan
oleh praktikan di dalam penggunaan alat-alat di laboratorium. Salah satunya
adalah tingkat sanitasi peralatan di dalam laboratorium. Kebersihan alat adalah
hal yang sangat penting yang harus di perhatikan oleh praktikan karena
kebersihan alat yang tidak bersih dapat menyebabkan hasil yang di peroleh dalam
praktikum tidak akurat dan juga dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum
(Ginting, 2010).
Melakukan
suatu percobaan di laboratorium, kadang-kadang harus dipilih bahan peralatan
yang cocok, sehingga tidak keliru atau salah pengertian mengenai sifat bahan
peralatan tersebut. Peralatan gelas harus selalu bersih, yaitu dicuci dengan
larutan deterjen yang cukup hangat. Bila memungkinkan perlu dibilas dengan basa
atau asam, lalu dibilas sekali lagi dengan air bersih. Sebelum digunakan,
peralatan gelas tersebut dibilas sekali lagi dengan larutan yang akan digunakan
yang akan di simpan dalam peralatan tersebut. Peralatan gelas seperti pipet,
labu takar dan lain- lain, sangat teliti dan merupakan produksi kerajian dan
teknologi yang berkualitas tinggi. Namun demikian ketelitian tidak akan berarti
bila selama analisa, penggunaan alat dan prosedur tidak dikakukan dengan cermat
dan tepat (Hala, 2009).
Bukan hanya
itu saja, di dalam laboratorium banyak terdapat bahan-bahan beracun berbahaya
yang dapat menyebabkan gangguan ataupun keracunan pada praktikan. Setiap
bahan-bahan beracun itu memiliki ukuran tingkat bahaya bagi tubuh manusia
terutama bahan beracun yang memberikan efek kronis yaitu NAB (Nilai Ambang
Batas) atau TLV (Threshold Limit Value) (Junaidi, 2010).
Ada beberapa
faktor yang harus di perhatikan oleh para praktikan di dalam penggunaan
alat-alat di laboratorium. Antara lain adalaha kebersihan, tak dapat di
pungkiri bahwa kebersihan alat adalah hal penting yang harus di perhatikan
karena kebersihan alat tersebut dapat mempermudah kita dalam melakukan
praktikum tanpa harus mencucinya terlebih dahulu.
1.2 Tujuan
·
Untuk mengetahui apa
saja alat-alat yang ada di dalam laboratorium.
·
Untuk mengetahui fungsi
dari alat-alat di laboratorium.
·
Untuk mengetahui bagian-bagian
dari alat-alat laboratorium.
·
Untuk mengetahui
bagaimana menggunakan alat-alat laboratorium secara benar.
·
Untuk mengetahui
prinsip kerja dari alat – alat laboratorium.
1.3 Metode
Praktikum
Praktikum
ini dilakukan dengan berkunjung ke Fakultas Pertanian di Universitas Padjajaran
yang berada di Jatinangor, praktikum pengenalan alat-alat laboratorium
dilakukan di dua laboraturium yaitu lab biomolekuler dan kultur jaringan.
BAB II
PENGENALAN ALAT
A. PENGENALAN ALAT
DI LABORATURIUM BIOMOLEKULER
Ø Chlorophyll Meter
Salah
satu indikator yang dipakai untuk mengetahui pertumbuhan tanaman adalah dengan
memperhatikan Chlorophyll dari tanaman tersebut, yang bisa diukur dengan
menggunakan Chlorophyll Meter.
SPAD 502 Plus, adalah Chlorophyll Meter dengan teknologi mutakhir yang dikembangkan oleh Konica Minolta ( Jepang) , yang sangat cocok digunakan untuk klorofil berbagai jenis tanaman.
Ø TPS-2 Portable Photosynthesis System
Pengukuran serapan CO2 adalah metode
yang paling umum digunakan dan paling mudah untuk menentukan laju fotosintesis
tanaman. Menggunakan teknik analisis gas infra-merah, kita dapat dengan mudah
menentukan konsentrasi CO2 ke dalam 1 ppm (part per million) dan pengukuran
sesaat yang mungkin.
TPS-2 melewati aliran diukur dari
udara di atas daun disegel ke dalam ruang yang disebut kuvet daun. Menggunakan
katup, TPS-2 sampel pertama CO2 dan H2O di udara akan kuvet dan kemudian di
udara meninggalkan kuvet tersebut. Dari laju aliran dan perubahan konsentrasi
CO2 dan H2O, tingkat asimilasi CO2 dan tingkat transpirasi air dapat
ditentukan. Hal ini sering disebut sebagai "metode sistem terbuka pengukuran".
Ini adalah metode yang digunakan oleh TPS-2 untuk pengukuran CO2.
Ø Portable leaf area meter
Hal
ini digunakan untuk menguji daun daerah luar tanpa merusak daun.
Keunggulan
:
· Mudah dibawa.
· Item yang diuji: luas daun, rata-rata
daerah, panjang daun, lebar daun, ketebalan daun, perimeter dan rasio panjang
lebar untuk.
Spesifikasi
teknis:
· Kisaran -Measuring: luas daun, rata-rata
daerah, panjang daun, lebar daun, ketebalan daun, perimeter dan rasio panjang
lebar untuk.
· Uji Unit: milimeter, milimeter persegi
-Precision: + 2%
-Panjang : Kurang dari 1000mm
-Width : Kurang dari 160mm
-Thickness : Kurang dari 8mm
-Stored
Datum : 200Groups
-baterai : 6V
Ø Pengertian Refraktometer
Refraktometer atau refractometer
adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan
atau zat terlarut. Misalnya gula (“Brix”), garam (“Baume”), protein, dsb. Metode kerja
dari refraktometer ini dengan memanfaatkan teori refraksi cahaya. Alat
Refraktometer ini ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe, yaitu seorang ilmuan asal
German pada awal abad 20 (Sekitar tahun, 2010 an).
Konsentrasi bahan terlarut sering
dinyatakan dalam satuan Brix (%) yang merupakan pronsentasi dari bahan terlarut
dalam sample (larutan air). Kadar zat terlarut merupakan total dari semua zat
atau bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein, asam dsb. Pada dasarnya
Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari gula tebu yang
terdapat dalam larutan 100g gula tebu. Jadi pada
saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar-benar tepat sesuai dengan
konsentrasinya.
Ø Spektrofotometer
Spektrofotometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya
tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya
yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. dan
Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis yaitu spektrofotometer single-beam
dan spektrofotometer double-beam. Perbedaan kedua jenis spektrofotometer
tersebut hanya pada pemberian cahaya, dimana pada single-beam, cahaya hanya melewati
satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari larutan
yang dimasukan. Berbeda dengan single-beam, pada spektrofotometer double-beam,
nilai blanko dapat langsung diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan
dalam satu kali proses yang sama. Prinsipnya adalah dengan adanya chopper yang
akan membagi sinar menjadi dua, dimana salah satu melewati blanko (disebut juga
reference beam) dan yang lainnya melewati larutan (disebut juga sample beam).
Dari kedua jenis spektrofotometer tersebut, spektrofotometer double-beam
memiliki keunggulan lebih dibanding single-beam, karena nilai absorbansi
larutannya telah mengalami pengurangan terhadap nilai absorbansi blanko. Selain
itu, pada single-beam, ditemukan juga beberapa kelemahan seperti perubahan
intensitas cahaya akibat fluktuasi voltase.
·
Prinsip
kerja :
Berdasarkan panjang gelombang untuk mengukur kuantitas dan
kemurnian DNA baik rantai tunggal maupun rantai ganda.
·
Fungsi
:
Untuk mengukur kuantitas dan kemurnian DNA
Ø Elektroforesis
·
Prinsip
kerja :
Berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif
dalam hal ini DNA yang bergerak menuju kutub positif sedangkan
partikel-partikel bermuatan positif akan bergerak menuju kutub negatif.
·
Fungsi
:
Untuk mengukur laju perpindahan atau pergerakan
partikel-pertikel bermuatan dalam suatu medan listrik
Ø Gel Document
·
Prinsip
kerja :
Memvisualisasi gel dengan menggunakan UV transluminator dan
didokumentasikan menggunakan computer yang terhubung dengan alat atau dengan
menggunakan kamera.
·
Fungsi
:
Untuk mendokumentasikan hasil elektroforesis
Ø Sentrifugator
·
Prinsip
kerja :
Didasarkan pada pemisahan molekuler dari sel atau organel
subseluler. Sentrifugator dapat dibedakan berdasarkan ukuran, kapasitas, dan
kecepatan. Clinical centrifuge digunakan untuk separasi serum
dan urinalisa.
·
Fungsi
:
Untuk memutar sampel dengan kecepatan tinggi
yang berukuran molekuler sehingga molekul DNA yang berukuran lebih besar akan mengendap dibawah.
Ø SDS-Phage
SDS-PAGE adalah
singkatan dari sodium dodecyl
sulfate – polyacrylamide gel electrophoresis. Alat ini digunakan untuk
memisahkan protein berdasarkan berat molekulnya (molecular weigth).
Ø
Alat Pengukur
Kadar Keasaman Tanah
Soil pH meter adalah Alat untuk mengukur kadar
keasaman tanah
·
Mengukur Rentang: 3-8 pH
·
Moisture: 1-8
·
Akurasi: ± 0.2 pH (cocok untuk
bidang pertanian dan eksperimen kelas)
·
Temp operasi: 5-50 ° C (41-122 ° F)
Kalibrasi: Manual
Ø Kulkas
Kulkas berfungsi sebagai pendingin maupun untuk mengawetkan.
Ø Microwave
Microwave berfungsi untuk menghangatkan atau mencairkan serta menaikkan
suhu.
Ø Grain moisture
Untuk mengukur kadar air biji2an
Ø Blender
Untuk mengekstrak suatu
jaringan dan biasanya ditambah nitrogen cair untuk mengekstrak bahan lunak.
Ø Vortexer
Untuk melarutkan
suspensi pada tabung atau mengaduk larutan dalam tabung reaksi sehingga
benar-benar homogen.
Ø PCR (Polymerase
chain reaction)
Untuk membentuk cetakan DNA secara
berulang kali dengan menggunakan prosedur dan waktu yang tertentu. PCR
menggunakan teknik amplifikasi (perbanyakan) secara spesifik pada suatu segmen
DNA secara in vitro dengan menggunakan DNA polimerase, cetakan (template), DNA
genom, dan primer oligonukleotida yang akan menempel pada segmen yang akan
diamplifikasi. Proses PCR terdiri dari 3 tahapan, yaitu: Denaturasi, Annealing,
Polimerisasi.
Ø Cold Storage
Cold storage merupakan
ruangan yang dirancang dengan kondisi suhu tertentu dan digunakan untuk
menyimpan berbagai macam produk dengan tujuan mempertahankan kesegaran dan
kandungan materialnya.
Ø Mikroskop
Mikroskop adalah alat
yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat
kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
Ø Agarose gell
Agorose gel adalah
teknik menggunakan aliran listrik untuk menggerakkan muatan negatif molekul DNA
melalui agar. Teknik ini menseparasi melekul DNA berdasrkan panjang waktu untuk
DNA bermigrasi melewati agar. Molekul DNA semuanya bergerak dari kutup positif
untuk berpindah melaluo campuran agarose. Pengertian ini yang potongan besar
untuk melewati matriks gel. Hasilnya adalah semua molekul DNA akan terseparasi
berdasarkan ukuran dan berbeda panajang RFLP akan dilihat band yang unik. Untuk
fisualisasi digunakan etidium bromide yang menyusp dasar didalam molekul dari
DNA. Etidium bromide dilihat melalui ultraviolet. Ukuran relative dari
diseparasi da perpendaran fragment ditentukan melalui penggabungan untuk standart
potongan molekul DNA.yang ukurannya diketahui, jika menentukan panjang sebuah
ukuran.
Ø UV
Transilluminators
UV Transilluminators digunakan untuk men-visual-kan DNA
setelah di loading atau running dalam DNA elektroforesis.
Prinsip kerja dari alat
ini adalah sinar UV yang dipancarkan akan memendarkanEthidium bromide (EtBr) yang menempel pada DNA.
Sehingga visualisasi DNA bisa terlihat lewat pancaran yang berwarna orange
keputihan tersebut.
B. PENGENALAN ALAT DILABORATURIUM KULTUR JARINGAN
Ø Botol
Kultur
Berfungsi sebagai tempat untuk mengkulturkan atau menanam eksplan
Ø Cawan
Petri
Berfungsi sebagai tempat untuk memotong-motong eksplan yang akan ditanam
dalam botol kultur
Ø Oven
Berfungsi sebagai alat untuk mensterilisasi alat yang akan digunakan
dalam media kultur
Ø Tabung
Reaksi
Digunakan untuk mengukur larutan dan menambahkan
Ø Autoclave
Berfungsi untuk mensterilisasi ahan atau alat yang pada umumnya terbuat
dari logam, plastik dll. Dalam keadaan terbungkus maupun tidak
Ø Bunsen
Berfungsi untuk sterilisasi alat-alat eksplan
Ø Erlenmeyer
Berfungsi seagai tempat untuk memanaskan media yang akan dibuat
Ø Laminar
Air Flow
Berfungsi sebagai alat untuk mensterilisasikan media atau mentransfer
eksplan
Ø Scapel
Berfungsi untuk memotong eksplan
Ø Labu Ukur
Berfungsi untuk mengukur dan menambahkan larutan
Ø Pinset
Berfungsi sebagai untuk mengambil Eksplan
Ø Timbangan
Analitik
Berfungsi untuk menimbang nutrisi yang akan diberikan pada media
Ø Mesin
pembuat air aquades/destilata (Mesin Destilasi)
Pada prinsipnya pemisahan dalam
suatu proses destilasi terjadi karena penguapan salah satu komponen dari
campuran, artinya dengan cara mengubah bagian-bagian yang sama dari keadaan
cair menjadi berbentuk uap. Dengan demikian persyarannya adalah kemudahan
menguap ( volatilitas ) dari komponen yang akan dipisahkan berbeda satu dengan
yang lainnya. Pada campuran bahan padat dalam cairan, persyaratan tersebut
praktis selalu terpenuhi. Sebaliknya, pada larutan cairan dalam cairan biasanya
tidak mungkin dicapai sempurna, karena semua komponen pada titik didih campuran
akan mempunyai tekanan uap yang besar. Destilat yang murni praktis hanya dapat
diperoleh jika cairan yang sukar menguap mempunyai tekanan uap yang kecil
sekali sehingga dapat diabaikan.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
Dalam mengenal peralatan
laboraturium itu sangat penting dikarenakan jika kita sebagai mahasiswa kurang
memahami dan kurang mengetahui peralatan laboraturium maka ketika kita akan
melakukan praktikum dapat mengakibatkan kegagalan bahkan kecelakaan dalam
praktikum, selain praktikum ini bertujuan untuk mengetahui alat-alat
laboraturium kultur jaringan dan molekuler dalam praktikum ini kita dapat mengetahui
cara kerja dan kegunaan alat-alat yang ada di lab tersebut, jika kita sudah
memahami alat-alat lab tersebut itu akan memanimalisir resiko kecelakaan saat
praktikum dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
• Terima kasih telah berbagi Seri Produk Hebat ini!
BalasHapusAnda juga dapat menemukan kutipan standar ini untuk Transilluminator UV dari Xitij Instruments yang berbasis di India.