Jumat, 17 Juni 2016

Budidaya dan teknis pengelolaan pra panen sampai pasca panen pada tanaman kentang (Solanum tuberrasum L.)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup pada sektor pertanian.Saat ini sektor pertanian sangat prospektif untuk dikembangkan karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah serta adanya penerapan teknologi dan pemasaran dalam mendukung pengembangan usaha pertanian.
Sektor pertanian yang memegang peranan penting dan perlu dikembangkan adalah hortikultura khususnya tanaman sayuran yaitu kentang.Kentang (Solanum tuberrasum L.) merupakan komoditas sayuran yang memiliki peran penting dalam menunjang ketahanan pangan maupun sebagai usaha dalam bidang pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tanaman hortikultura ini dikonsumsi pada bagian umbi dan di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran umbi.Kentang banyak mengandung karbohidrat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan kentang dikenal sebagai bahan pangan yang dapat mensubstitusi bahan pangan lainyang berasal dari beras, jagungdan gandum.Maka dari itu kentang merupakan salah satu tanaman yang paling efisien dalam mengkonversikan sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal menjadi bahan pangan berkualitas tinggi dibandingkan jenis umbi-umbian lainnya.
Kentang sangat digemari hampir semua orang.Bahkan di beberapa daerah, ada yang menjadikannya makanan pokok. Selain itu, kentang juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C dan sejumlah vitamin A. Kentang juga merupakan sayuran dengan sumber karbohidrat yang penting. Dewasa ini telah banyak ditemukan konsep pengolahan bahan makanan berbahan dasar kentang yang dikembangkan oleh berbagai kalangan industri, mulai dari industri restoran siap saji hingga industri rumah tangga yaitu diolah menjadi berbagai hasil industri makanan jadi atau setengah jadi.
Meskipun kentang bukan bahan makanan pokok bagi rakyat Indonesia, tetapi konsumennya cenderung meningkat dari tahun ke tahun karena jumlah produk makin bertambah, taraf hidup masyarakat meningkat, dan wisatawan asing yang tinggal di Indonesia meningkat. Pembangunan pabrik atau industri pengolahan hasil pertanian menyebabkan permintaan kentang untuk bahan olahan industri makin meningkat dari tahun ke tahun.
Produktivitas kentang di Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan produktivitas kentang di negara-negara maju. Rendahnya produktivitas kentang di Indonesia disebabkan oleh:
·        Rendahnya mutu benih yang digunakan oleh petani; Pengetahuan kultur teknis kentang masih kurang.
·        Menanam kentang secara terus-menerus.
·        Kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit.
·        Umur panen yang kurang tepat.
·        Penyimpanan yang kurang baik.
·        Permodalan petani yang terbatas.
Peningkatan produktivitas kentang ini diperlukan untuk menghasilkan kentang yang berkualitas untuk digunakan selanjutnya baik itu sebagai konsumsi langsung ataupun olahan lainnya.
Umbi kentang yang telah dipanen sering kali mengalami kerusakan akibat pengangkutan hasil produk dari lapangan atau penanganan pasca panen yang kurang tepat sehingga tidak sedikit hasil panen terbuang sia-sia.Padahal hasil panen menentukan hasil olahan pula.

1.2  Identifikasi Masalah
·         Bagaimana kriteria lahan yang cocok untuk tanaman Kentang (Solanum tuberrasum L.)?
·         Apa saja macam-macam kentang (Solanum tuberrasum L.) dan bagaimana ciri-cirinya?
·         Bagaimana kriteria kentang (Solanum tuberrasum L.) yang siap di panen dan proses pemanenannya?
·         Apa saja kegiatan pasca panen kentang (Solanum tuberrasum L.) ?

1.3  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini:
·         Mengetahui kriteria lahan yang cocok untuk tanaman Kentang (Solanum tuberrasum L.).
·         Mengetahui macam-macam kentang (Solanum tuberrasum L.) dan bagaimana ciri-cirinya.
·         Mengetahui kriteria kentang (Solanum tuberrasum L.) yang siap di panen dan proses pemanenannya.
·         Mengetahuikegiatan pasca panen kentang (Solanum tuberrasum L.).



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Kentang(Solanum tuberrasum L.)
            Kentang (Solanum tuberrasum L.)sudah lama dikenal dan ditanam di berbagai negara.Menurut literatur, tanaman kentang berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Di Indonesia, kentang pertama kali ditemukan pada tahun 1794 di daerah Cisarua, Cimahi (Bandung). Jenis kentang yang ditanam di Cisarua diduga berasal dari Amerika Serikat, yang dibawa oleh orang-orang Eropa.Varietas kentang yang pertama kali didatangkan ke Indonesia adalah Eigenheimer. Pada tahun 1811 kentang sudah ditanam secara luas di berbagai daerah, terutama di pegunungan (dataran tinggi) Pacet, Lembang, Pangalengan (Jawa Barat), Wonosobo, Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu, Tengger (Jawa Timur), Aceh, Tanah Karo, Padang, Bengkulu, Sumatra Selatan, Minahasa, Bali, Flores.
            Dalam perkembangan selanjutnya, luas areal tanaman kentang di Indonesia cenderung terus bertambah. Pada tahun 1969 areal kentang nasional seluas 14.770 hektar, tahun 1981 menjadi 30.278 hektar, dan tahun 1991 mencapai 39.620 hektar. Data hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS,1991) menunjukka bahwa areal pertanaman kentang terbesar di 22 provinsi, kecuali provinsi Riau, DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
            Meskipun luas areal dan produksi kentang nasional terus meningkat, rata-rata hasil per hektar masih rendah. Hasil rata-rata per hektar kentang di Indonesia pada tahun 1985 adalah 11,5 ton, kemudian mencapai 12,0 ton (1986), 11,5 ton (1987), 10,7 ton (1988), 13,0 ton (1989) dan 13,3 ton (1991). Potensi hasil kentang pada skala penelitian di Balai Penelitian Sayuran (Balitsa) ataupun di tingkat petani dengan pemeliharaan intensif dapat mencapai 20 ton/ha – 30 ton/ha.

2.2  Klasifikasi
Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Tubiflorae
Famili              : Solanaceae
Genus              : Solanum
Spesies            : Solanum tuberosum L.

2.3  Morfologi
            Kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek, dan berbentuk perdu atau semak.Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi, setelah itu mati.
Bagian-bagian atau organ-organ penting tanaman kentang adalah sebagai berikut:
1.      Daun
            Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun dan letak daun berselang-seling mengelilingi tanaman.Daun berbentuk oval sampai oval agak bulat dengan ujung meruncing dan tulang-tulang daun menyirip seperti duri ikan.Warna daun hijau muda sampai hijau tua hingga kelabu.Ukuran daun sedang dengan tangkai tidak panjang.
2.      Batang
            Batang tanaman kentang berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung pada varietasnya. Batang tanaman tidak berkayu, namun agak keras apabila dipijat.Batang kentang umumnya lemah sehingga mudah roboh bila kena angin kencang.Warna batang umumnya hijau tua dengan pigmen ungu.Batang tanaman bercabang-cabang dan setiap cabang ditumbuhi oleh daun-daun yang rimbun.Permukaan batang halus, pada ruas batang tempat tumbuhnya cabang mengalami penebalan. Diameter batang kecil dengan panjang mancapai 1,2 meter.
3.      Akar
            Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut.Akar tunggang dapat menebus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar serabutnya umumnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah dangkal.Akar tanaman berwarna keputih-putihan dan halus berukuran sangat kecil. Di antara akar-akar tersebut ada yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon), yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang.
4.      Bunga
            Tanaman kentang ada yang berbunga dan ada yang tidak, tergantung pada varietasnya.Warna bunga bervariasi, yakni kuning atau ungu.Kentang varietas dasiree berbunga ungu.Pada varietas cipanas, segunung dan cosima, bunga atau benang sari berwarna kuning, putiknya putih.Pada tanaman kentang yang berbunga, bunga tumbuh dari ketiak daun teratas.Jumlah tandan bunga juga bervariasi sedikit sampai banyak.Kentang varietas cosima memiliki tandan bunga sampai 11 buah, sedangkan varietas cipanas 7 buah.Bunga kentang berjenis kelamin dua. Bunga kentang yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji. Buah berbentuk buni dan didalamnya berisi banyak biji.
5.      Umbi
            Umbi terbentuk dari cabang sampai di antara akar-akar. Proses pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang dari rhizome atau stolon yang diikuti pembesaran sehingga rhizome membengkak. Umbi berfungsi menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.Ukuran, bentuk, dan warna umbi kentang bermacam-macam, tergantung pada varietasnya.Ukuran umbi bervariasi besar dan kecil.Bentuk umbi ada yang bulat, oval, agak bulat (bulat lonjong), dan bulat panjang.Umbi kentang dapat berwarna kuning, putih, dan merah.
  
2.4  Syarat Pertumbuhan Tanaman Kentang
Menurut Bambang cahyono, 1996 menyatakan Tanaman kentang akan tumbuh baik dan dapat memberikan hasil yang tinggi (jumlah ton/ha) apabila ditanam di tempat yang keadaan lingkungannya sesuai dengan syarat tumbuhnya. Adapun kesesuaian dari masing-masing keadaan lingkungan tersebut dapat diterangkan sebagai berikut dibawah ini:
Ø  Letak Geografis Tanah/Ketinggian Tempat.
            Tanaman kentang umumnya dapat tumbuh baik bila ditanam di dataran tinggi (1.500 – 3.000 m dpl).Namun sebagai pengecualian, tanaman kentang ada yang tumbuh baik pada ketinggian 500 m dpl.seperti di daerah Maja, dan tumbuh pada ketinggian 800 m dpl, seperti di daerah Temanggung, Kedu. Keadaan ketinggian tempat juga berhubungan erat dengan keadaan iklim setempat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, seperti keadaan suhu udara, keadaan curah hujan, keadaan kelembaban udara, dan keadaan penyinaran cahaya matahari.
Semakin tinggi letak geografis tanah, maka keadaan suhu udara akan semakin turun dengan laju penurunan sebesar 0,5˚C setiap kenaikan 100 meter dari permukaan laut. Sedangkan intensitas cahaya matahari dan kelembaban udaranya semakin tinggi. Demikian pula keadaan curah hujan akan semakin tinggi (Bambang cahyono, 1996).
Ø  Keadaan Topografi Tanah
            Keadaan topografi tanah atau derajat kemiringannya juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap budidaya tanaman kentang, terutama berpengaruh terhadap besarnya biaya eksploitasi atau biaya pembukaan tanahnya. Biaya yang diperlukan untuk pembukaan tanah pada daerah yang topografinya miring akan lebih besar dibanding dengan pembukaan tanah ataupun penanaman yang dilakukan pada daerah yang keadaan topografinya datar. Sebab, daerah yang topografinya miring maka untuk pembudidayaannya harus dibuat teras-teras dan tanggul-tanggul agar tidak terjadi erosi yang dapat menghanyutkan unsur-unsur hara dan merusak tanaman akibat longsornya tanah.
            Menghemat biaya eksploitasi atau pembukaan tanah, maka sebaiknya dipilih lokasi yang keadaan topografi tanahnya datar.Dengan demikian tidak perlu membuat teras-teras ataupun tanggul-tanggul.Akan tetapi, apabila keadaannya memaksa harus menggunakan tanah yang miring, hendaknya harus memperhitungkan derajat kemiringan tanahnya.Pembudidayaan tanaman ditanah yang miring, derajat kemiringan tanah harus dibawah 30%.Sebab, derajat kemiringan tanah diatas 30% sudah merupakan faktor penghambat untuk budidaya tanaman sehingga sudah tidak menguntungkan lagi (Bambang cahyono, 1996).
Ø  Keadaan Fisika, Kimia, dan Biologis Tanah
            Tanaman kentang dapat tumbuh baik pada segala jenis tanah, akan tetapi pertumbuhan yang paling baik dan subur adalah pada tanah vulkanis dengan kandungan pasir sedikit. Pada tanah yang demikian itu tanaman akan menghasilkan kualitas kentang yang baik. Sedangkan struktur tanah yang sesuai adalah yang berstruktur gembur, tanah banyak mengandung bahan organik atau humus, subur, tanah mudah mengikat air (porous), dan memiliki drainase yang baik. Keadaan tanah yang padat dan tidak porous dapat menghambat pertumbuhan umbi, sehingga umbi yang akan dihasilkan kecil-kecil. Disamping itu, juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
            Sifat fisika tanah yang baik akan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil panen, karena sifat fisika tanah berpengaruh nyata terhadap peredaran oksigen dan ketersediaan oksigen di dalam tanah yang sangat diperlukan untuk pernafasan akar dan jasad-jasad renik tanah dalam membantu menguraikan bahan-bahan organik menjadi bahan yang tersedia bagi tanaman. Sifat fisika tanah yang baik juga dapat meningkatkan pembuangan air (drainase) sehingga dapat mencegah penggenangan air. Pada struktur tanah yang gembur dapat memudahkan akar tanaman menembus tanah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perakaran, pertumbuhan tanaman dan pertumbuhan umbi.
            Sifat fisika tanah yang baik dapat mencegah erosi, yang berarti dapat mencegah pula hilangnya unsur-unsur hara tanah.Keadaan kimia tanah atau keasaman yang sesuai untuk pertumbuhannya adalah tanah yang memiliki derajat keasaman (pH) sekitar 5 – 6,5. Jika tanah yang akan ditanami keasamannya tinggi, yaitu nilai pHnya rendah maka keasaman tanah perlu diturunkan dengan menaikkan nilai pH tanah melalui pengapuran. Sedangkan apabila nilai pHnya tinggi diatas 6,5 maka perlu diturunkan dengan memberikan belerang pada tanah.
            Derajat keasaman tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, terutama pada tahap awal pertumbuhan dan terhadap perkembangan umbi setelah umbi terbentuk.Keadaan derajat keasaman juga berpengaruh terhadap ketersediaan zat-zat hara dan aktivitas jasad renik tanah dalam penguraian bahan organik.Pada keadaan tanah yang sangat asam (nilai pH kurang dari 4) atau sangat basa (nilai pH lebih dari 9) sudah merupakan racun bagi tanaman.Keadaan biologis tanah atau keberadaan organisme tanah berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah karena berfungsi sebagai pengurai bahan-bahan organik tanah menjadi bahan yang tersedia bagi tanaman.Keberadaan organisme tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan sifat fisika tanah dan keasaman tanah (Bambang cahyono, 1996).
Ø  Keadaan Suhu dan Kelembaban
            Keadaan suhu udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman adalah berkisar antara15˚C – 20˚C dengan kelembaban udara antara 80% – 90%.Suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan pembentukan umbi berkurang sehingga menurunkan produksi, hal ini disebabkan karena aktivitas metabolisme tanaman menurun.Demikian pula kelembaban udara yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan karena penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan (Bambang cahyono, 1996).
Ø  Keadaan Curah Hujan.
            Daerah dengan curah hujan 1.200 – 1500 mm/tahun merupakan daerah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kentang.Curah hujan yang terlalu tinggi (banyak hujan) tanaman menjadi peka terhadap serangan penyakit busuk batang atau akar.Disamping itu, mutu umbi yang dihasilkan jelek, yakni umbinya kecil-kecil, kulit umbi tipis dan mudah mengelupas.Dengan demikian produksinya menjadi rendah (Bambang cahyono, 1996).
Ø  Faktor Penyinaran Matahari
            Penyinaran cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis. Lamanya penyinaran cahaya matahari berpengaruh terhadap waktu (kapan) umbi terbentuk dan lamanya proses perkembangan berlangsung. Kisaran lamanya penyinaran cahaya matahari bervariasi antara 10 – 16 jam per hari, tergantung varietasnya.Namun, faktor cahaya yang penting berpengaruh terhadap pembentukan umbi adalah intensitas cahaya.
Tanaman kentang memerlukan intensitas cahaya yang besar. Semakin besar intensitas cahaya yang dapat ditangkap atau diterima akan mempercepat pembentukan umbi dan waktu pembungaan. Intensitas cahaya matahari yang lemah akibat keadaan cuaca yang buruk atau karena tertutup pepohonan disekitar tanaman dapat menyebabkan tanaman tumbuh memanjang, kurus, lemah, dan pucat. Akibatnya proses pembentukan umbi terhambat (Bambang cahyono, 1996).
Ø  Keadaan Angin.
            Angin yang kencang dan berkelanjutan secara langsung dapat merusak tanaman, seperti robohnya tanaman, patahnya ranting-ranting dan lain-lain.Sedangkan pengaruhnya secara tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman adalah angin berpengaruh terhadap kondisi tanah, yakni angin yang kencang dapat mempercepat penguapan air tanah sehingga menyebabkan tanah cepat mengering dan mengeras.Keadaan ini dapat mempengaruhi jumlah keseimbangan antara udara dan air di dalam tanah tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman. Dengan demikian tanaman akan terganggu pertumbuhannya dan keadaan tanah yang mengeras dapat menghambat pertumbuhan umbi (Bambang cahyono, 1996).

2.5  Komposisi kimia dan zat gizi
Kentang mengandung vitamin dan mineral, serta bermacam-macam phytochemical, seperti karotenoid dan polifenol. Kentang  ukuran sedang 150 g (5.3 oz) kentang dengan kulit memberikan 27 mg vitamin C (45% dari Nilai Harian), 620 mg potasium (18% ), 0,2 mg vitamin B6 (10% ) dan melacak jumlah thiamin, riboflavin, folat, niacin, magnesium, fosfor, besi, dan seng. Isi serat kentang dengan kulit (2 g) adalah setara dengan banyak roti gandum, pasta, dan sereal.
Kentang terkenal karena kandungan karbohidratnya (sekitar 26 gram dalam kentang medium).Bentuk dominan dari karbohidrat ini adalah pati.Sebagian kecil tapi signifikan pati ini adalah tahan terhadap pencernaan oleh enzim dalam lambung dan usus kecil, sehingga mencapai usus besar dasarnya utuh.
Nilai Kandungan gizi Kentang  per 100 g
Kandungan gizi
Nilai Rata-rata
Energi
321 kJ
Karbohidrat
19 g
Pati
15 g
Diet serat
2.2 g
Lemak
0,1 g
Protein
2 g
Air
75 g
Thiamine (B1 Vit.)
0,08 mg
Riboflavin (Vit. B2)
0.03 mg
Niacin (Vit. B3)
1,1 mg
Vitamin B6
0,25 mg
Vitamin C
20 mg
Kalsium
12 mg
Besi
1,8 mg
Magnesium
23 mg
Fosfor
57 mg
Kalium
421 mg
Sodium
6        mg
Tabel 2.1.Kandungan gizi Kentang


2.6  Macam-macam varietas kentang yang beredar di Indonesia
A. Kentang Kuning
·         Granola
            Jenis ini merupakan varietas unggul, karena produktivitasnya bisa mencapai 30 – 35 ton per hektar.Granola juga tahan terhadap penyakit kentang pada umumnya. Bila varietas lain kerusakan akibat penyakit bisa 30%, granola hanya 10%. Umur panen normal adalah 90 hari, meskipun 80 hari sudah bisa dipanen. Warna kulit dan daging umbi kuning dan bentuknya relatif lonjong alias oval
·         Cipanas
            Merupakan varietas hasil persilangan Thung 1510 dengan Desiree.Kulit umbi dan daging umbi berwarna kuning.Mampu berproduksi sampai 34 ton per hektar.Namun, varietas ini agak peka terhadap Nematoda Meloidogyne Sp dan serangan layu bakteri Pseudomonas Solanacearum.Namun tahan terhadap penyakit busuk oleh cendawan Phytophthora infestans (late blight, hawar daun).Umur panen 95 – 105 hari jadi lebih lama dibandingkan granola.
·         Cosima
            Varietas ini introduksi dari Jerman, agak tahan terhadap penyakit Phytophthora infestans dan layu bakteri Pseudomonas Solanacearum, sedikit peka terhadap virus daun  penggulung. Serta cukup tahan terhadap Nematoda Meloidogyne Sp. Di Pengalengan dan Lembang (Jawa Barat) Cosima lebih tahan hujan dibandingkan dengan Catella.Umur panennya 101 hari.Daya hasilnya antara 15 – 25 ton.Umbinya agak berpipih, kurang seragam, mata agak dalam, umbinya enak dan pulen, tetapi kurang baik untuk digoreng.
·         Segunung
            Merupakan varietas hasil persilangan kentang Thung 151 C dan Desiree.Umbi berbentuk bulat lonjong.Kulit dan daging umbi kuning.Potensi hasilnya bisa mencapai 25 ton / hektar.Sangat baik ditanam di daerah berdataran tinggi.Tanaman cukup tahan terhadap penyakitbusuk daun atau nawar daun atau late blight.
·         Thung
            Umbi berbentuk bulat gepeng.Kulitnya berwarna kuning.Dagingnya putih kekuning-kuningan. Bobot rata-rata 55,5 gram dan mempunyai keseragaman umbi. Tanaman peka terhadap penyakit dan hama.
·         Catella
            Termasuk kentang yang umurnya genjah (pendek).Seperti granola dimana umur 100 hari sudah bisa di panen.Umbinya bulat, daging umbi kuning.Kandungan patinya sedang.Namun, tanaman ini tidak tahan penyakit busuk daun.
·         Agria
            Kentang introduksi dari Belanda.Umbinya besar seperti umbi ketelah rambat.Kuning umbi kuning, daging umbi kuning tua.Tanaman tahan penyakit virus PUY, penyakit busuk daun dan umbi juga tanam serangan nematoda serta keropeng.Varietas agria direkomentasikan sebagai varietas yang cocok untuk keripik dan kentang goreng.

B. Kentang Putih
·         Marita
            Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam dan bobot tanaman ratanya 43,3gram. Varietas yang ditanam di Lembang dan Cianjur cukup tanam penyakit.Umbinya terasa enak dan warna daging umbi putih kekuning-kuningan.
·         Diamant
            Produktivitasnya tergolong tinggi.Bentuk umbi oval sampai oval memanjang.Kulit umbi berwarna putih, daging umbi putih kekuning-kuningan.Tanaman tahan penyakit busuk daun.Kulit umbi dan penyakit virus A. Selain itu, tahan juga terhadap nematoda biotipe A.

2.7  Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman.Pada varietas kentang genjah umur panennya sekitar 2 bulan, kentang sedang umur panennya sekitar 3 bulan, dan kentang dalam umur panen sekitar 4 bulan.Hasilnya beragam tergantung kultivar, wilayah produksi, dan kondisi pemasaran.Hasil yang tinggi biasanya dicapai oleh kultivar umur dalam dan musim tanam yang panjang.Panen dilakukan sebelum terjadi senescence daun atau kematian akibat bunga es dan umbi belum berkembang penuh.
Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit, batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
            Ada berbagai macam cara memanen kentang mulai dari yang paling sederhana sampai yang modern. Panen kentang yang sederhana dengan menggali umbi dengan tangan dan menempatkannya dalam wadah kecil.Panen kentang yang modern menggunakan peralatan untuk memisahkan umbi dari tanah dan menempatkannya dalam wadah pengumpul atau truk.Mekanisasi dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan digunakan pada skala produksi yang besar.
            Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah dengan cara mencangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati-hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh.Serta hindari kerusakan mekanis waktu panen.Sedangkan untuk tanaman yang akan dipanen menggunakan mesin, pada bagian atasnya harus dihancurkan dengan mesin pemotong tajuk atau dengan bahan kimia pengering daun. Kegiatan ini dilakukan saat satu atau dua minggu sebelum panen.Penghancuran daun cenderung memperkuat jaringan peridermis umbi yang belum matang sehingga meningkatkan ketahanannya terhadap kemungkinan kerusakan sebelum panen (Rahardi, 1993).
            Kentang yang dipanen ketika masih muda mempunyai kulit yang tipis, mudah sobek, kandungan airnya tinggi dan kandungan tepungnya rendah.Sebaliknya, kentang yang dipanen setelah cukup tua mempunyai kulit yang tebal, tidak mudah sobek, kandungan tepungnya tinggi, dan tahan lama bila disimpan.Mutu sayuran setelah dipanen tidak dapat ditingkatkan, hanya dapat dipertahankan.Mutu yang baik dapat diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kedewasaan yang cukup (Muchtadi, D., 1996).

2.8  Pasca Panen
Ø Sortasi dan Grading
            Sebelum mengalami sortasi dan grading terlebih dahulu dilakukan proses pencucian di air yang mengalir serta dapat juga umbi kentang yang telah dipanen, dibersihkan dengan caradimasukan kedalam bak air.
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran, residu pestisida, dan sumber-sumber kontaminasi.Biasanya ditambahkan suatu bahan kimia yaitu klorin kedalam air pencucian yang bertujuan untuk mengendalikan mikroorganisme.Klorin efektif bila larutan dijaga pada pH netral. Perlakuan klorin dengan konsentrasi 100-150 ppm dapat membantu mengendalikan patogen selama proses lebih lanjut. Setelah itu, bahan dikeringkan dengan cara meniriskan dan memberikan udara (Muchtadi, D., 1996).
            Kemudian dilakukan penyortiran yang merupakan kegiatan memilih umbi kentang yang secara fisik dan fisiologis mempunyai kondisi yang baik. Umbi kentang yang baik memiliki ciri yaitu bentuk bulat atau oval, warna kulit kentang tergantung varietas misalnya varietas Granola berwarna kuning, umbi kentang yang jelek memiliki ciri yaitu bentuk tidak beraturan, warna kulit hijau, dan ada bercak-bercak hitam akibat serangan hama dan penyakit.
Menurut Peleg (1985) kriteria penyortiran berdasarkan pada warna, bentuk, berat, kerusakan mekanis dan busuk, serta derajat kematangan.Selanjutnya dilakukan pengkelasan yang dilakukan dengan mengelompokkan umbi kentang yang baik kedalam beberapa kelas berdasarkan ukuran umbi.
Ø Pengemasan
            Pengemasan adalah memasukkan dan menyusun hasil panen kedalam suatu wadah atau tempat yang cocok dan baik sehingga komoditi tersebut terlindungi dari kerusakan mekanis, fisiologis, kimiawi, dan biologis.Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah dalam hal pengangkutan dan perhitungan (Satuhu, 2004).
            Menurut Rahardi (1993) kemasan yag baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut: tidak toksik, dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk, dan berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas.Alat pengemas diharuskan bersih dan terbuat dari bahan yang ringan.Pengemas harus berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan yang mengurangi benturan selama pengangkutan.
Ø Penyimpanan
            Tujuan utama penyimpanan adalah mengendalikan laju transpirasi, respirasi, infeksi penyakit, dan mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna bagi konsumen (Pantastico et al., 1986).Umbi kentang disimpan pada suhu 150C-250C dan kelembaban 85%-95% selama 10 hari atau lebih untuk meningkatkan pembentukan peridermis dan penyembuhan luka akibat panen.Setelah penyembuhan, suhu penyimpanan diturunkan, besarnya penurunan suhu bergantung pada lamanya penyimpanan.
Menurut Sumoprastowo (2004) penyimpanan adalah upaya untuk memperpanjang ketersediaan produk sehingga membantu memenuhi kebutuhan pemasaran, distribusi, dan penggunaan.Penyimpanan yang baik seharusnya dirancang untuk mencegah menurunnya kelembaban, terjadinya pembusukan, dan perkecambahan dini, serta menghilangkan panas akibat respirasi.Selama penyimpanan, cahaya dihalangi untuk menghindari terbentuknya klorofil pada kulit umbi yang dapat menyebabkan penghijauan umbi sehingga terbentuk glikoalkaloid atau solanin yang beracun dan menyebabkan rasa pahit.
            Kondisi penyimpanan yang paling ideal adalah ruangan yang dilengkapi pengaturan kelembaban dan suhu yang tepat.Dalam berbagai tipe penyimpanan berskala besar yang modern, kentang disimpan pada tumpukan yang besar atau didalam ruangan.Tumpukan tersebut bila terlalu besar dapat mengganggu ventilasi dan menyebabkan rusaknya umbi yang berada di lapisan bawah tumpukan.Sebagian besar produsen memiliki ruang penyimpanan bersuhu rendah untuk memperpanjang umur simpan dan menyediakan pasokan kentang secara terus menerus.Selama penyimpanan terdapat berbagai gangguan, sebagian besar gangguan disebabkan oleh penanganan fisik yang keras dimulai pada saat panen hingga penyimpanan.Penyakit timbul biasanya disebabkan oleh adanya infeksi umbi sebelum disimpan. Dalam mengendalikan hama dan penyakit biasanya dilakukan sanitasi penyimpanan.
            Penyimpanan umbi kentang diletakkan dalam rak-rak yang tersusun rapi, dimana ruangan tempat penyimpanan harus dibersihkan dan disterilisasi terlebih dahulu agar terbebas dari bakteri.Tempatpun harus yang tertutup dan berventilasi.
Ø Pemasaran
            Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen.Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.
            Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
            Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran produsen harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen.Produsen harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut.Dengan demikian, maka segala aktivitas produsen, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba.
Rantai Pemasaran Kentang


Gambar 3.1 Rantai Pemasaran Kentang

2.9  Hama dan Penyakit diGudang Penyimpanan
·         Hama Tikus
Hama tikus dapat menyerang umbi kentang pada saat di gudang penyimpanan, menyebabkan kerusakan terhadap hasil panen sehingga menurunkan kualitas dan mutu umbi kentang.
·         Penyakit busuk umbi
Menimbulkan infeksi serta menyebabkan akar dan umbi muda busuk, gejala yang ditimbulkan sulit diketahui dikarenakan penyakit ini menyerang pada fase generatif.pengendalian untuk menekan kerugian yaitu dengan cara penyortiran yang benar dan baik.
·         Penyakit layu Fusarium
Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Supaya mendapatkan hasil umbi kentang yang bermutu dan berkualitas baik, pertama harus memperhatikan penanganan pra panen pada tanaman kentang, kegiatan yang dilakukan pada saat pra panen yaitu persiapan lahan, mengolah tanah, penyiapan bibit yang berkualitas dan bermutu supaya dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Kegiatan ke dua yaitu menjelang panen dalam kegiatan ini dilakukan pemeliharaan yang intensif dan pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan ke tiga yaitu kegiatan pada saat panen, hal yang harus diperhatikan bagaimana kriteria kentang yang siap di panen dan bagaimana cara pemanenan yang harus dilakukan. Kegiatan ke empat yaitu penanganan pasca panen, dalam tahapan kegiatan ini meliputi sortasi dan grading, pengemasan, penyimpanan dan pemasaran.
Tahapan ini harus dilakukan dengan baik, terstruktur dan sistematis agar mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai dengan harapan sehingga menekan kerugian ekonomi.

3.2 Saran
·         Harapan dari kelompok kami khususnya kepada pemerintah bisa membantu memfasiltasi para penangkar benih baik dari segi sarana maupun prasarana.
·         Harapan dari kelompok kami kepada petani agar lebih memperhatikan pemakaian bibit yang unggul agar produksi kentang tinggi, melakukan pemeliharaan yang intensif dan memperhatikan kualitas hasil panen yang berkualitas agar harga penjualan tinggi.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Budidaya Kentang. www.iptek.net.id .Diakses pada 30 Mei 2014
Anonym. 2007. Budidaya Kentang. http://blogspot.com. Diakses pada 30 Mei 2014
Samadi, Budi. 1997. Usaha Tani Kentang. Kanisius:Yogyakarta.
Anonym.2012. Budidaya Tanaman Kentang dan Cara Menanam Kentang. http://blogspot.com. Diakses pada tanggal 30 Mei 2014
Anonym. 2011. Makalah Cara Menanam Kentang Terlengkap. http://blogspot. com. Diakses pada tanggal 30 Mei 2013.
Anonym. 2007. Budidaya Kentang. http://blogspot.com. Diakses pada tanggal 22 September 2013 pukul 20.03 WIB.

Bonus Trubus. 1998. Analisis Komoditas Kebal Resesi. Kanisius:Yogyakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar