BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris
yang sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup pada sektor
pertanian.Saat ini sektor pertanian sangat prospektif untuk dikembangkan karena
didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah serta
adanya penerapan teknologi dan pemasaran dalam mendukung pengembangan usaha
pertanian.
Sektor pertanian yang memegang
peranan penting dan perlu dikembangkan adalah hortikultura khususnya tanaman
sayuran yaitu kentang.Kentang (Solanum tuberrasum L.) merupakan
komoditas sayuran yang memiliki peran penting dalam menunjang ketahanan pangan
maupun sebagai usaha dalam bidang pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Tanaman hortikultura ini dikonsumsi
pada bagian umbi dan di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran
umbi.Kentang banyak mengandung karbohidrat yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan kentang dikenal sebagai bahan
pangan yang dapat mensubstitusi bahan pangan lainyang berasal dari beras,
jagungdan gandum.Maka dari itu kentang merupakan salah satu tanaman yang paling efisien
dalam mengkonversikan sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal
menjadi bahan pangan berkualitas tinggi dibandingkan jenis umbi-umbian
lainnya.
Kentang sangat digemari hampir semua
orang.Bahkan di beberapa daerah, ada yang menjadikannya makanan pokok. Selain
itu, kentang juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C dan sejumlah vitamin
A. Kentang juga merupakan sayuran dengan sumber karbohidrat yang penting.
Dewasa ini telah banyak ditemukan konsep pengolahan bahan makanan berbahan
dasar kentang yang dikembangkan oleh berbagai kalangan industri, mulai dari industri
restoran siap saji hingga industri rumah tangga yaitu diolah menjadi berbagai
hasil industri makanan jadi atau setengah jadi.
Meskipun kentang bukan bahan makanan
pokok bagi rakyat Indonesia, tetapi konsumennya cenderung meningkat dari tahun
ke tahun karena jumlah produk makin bertambah, taraf hidup masyarakat
meningkat, dan wisatawan asing yang tinggal di Indonesia meningkat. Pembangunan
pabrik atau industri pengolahan hasil pertanian menyebabkan permintaan kentang
untuk bahan olahan industri makin meningkat dari tahun ke tahun.
Produktivitas kentang di Indonesia
masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan produktivitas kentang di
negara-negara maju. Rendahnya produktivitas kentang di Indonesia disebabkan
oleh:
·
Rendahnya
mutu benih yang digunakan oleh petani; Pengetahuan kultur teknis kentang masih
kurang.
·
Menanam
kentang secara terus-menerus.
·
Kehilangan
hasil akibat serangan hama dan penyakit.
·
Umur
panen yang kurang tepat.
·
Penyimpanan
yang kurang baik.
·
Permodalan
petani yang terbatas.
Peningkatan produktivitas kentang
ini diperlukan untuk menghasilkan kentang yang berkualitas untuk digunakan
selanjutnya baik itu sebagai konsumsi langsung ataupun olahan lainnya.
Umbi kentang yang telah dipanen
sering kali mengalami kerusakan akibat pengangkutan hasil produk dari lapangan
atau penanganan pasca panen yang kurang tepat sehingga tidak sedikit hasil
panen terbuang sia-sia.Padahal hasil panen menentukan hasil olahan pula.
1.2 Identifikasi Masalah
·
Bagaimana
kriteria lahan yang cocok untuk tanaman Kentang (Solanum tuberrasum L.)?
·
Apa
saja macam-macam kentang (Solanum tuberrasum L.) dan bagaimana
ciri-cirinya?
·
Bagaimana
kriteria kentang (Solanum tuberrasum L.) yang siap di panen dan
proses pemanenannya?
·
Apa
saja kegiatan pasca panen kentang (Solanum tuberrasum L.) ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini:
·
Mengetahui
kriteria lahan yang cocok untuk tanaman Kentang (Solanum tuberrasum L.).
·
Mengetahui
macam-macam kentang (Solanum tuberrasum L.) dan bagaimana
ciri-cirinya.
·
Mengetahui
kriteria kentang (Solanum tuberrasum L.) yang siap di panen dan
proses pemanenannya.
·
Mengetahuikegiatan
pasca panen kentang (Solanum tuberrasum L.).
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Perkembangan Kentang(Solanum
tuberrasum L.)
Kentang (Solanum tuberrasum L.)sudah
lama dikenal dan ditanam di berbagai negara.Menurut literatur, tanaman kentang
berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Di
Indonesia, kentang pertama kali ditemukan pada tahun 1794 di daerah Cisarua,
Cimahi (Bandung). Jenis kentang yang ditanam di Cisarua diduga berasal dari
Amerika Serikat, yang dibawa oleh orang-orang Eropa.Varietas kentang yang
pertama kali didatangkan ke Indonesia adalah Eigenheimer. Pada tahun 1811 kentang sudah ditanam secara luas di
berbagai daerah, terutama di pegunungan (dataran tinggi) Pacet, Lembang, Pangalengan
(Jawa Barat), Wonosobo, Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu, Tengger (Jawa Timur),
Aceh, Tanah Karo, Padang, Bengkulu, Sumatra Selatan, Minahasa, Bali, Flores.
Dalam perkembangan selanjutnya, luas
areal tanaman kentang di Indonesia cenderung terus bertambah. Pada tahun 1969
areal kentang nasional seluas 14.770 hektar, tahun 1981 menjadi 30.278 hektar,
dan tahun 1991 mencapai 39.620 hektar. Data hasil survei pertanian produksi
tanaman sayuran di Indonesia (BPS,1991) menunjukka bahwa areal pertanaman
kentang terbesar di 22 provinsi, kecuali provinsi Riau, DKI Jakarta, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Meskipun luas areal dan produksi
kentang nasional terus meningkat, rata-rata hasil per hektar masih rendah.
Hasil rata-rata per hektar kentang di Indonesia pada tahun 1985 adalah 11,5
ton, kemudian mencapai 12,0 ton (1986), 11,5 ton (1987), 10,7 ton (1988), 13,0
ton (1989) dan 13,3 ton (1991). Potensi hasil kentang pada skala penelitian di
Balai Penelitian Sayuran (Balitsa) ataupun di tingkat petani dengan
pemeliharaan intensif dapat mencapai 20 ton/ha – 30 ton/ha.
2.2 Klasifikasi
Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
2.3 Morfologi
Kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim,
berumur pendek, dan berbentuk perdu atau semak.Kentang termasuk tanaman semusim
karena hanya satu kali berproduksi, setelah itu mati.
Bagian-bagian
atau organ-organ penting tanaman kentang adalah sebagai berikut:
1. Daun
Tanaman kentang umumnya berdaun
rimbun dan letak daun berselang-seling mengelilingi tanaman.Daun berbentuk oval
sampai oval agak bulat dengan ujung meruncing dan tulang-tulang daun menyirip
seperti duri ikan.Warna daun hijau muda sampai hijau tua hingga kelabu.Ukuran
daun sedang dengan tangkai tidak panjang.
2. Batang
Batang tanaman kentang berbentuk
segi empat atau segi lima, tergantung pada varietasnya. Batang tanaman tidak
berkayu, namun agak keras apabila dipijat.Batang kentang umumnya lemah sehingga
mudah roboh bila kena angin kencang.Warna batang umumnya hijau tua dengan
pigmen ungu.Batang tanaman bercabang-cabang dan setiap cabang ditumbuhi oleh
daun-daun yang rimbun.Permukaan batang halus, pada ruas batang tempat tumbuhnya
cabang mengalami penebalan. Diameter batang kecil dengan panjang mancapai 1,2
meter.
3. Akar
Tanaman kentang memiliki sistem
perakaran tunggang dan serabut.Akar tunggang dapat menebus tanah sampai
kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabutnya umumnya tumbuh menyebar (menjalar)
ke samping dan menembus tanah dangkal.Akar tanaman berwarna keputih-putihan dan
halus berukuran sangat kecil. Di antara akar-akar tersebut ada yang akan
berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon), yang selanjutnya akan
menjadi umbi kentang.
4. Bunga
Tanaman kentang ada yang berbunga
dan ada yang tidak, tergantung pada varietasnya.Warna bunga bervariasi, yakni
kuning atau ungu.Kentang varietas dasiree
berbunga ungu.Pada varietas cipanas, segunung dan cosima, bunga atau benang sari berwarna kuning, putiknya putih.Pada
tanaman kentang yang berbunga, bunga tumbuh dari ketiak daun teratas.Jumlah
tandan bunga juga bervariasi sedikit sampai banyak.Kentang varietas cosima
memiliki tandan bunga sampai 11 buah, sedangkan varietas cipanas 7 buah.Bunga
kentang berjenis kelamin dua. Bunga kentang yang telah mengalami penyerbukan
akan menghasilkan buah dan biji-biji. Buah berbentuk buni dan didalamnya berisi
banyak biji.
5. Umbi
Umbi terbentuk dari cabang sampai di
antara akar-akar. Proses pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya
pertumbuhan memanjang dari rhizome
atau stolon yang diikuti pembesaran
sehingga rhizome membengkak. Umbi
berfungsi menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air.Ukuran, bentuk, dan warna umbi kentang bermacam-macam,
tergantung pada varietasnya.Ukuran umbi bervariasi besar dan kecil.Bentuk umbi
ada yang bulat, oval, agak bulat (bulat lonjong), dan bulat panjang.Umbi
kentang dapat berwarna kuning, putih, dan merah.
2.4 Syarat Pertumbuhan Tanaman Kentang
Menurut
Bambang cahyono, 1996 menyatakan Tanaman kentang akan tumbuh baik dan dapat
memberikan hasil yang tinggi (jumlah ton/ha) apabila ditanam di tempat yang
keadaan lingkungannya sesuai dengan syarat tumbuhnya. Adapun kesesuaian dari
masing-masing keadaan lingkungan tersebut dapat diterangkan sebagai berikut
dibawah ini:
Ø Letak
Geografis Tanah/Ketinggian Tempat.
Tanaman kentang umumnya dapat tumbuh
baik bila ditanam di dataran tinggi (1.500 – 3.000 m dpl).Namun sebagai
pengecualian, tanaman kentang ada yang tumbuh baik pada ketinggian 500 m
dpl.seperti di daerah Maja, dan tumbuh pada ketinggian 800 m dpl, seperti di
daerah Temanggung, Kedu. Keadaan ketinggian tempat juga berhubungan erat dengan
keadaan iklim setempat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, seperti
keadaan suhu udara, keadaan curah hujan, keadaan kelembaban udara, dan keadaan
penyinaran cahaya matahari.
Semakin
tinggi letak geografis tanah, maka keadaan suhu udara akan semakin turun dengan
laju penurunan sebesar 0,5˚C setiap kenaikan 100 meter dari permukaan laut.
Sedangkan intensitas cahaya matahari dan kelembaban udaranya semakin tinggi.
Demikian pula keadaan curah hujan akan semakin tinggi (Bambang cahyono, 1996).
Ø Keadaan
Topografi Tanah
Keadaan topografi tanah atau derajat
kemiringannya juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap budidaya tanaman
kentang, terutama berpengaruh terhadap besarnya biaya eksploitasi atau biaya
pembukaan tanahnya. Biaya yang diperlukan untuk pembukaan tanah pada daerah
yang topografinya miring akan lebih besar dibanding dengan pembukaan tanah
ataupun penanaman yang dilakukan pada daerah yang keadaan topografinya datar. Sebab,
daerah yang topografinya miring maka untuk pembudidayaannya harus dibuat
teras-teras dan tanggul-tanggul agar tidak terjadi erosi yang dapat
menghanyutkan unsur-unsur hara dan merusak tanaman akibat longsornya tanah.
Menghemat biaya eksploitasi atau
pembukaan tanah, maka sebaiknya dipilih lokasi yang keadaan topografi tanahnya
datar.Dengan demikian tidak perlu membuat teras-teras ataupun
tanggul-tanggul.Akan tetapi, apabila keadaannya memaksa harus menggunakan tanah
yang miring, hendaknya harus memperhitungkan derajat kemiringan tanahnya.Pembudidayaan
tanaman ditanah yang miring, derajat kemiringan tanah harus dibawah 30%.Sebab,
derajat kemiringan tanah diatas 30% sudah merupakan faktor penghambat untuk
budidaya tanaman sehingga sudah tidak menguntungkan lagi (Bambang cahyono,
1996).
Ø Keadaan
Fisika, Kimia, dan Biologis Tanah
Tanaman kentang dapat tumbuh baik
pada segala jenis tanah, akan tetapi pertumbuhan yang paling baik dan subur
adalah pada tanah vulkanis dengan kandungan pasir sedikit. Pada tanah yang
demikian itu tanaman akan menghasilkan kualitas kentang yang baik. Sedangkan
struktur tanah yang sesuai adalah yang berstruktur gembur, tanah banyak
mengandung bahan organik atau humus, subur, tanah mudah mengikat air (porous), dan memiliki drainase yang
baik. Keadaan tanah yang padat dan tidak porous
dapat menghambat pertumbuhan umbi, sehingga umbi yang akan dihasilkan
kecil-kecil. Disamping itu, juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Sifat fisika tanah yang baik akan
berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil panen, karena sifat
fisika tanah berpengaruh nyata terhadap peredaran oksigen dan ketersediaan
oksigen di dalam tanah yang sangat diperlukan untuk pernafasan akar dan
jasad-jasad renik tanah dalam membantu menguraikan bahan-bahan organik menjadi
bahan yang tersedia bagi tanaman. Sifat fisika tanah yang baik juga dapat
meningkatkan pembuangan air (drainase) sehingga dapat mencegah penggenangan
air. Pada struktur tanah yang gembur dapat memudahkan akar tanaman menembus
tanah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perakaran,
pertumbuhan tanaman dan pertumbuhan umbi.
Sifat fisika tanah yang baik dapat
mencegah erosi, yang berarti dapat mencegah pula hilangnya unsur-unsur hara
tanah.Keadaan kimia tanah atau keasaman yang sesuai untuk pertumbuhannya adalah
tanah yang memiliki derajat keasaman (pH) sekitar 5 – 6,5. Jika tanah yang akan
ditanami keasamannya tinggi, yaitu nilai pHnya rendah maka keasaman tanah perlu
diturunkan dengan menaikkan nilai pH tanah melalui pengapuran. Sedangkan
apabila nilai pHnya tinggi diatas 6,5 maka perlu diturunkan dengan memberikan
belerang pada tanah.
Derajat keasaman tanah berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman, terutama pada tahap awal pertumbuhan dan terhadap
perkembangan umbi setelah umbi terbentuk.Keadaan derajat keasaman juga
berpengaruh terhadap ketersediaan zat-zat hara dan aktivitas jasad renik tanah
dalam penguraian bahan organik.Pada keadaan tanah yang sangat asam (nilai pH
kurang dari 4) atau sangat basa (nilai pH lebih dari 9) sudah merupakan racun
bagi tanaman.Keadaan biologis tanah atau keberadaan organisme tanah berpengaruh
terhadap tingkat kesuburan tanah karena berfungsi sebagai pengurai bahan-bahan
organik tanah menjadi bahan yang tersedia bagi tanaman.Keberadaan organisme
tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan sifat fisika tanah dan keasaman tanah
(Bambang cahyono, 1996).
Ø Keadaan
Suhu dan Kelembaban
Keadaan suhu udara yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman adalah berkisar antara15˚C – 20˚C dengan kelembaban udara
antara 80% – 90%.Suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
menyebabkan pembentukan umbi berkurang sehingga menurunkan produksi, hal ini
disebabkan karena aktivitas metabolisme tanaman menurun.Demikian pula
kelembaban udara yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan
karena penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan (Bambang cahyono,
1996).
Ø Keadaan
Curah Hujan.
Daerah dengan curah hujan 1.200 –
1500 mm/tahun merupakan daerah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
kentang.Curah hujan yang terlalu tinggi (banyak hujan) tanaman menjadi peka
terhadap serangan penyakit busuk batang atau akar.Disamping itu, mutu umbi yang
dihasilkan jelek, yakni umbinya kecil-kecil, kulit umbi tipis dan mudah
mengelupas.Dengan demikian produksinya menjadi rendah (Bambang cahyono, 1996).
Ø Faktor
Penyinaran Matahari
Penyinaran cahaya matahari merupakan
sumber energi yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis. Lamanya
penyinaran cahaya matahari berpengaruh terhadap waktu (kapan) umbi terbentuk
dan lamanya proses perkembangan berlangsung. Kisaran lamanya penyinaran cahaya
matahari bervariasi antara 10 – 16 jam per hari, tergantung varietasnya.Namun,
faktor cahaya yang penting berpengaruh terhadap pembentukan umbi adalah
intensitas cahaya.
Tanaman
kentang memerlukan intensitas cahaya yang besar. Semakin besar intensitas cahaya
yang dapat ditangkap atau diterima akan mempercepat pembentukan umbi dan waktu
pembungaan. Intensitas cahaya matahari yang lemah akibat keadaan cuaca yang
buruk atau karena tertutup pepohonan disekitar tanaman dapat menyebabkan
tanaman tumbuh memanjang, kurus, lemah, dan pucat. Akibatnya proses pembentukan
umbi terhambat (Bambang cahyono, 1996).
Ø Keadaan
Angin.
Angin yang kencang dan berkelanjutan
secara langsung dapat merusak tanaman, seperti robohnya tanaman, patahnya
ranting-ranting dan lain-lain.Sedangkan pengaruhnya secara tidak langsung
terhadap pertumbuhan tanaman adalah angin berpengaruh terhadap kondisi tanah,
yakni angin yang kencang dapat mempercepat penguapan air tanah sehingga
menyebabkan tanah cepat mengering dan mengeras.Keadaan ini dapat mempengaruhi
jumlah keseimbangan antara udara dan air di dalam tanah tidak mencukupi untuk
kebutuhan tanaman. Dengan demikian tanaman akan terganggu pertumbuhannya dan
keadaan tanah yang mengeras dapat menghambat pertumbuhan umbi (Bambang cahyono,
1996).
2.5 Komposisi kimia dan zat gizi
Kentang mengandung vitamin dan
mineral, serta bermacam-macam phytochemical,
seperti karotenoid dan polifenol.
Kentang ukuran sedang 150 g (5.3 oz) kentang dengan kulit memberikan 27
mg vitamin C (45% dari Nilai Harian), 620 mg potasium (18% ), 0,2 mg vitamin B6
(10% ) dan melacak jumlah thiamin, riboflavin, folat, niacin, magnesium,
fosfor, besi, dan seng. Isi serat kentang dengan kulit (2 g) adalah setara
dengan banyak roti gandum, pasta, dan sereal.
Kentang terkenal karena kandungan
karbohidratnya (sekitar 26 gram dalam kentang medium).Bentuk dominan dari
karbohidrat ini adalah pati.Sebagian kecil tapi signifikan pati ini adalah
tahan terhadap pencernaan oleh enzim dalam lambung dan usus kecil, sehingga
mencapai usus besar dasarnya utuh.
Nilai
Kandungan gizi Kentang per 100 g
Kandungan
gizi
|
Nilai
Rata-rata
|
Energi
|
321
kJ
|
Karbohidrat
|
19
g
|
Pati
|
15
g
|
Diet serat
|
2.2
g
|
Lemak
|
0,1
g
|
Protein
|
2
g
|
Air
|
75
g
|
Thiamine (B1 Vit.)
|
0,08
mg
|
Riboflavin (Vit. B2)
|
0.03
mg
|
Niacin (Vit. B3)
|
1,1
mg
|
Vitamin B6
|
0,25
mg
|
Vitamin C
|
20
mg
|
Kalsium
|
12
mg
|
Besi
|
1,8
mg
|
Magnesium
|
23
mg
|
Fosfor
|
57
mg
|
Kalium
|
421
mg
|
Sodium
|
6
mg
|
Tabel 2.1.Kandungan gizi Kentang
2.6 Macam-macam varietas kentang yang
beredar di Indonesia
A. Kentang Kuning
·
Granola
Jenis ini merupakan varietas unggul,
karena produktivitasnya bisa mencapai 30 – 35 ton per hektar.Granola juga tahan
terhadap penyakit kentang pada umumnya. Bila varietas lain kerusakan akibat
penyakit bisa 30%, granola hanya 10%. Umur panen normal adalah 90 hari,
meskipun 80 hari sudah bisa dipanen. Warna kulit dan daging umbi kuning dan
bentuknya relatif lonjong alias oval
·
Cipanas
Merupakan varietas hasil persilangan
Thung 1510 dengan Desiree.Kulit umbi
dan daging umbi berwarna kuning.Mampu berproduksi sampai 34 ton per
hektar.Namun, varietas ini agak peka terhadap Nematoda Meloidogyne Sp dan serangan layu bakteri Pseudomonas Solanacearum.Namun tahan terhadap penyakit busuk oleh
cendawan Phytophthora infestans (late blight, hawar daun).Umur panen 95 –
105 hari jadi lebih lama dibandingkan granola.
·
Cosima
Varietas ini introduksi dari Jerman,
agak tahan terhadap penyakit Phytophthora
infestans dan layu bakteri Pseudomonas
Solanacearum, sedikit peka terhadap virus daun penggulung. Serta cukup tahan terhadap
Nematoda Meloidogyne Sp. Di
Pengalengan dan Lembang (Jawa Barat) Cosima lebih tahan hujan dibandingkan
dengan Catella.Umur panennya 101 hari.Daya hasilnya antara 15 – 25 ton.Umbinya
agak berpipih, kurang seragam, mata agak dalam, umbinya enak dan pulen, tetapi
kurang baik untuk digoreng.
·
Segunung
Merupakan varietas hasil persilangan
kentang Thung 151 C dan Desiree.Umbi
berbentuk bulat lonjong.Kulit dan daging umbi kuning.Potensi hasilnya bisa
mencapai 25 ton / hektar.Sangat baik ditanam di daerah berdataran
tinggi.Tanaman cukup tahan terhadap penyakitbusuk daun atau nawar daun atau late blight.
·
Thung
Umbi berbentuk bulat gepeng.Kulitnya
berwarna kuning.Dagingnya putih kekuning-kuningan. Bobot rata-rata 55,5 gram
dan mempunyai keseragaman umbi. Tanaman peka terhadap penyakit dan hama.
·
Catella
Termasuk kentang yang umurnya genjah
(pendek).Seperti granola dimana umur 100 hari sudah bisa di panen.Umbinya
bulat, daging umbi kuning.Kandungan patinya sedang.Namun, tanaman ini tidak
tahan penyakit busuk daun.
·
Agria
Kentang introduksi dari
Belanda.Umbinya besar seperti umbi ketelah rambat.Kuning umbi kuning, daging
umbi kuning tua.Tanaman tahan penyakit virus PUY, penyakit busuk daun dan umbi
juga tanam serangan nematoda serta keropeng.Varietas agria direkomentasikan
sebagai varietas yang cocok untuk keripik dan kentang goreng.
B. Kentang Putih
·
Marita
Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam
dan bobot tanaman ratanya 43,3gram. Varietas yang ditanam di Lembang dan
Cianjur cukup tanam penyakit.Umbinya terasa enak dan warna daging umbi putih
kekuning-kuningan.
·
Diamant
Produktivitasnya tergolong
tinggi.Bentuk umbi oval sampai oval memanjang.Kulit umbi berwarna putih, daging
umbi putih kekuning-kuningan.Tanaman tahan penyakit busuk daun.Kulit umbi dan
penyakit virus A. Selain itu, tahan juga terhadap nematoda biotipe A.
2.7 Panen
Umur
panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas
tanaman.Pada varietas kentang genjah umur panennya sekitar 2 bulan, kentang
sedang umur panennya sekitar 3 bulan, dan kentang dalam umur panen sekitar 4
bulan.Hasilnya beragam tergantung kultivar, wilayah produksi, dan kondisi
pemasaran.Hasil yang tinggi biasanya dicapai oleh kultivar umur dalam dan musim
tanam yang panjang.Panen dilakukan sebelum terjadi senescence daun atau kematian akibat bunga es dan umbi belum
berkembang penuh.
Secara
fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna
kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit, batang tanaman telah
berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen
kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas
bila digosok dengan jari.
Ada berbagai macam cara memanen
kentang mulai dari yang paling sederhana sampai yang modern. Panen kentang yang
sederhana dengan menggali umbi dengan tangan dan menempatkannya dalam wadah
kecil.Panen kentang yang modern menggunakan peralatan untuk memisahkan umbi
dari tanah dan menempatkannya dalam wadah pengumpul atau truk.Mekanisasi dapat
mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan digunakan pada skala produksi yang besar.
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan
pada waktu sore hari/pagi hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen
yang baik adalah dengan cara mencangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat
umbi dengan hati-hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan
umbi ditempat yang teduh.Serta hindari kerusakan mekanis waktu panen.Sedangkan
untuk tanaman yang akan dipanen menggunakan mesin, pada bagian atasnya harus
dihancurkan dengan mesin pemotong tajuk atau dengan bahan kimia pengering daun.
Kegiatan ini dilakukan saat satu atau dua minggu sebelum panen.Penghancuran
daun cenderung memperkuat jaringan peridermis umbi yang belum matang sehingga
meningkatkan ketahanannya terhadap kemungkinan kerusakan sebelum panen
(Rahardi, 1993).
Kentang yang dipanen ketika masih
muda mempunyai kulit yang tipis, mudah sobek, kandungan airnya tinggi dan
kandungan tepungnya rendah.Sebaliknya, kentang yang dipanen setelah cukup tua
mempunyai kulit yang tebal, tidak mudah sobek, kandungan tepungnya tinggi, dan
tahan lama bila disimpan.Mutu sayuran setelah dipanen tidak dapat ditingkatkan,
hanya dapat dipertahankan.Mutu yang baik dapat diperoleh bila pemanenan
dilakukan pada tingkat kedewasaan yang cukup (Muchtadi, D., 1996).
2.8 Pasca Panen
Ø Sortasi
dan Grading
Sebelum mengalami sortasi dan grading terlebih dahulu dilakukan proses
pencucian di air yang mengalir serta dapat juga umbi kentang yang telah
dipanen, dibersihkan dengan caradimasukan kedalam bak air.
Pencucian
bertujuan untuk menghilangkan kotoran, residu pestisida, dan sumber-sumber
kontaminasi.Biasanya ditambahkan suatu bahan kimia yaitu klorin kedalam air
pencucian yang bertujuan untuk mengendalikan mikroorganisme.Klorin efektif bila
larutan dijaga pada pH netral. Perlakuan klorin dengan konsentrasi 100-150 ppm
dapat membantu mengendalikan patogen selama proses lebih lanjut. Setelah itu,
bahan dikeringkan dengan cara meniriskan dan memberikan udara (Muchtadi, D.,
1996).
Kemudian dilakukan penyortiran yang
merupakan kegiatan memilih umbi kentang yang secara fisik dan fisiologis
mempunyai kondisi yang baik. Umbi kentang yang baik memiliki ciri yaitu bentuk
bulat atau oval, warna kulit kentang tergantung varietas misalnya varietas
Granola berwarna kuning, umbi kentang yang jelek memiliki ciri yaitu bentuk
tidak beraturan, warna kulit hijau, dan ada bercak-bercak hitam akibat serangan
hama dan penyakit.
Menurut
Peleg (1985) kriteria penyortiran berdasarkan pada warna, bentuk, berat,
kerusakan mekanis dan busuk, serta derajat kematangan.Selanjutnya dilakukan
pengkelasan yang dilakukan dengan mengelompokkan umbi kentang yang baik kedalam
beberapa kelas berdasarkan ukuran umbi.
Ø Pengemasan
Pengemasan adalah memasukkan dan
menyusun hasil panen kedalam suatu wadah atau tempat yang cocok dan baik
sehingga komoditi tersebut terlindungi dari kerusakan mekanis, fisiologis,
kimiawi, dan biologis.Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil terhadap
kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah dalam hal pengangkutan
dan perhitungan (Satuhu, 2004).
Menurut Rahardi (1993) kemasan yag
baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut: tidak toksik, dapat menjamin
sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk, dan berat harus
sesuai dengan bahan yang akan dikemas.Alat pengemas diharuskan bersih dan
terbuat dari bahan yang ringan.Pengemas harus berventilasi dan di bagian dasar
dan tepi diberi bahan yang mengurangi benturan selama pengangkutan.
Ø Penyimpanan
Tujuan utama penyimpanan adalah
mengendalikan laju transpirasi, respirasi, infeksi penyakit, dan mempertahankan
produk dalam bentuk yang paling berguna bagi konsumen (Pantastico et al.,
1986).Umbi kentang disimpan pada suhu 150C-250C dan
kelembaban 85%-95% selama 10 hari atau lebih untuk meningkatkan pembentukan
peridermis dan penyembuhan luka akibat panen.Setelah penyembuhan, suhu
penyimpanan diturunkan, besarnya penurunan suhu bergantung pada lamanya
penyimpanan.
Menurut
Sumoprastowo (2004) penyimpanan adalah upaya untuk memperpanjang ketersediaan
produk sehingga membantu memenuhi kebutuhan pemasaran, distribusi, dan
penggunaan.Penyimpanan yang baik seharusnya dirancang untuk mencegah menurunnya
kelembaban, terjadinya pembusukan, dan perkecambahan dini, serta menghilangkan
panas akibat respirasi.Selama penyimpanan, cahaya dihalangi untuk menghindari
terbentuknya klorofil pada kulit umbi yang dapat menyebabkan penghijauan umbi
sehingga terbentuk glikoalkaloid atau solanin yang beracun dan menyebabkan rasa
pahit.
Kondisi penyimpanan yang paling
ideal adalah ruangan yang dilengkapi pengaturan kelembaban dan suhu yang
tepat.Dalam berbagai tipe penyimpanan berskala besar yang modern, kentang
disimpan pada tumpukan yang besar atau didalam ruangan.Tumpukan tersebut bila
terlalu besar dapat mengganggu ventilasi dan menyebabkan rusaknya umbi yang
berada di lapisan bawah tumpukan.Sebagian besar produsen memiliki ruang
penyimpanan bersuhu rendah untuk memperpanjang umur simpan dan menyediakan
pasokan kentang secara terus menerus.Selama penyimpanan terdapat berbagai
gangguan, sebagian besar gangguan disebabkan oleh penanganan fisik yang keras
dimulai pada saat panen hingga penyimpanan.Penyakit timbul biasanya disebabkan
oleh adanya infeksi umbi sebelum disimpan. Dalam mengendalikan hama dan
penyakit biasanya dilakukan sanitasi penyimpanan.
Penyimpanan umbi kentang diletakkan
dalam rak-rak yang tersusun rapi, dimana ruangan tempat penyimpanan harus
dibersihkan dan disterilisasi terlebih dahulu agar terbebas dari
bakteri.Tempatpun harus yang tertutup dan berventilasi.
Ø Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan
pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa
dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.Hal tersebut
disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana
secara langsung berhubungan dengan konsumen.Maka kegiatan pemasaran dapat
diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan
pasar.Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan
pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.Sehingga dapat dikatakan bahwa
keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.
Menurut Stanton (2001), definisi
pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial.
Dari definisi tersebut di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan
rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan
keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses
pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran produsen harus dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari
konsumen.Produsen harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk
yang ditawarkan tersebut.Dengan demikian, maka segala aktivitas produsen,
harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan
untuk memperoleh laba.
Rantai Pemasaran Kentang
Gambar 3.1 Rantai Pemasaran Kentang
2.9 Hama dan Penyakit diGudang Penyimpanan
·
Hama Tikus
Hama
tikus dapat menyerang umbi kentang pada saat di gudang penyimpanan, menyebabkan
kerusakan terhadap hasil panen sehingga menurunkan kualitas dan mutu umbi
kentang.
·
Penyakit busuk umbi
Menimbulkan
infeksi serta menyebabkan akar dan umbi muda busuk, gejala yang ditimbulkan
sulit diketahui dikarenakan penyakit ini menyerang pada fase generatif.pengendalian
untuk menekan kerugian yaitu dengan cara penyortiran yang benar dan baik.
·
Penyakit layu Fusarium
Penyakit
ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui
luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Supaya
mendapatkan hasil umbi kentang yang bermutu dan berkualitas baik, pertama harus
memperhatikan penanganan pra panen pada tanaman kentang, kegiatan yang
dilakukan pada saat pra panen yaitu persiapan lahan, mengolah tanah, penyiapan
bibit yang berkualitas dan bermutu supaya dapat menghasilkan produksi yang
maksimal. Kegiatan ke dua yaitu menjelang panen dalam kegiatan ini dilakukan
pemeliharaan yang intensif dan pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan ke tiga
yaitu kegiatan pada saat panen, hal yang harus diperhatikan bagaimana kriteria
kentang yang siap di panen dan bagaimana cara pemanenan yang harus dilakukan.
Kegiatan ke empat yaitu penanganan pasca panen, dalam tahapan kegiatan ini
meliputi sortasi dan grading, pengemasan,
penyimpanan dan pemasaran.
Tahapan
ini harus dilakukan dengan baik, terstruktur dan sistematis agar mendapatkan
hasil yang optimal dan sesuai dengan harapan sehingga menekan kerugian ekonomi.
3.2
Saran
·
Harapan dari kelompok kami khususnya
kepada pemerintah bisa membantu memfasiltasi para penangkar benih baik dari
segi sarana maupun prasarana.
·
Harapan dari kelompok kami kepada petani
agar lebih memperhatikan pemakaian bibit yang unggul agar produksi kentang
tinggi, melakukan pemeliharaan yang intensif dan memperhatikan kualitas hasil
panen yang berkualitas agar harga penjualan tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2010. Budidaya Kentang. www.iptek.net.id .Diakses pada 30 Mei 2014
Anonym. 2007. Budidaya Kentang. http://blogspot.com.
Diakses pada 30 Mei 2014
Samadi,
Budi. 1997. Usaha Tani Kentang. Kanisius:Yogyakarta.
Anonym.2012.
Budidaya Tanaman Kentang dan Cara Menanam Kentang. http://blogspot.com. Diakses
pada tanggal 30 Mei 2014
Anonym. 2011. Makalah Cara Menanam
Kentang Terlengkap. http://blogspot. com. Diakses pada tanggal 30 Mei 2013.
Anonym. 2007. Budidaya Kentang.
http://blogspot.com. Diakses pada tanggal 22 September 2013 pukul 20.03 WIB.
Bonus
Trubus. 1998. Analisis Komoditas Kebal Resesi. Kanisius:Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar