Tanaman
Kacang hijau ( Vigna radiata L )
Merupakan salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang masih berfamili
dengan leguminasae yaitu kacang tanah
atau kacang-kacangan lainnya. Tanaman ini sudah banyak di kenal masyarakat
indonesia yang menyebar luas keberbagai daerah terpencil. Tanaman ini diduga
berasal dari kawasan india.
Tanaman
semusim didefinisikan sebagai tanaman yang menyelesaikan satu siklus hidupnya
dalam satu musim tanam. Hasil komoditas tanaman semusim pada umumnya merupakan
kebutuhan pangan pokok bagi masyarakat, seperti padi, jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, dan shorgum.padi merupakan makanan poko terutama bagi
penduduk Indonesia, sedangkan jagung dan shorgum merupakan sumber karbohidrat
selain padi. Komoditas kacang-kacangan pada umumnya merupakan sumber protein
nabati.
Satu-satunya
cara untuk memperoleh komoditas bahan-bahan pangan tersebut adalah melalui
usaha budidaya tanaman atau produksi tanaman (crop production). Sampai saat ini
belum ditemukan metode lain untuk tujuan tersebtu. Oleh karena itu,
teknik-teknik budidaya tanaman khususnya tanaman semusim wajib dikuasai terutama
oleh pelaku-pelaku bidang pertanian termasuk di dalamnya mahasiswa fakultas
pertanian.
Kacang
hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang banyak dimakan rakyat
Indonesia. Tanaman ini selain banyak mengandung zat-zat gizi juga bermanfaat untuk
proses pengobatan. Secara agronomis dan ekonomis, tanaman kacang hijau memiliki
kelebihan dibanding tanaman kacang-kacangan lainnya. Meskipun tanaman kacang
hijau memiliki banyak manfaat, namun tanaman ini masih kurang mendapatkan
perhatian petani untuk dibudidayakan. Permintaan pasar terhadap kacang hijau
terus mengalami peningkatan sedangkan produksi di dalam negeri masih rendah.
Sebagian besar kebutuhan kacang hijau domestik untuk pakan atau industri pakan
dan sebagian lainnya untuk pangan, dan kebutuhan industri lainnya. Selain untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksi kacang hijau nasional juga berpeluang
besar untuk memasok sebagian pasar kacang hijau dunia.
Tabel
1. Kandungan Gizi dalam Kacang Hijau
Kandungan Gizi
|
Kacang Hijau
|
Kalori (kal)
|
323
|
Protein
(g)
|
22
|
Lemak
(g)
|
1,5
|
Karbohidrat
(g)
|
56,8
|
Kalsium
(mg)
|
223
|
Zat besi
(mg)
|
7,5
|
Fosfor
(mg)
|
319
|
Vitamin
A (SI)
|
157
|
Vitamin
B1 (mg)
|
0,46
|
Vitamin
C ( mg)
|
10
|
Air (g)
|
15,5
|
·
Kingdom :
Plantae
·
Divisi :
Spermatophyta
·
Kelas :
magnoliophyta
·
Ordo :
Rosales
·
Famili :
leguminasae
·
Genus :
vigna
·
Spesies :
Vigna radiata L
2.2 Morfologi Kacang hijau
a.
Batang
Tanaman
kacang hijau memiliki batang berbatang tegak dengan tinggi mencapai 53 cm.
Cabang menyamping pada batang utama, berbentuk bulat dan berbulu. Memiliki
warna batang dan cabang hijau dan bila sudah tua batang berubah menjadi
kecoklatan.
b.
Daun
Tanaman
kacang hijau memiliki daun tiga helai dan memiliki letak berseling, tangkai
daun yang cukup panjang. Tanaman ini memiliki daun berwarna hijau dan
kekuningan jika sudah layu atau mau gugur.
c.
Bunga
Tanaman
kacang hijau memiliki bunga berwarna kuning yang akan muncul 28 – 33 hari,
tersusun, dalam tandan, dan muncul pada batang. Pada tanaman ini terjadinya
bunga terjadinya penyerbukaan sendiri.
d.
Polong atau kacang
Tanaman
kacang hijau memiliki polong berbentuk selindris dengan panjang 6-15 cm dan biasanya berbulu
pendek. Pada waktu mudah warna polong berwarna hijau, namun jika suda tua
berwarna kehitaman atau coklat. Satu plog berisi 10-15 biji.
e.
Biji
Tanaman
kacang hijau memiliki kacang lebih kecil di banding dengan kacang lainnya.
Warna kacang hijau kebanyakan berwarna hijau atau hijau mengkilat.dan ada juga
berearna kuning, coklat dan hitam.
2.3 Pedoman Budidaya
Dalam
penanaman juga kita melihat terhada yakni:
a.
Benih.
·
Benih berasal dari tanaman sehat, bebas
hama dan penyakit, kualitas bijinya baik dan mempunyai kemurnian tinggi
sehingga dapat berkecambah cepat dan merata.
·
Dipanen tepat pada waktunya ( sudah
cukup tua ) , polong tidak pecah, pengolahan basil dan pengupasan benih
dilakukan dengan baik.
·
Mempunyai hasil tinggi dan berumur
genjah.
Tabel
2. Jenis varietas tanaman kacang hijau
b.
Pengolahan Tanah
Pada
lahan bekas padi (Sawah dan Ladang), tak butuh diperbuat pengolahan
tanah/lahan, yang tak jarang disebut dengan istilah Tanpa Olah Tanah (TOT).
Budidaya di bekas area penanaman padi, tunggul padi butuh dipotong singkat dan
dibersihkan alias dipinggirkan. Jika tanah becek maka butuh dibangun saluran
drainase dengan jarak 3-5 m. Pada lahan Tegalan alias bekas Tanaman Palawija,
sepert jagung alias tipe lainnya, butuh diperbuat pengolahan tanah. Lahan
dibajak sedalam 15-20 cm, kemudian dihaluskan dan diratakan. Saluran pengairan
dibangun dengan jarak 3-5 m.
c.
Penanaman
·
Waktu tanam
Waktu
tanam yang paling baik dilahan tegalan ( kering ) adalah pada awal musim hujan
( Oktober – Nopember ). Di lahan sawah penanaman dapat dilakukan pada bulan
April -Juni ( Palawija I ) atau bulan Juli -September) Palawija II ).
·
Cara tanam
Penanaman
dilakukan dengan menggunakan tugal sedalam 3 cm dengan 2 butir benih perlubang
dan jarak tanam 40 cm x 10 cm. Kemudian lubang tanam ditutup tanah secara
tipis.
d. Pemeliharaan Tanaman
·
Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan dengan cara
semi organic yaitu penggunaan pupuk kandang atau pupuk organic sebagai pupuk
dasar selanjutnya pemupukan dilakukan setelah 25 dan 45 hari setelah tanam dengan
menggunakan pupuk Urea, SP36 dan KCI dengan dosis 60-90 kg Urea, 60-90 kg SP36
dan 50 kg KCI per-hektar. Pemupukan dilakukan dengan memasukkan pupuk kedalam
lubang tugal disisi kiri kanan lubang tanam atau disebar merata kedalam
larikan.
·
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada benih
yang tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dengan membuat lubang tanam baru pada
bekas lubang tanam terdahulu. Tujuan dari penyulaman ini adalah untuk
mempertahankan populasi.
·
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan
pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan
penyiangan kedua dilakukan pada umur 40 bari setelah tanam. Pada penyiangan
kedua ini juga dilakukan pembumbunan yaitu tanah digemburkan kemudian ditimbun
didekat pangkal batang tanaman..
·
Pengairan
Tanaman kacang tanah tidak menghendaki
air yang menggenang. Fase kritis untuk tanaman Kacang Tanah adalah rase
perkecambahan, rase pertumbuhan dan fase pengisian polong. Waktu pengairan yang
baik adalah pagi atau sore hari.
e. Hama dan Penyakit Kacang Tanah
·
Penyakit Layu.
Penyakit Layu disebabkan oleh bakteri Xanthomonas solanacearum. Pada siang
hari waktu sinar matahari terik tanaman sekonyong-konyong terkulai seperti disiram
air panas, tanaman langsung mati. Cara pengendalian dengan pergiliran tanaman.
·
Penyakit Bercak Daun
Penyakit Bercak daun disebabkan oleh
cendawan Cercospora personata. Bercak
yang ditimbulkan pada daun sebelah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun
hitam. Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam dari
Conidiospora. Cendawan ini timbul pada tanaman umur 40 -50 hari hingga 70 hari.
Cendawan ini dapat dikendalikan dengan Anthmcol atau Daconil.
·
Penyakit Selerotium.
Penyakit ini disebabkan oleh Selerotium rolfsi, merusak tanaman pada
waktu cuaca lembab. Cendawan menyerang pada pangkal batang, bagian dari tanaman
yang lunak, menimbulkan bercak-bercak hitam. Tanaman yang terserang akan layu
dan mati.
Pengendalian
: dengan memperbaiki pengairan, agar pengairan dapat mengalir.
·
Penyakit Karat.
Penyakit ini disebabkan oleh Uromyces arachidae, menyerang tanaman
yang masih muda menyebabkan daun berbintik-bintik coklat daun menjadi
mongering. Pengendaliannya dengan menanam varitas yang tahan.
·
Lalat kacang (Agromyza phaseoli Coq.)
Gejala
awal berupa bercak-bercak pada keping biji atau daun pertama. Bercak ini
merupakan tempat peletaka telur. Selanjutnya terlihat liang gerek pada keping
biji atau daun pertama.
Ketika
polong yang diserang gugur, larva sudah berada di dalam batang. Pada saat larva
telah berada di pangkal akar daun mulai layu dan kekuning-kuningan. Tanaman
akan mati berumur 3-4 minggu. Jika tanaman tersebut dicabut akan didapati
larva, pupa, atau kulit pupa di antara akar dan kulit akar. Tanaman yang
terserang dan masih tetap hidup menampakkan akar-akar adventif di bagian
terbawah dari batang.
Sejauh
yang diketahui, serangannya tidak sehebat pada tanaman kedelai. Hal ini
disebabkan karena keping biji kacang hijau yang masih muda mudah rontok ketika
diserang sehingga tidak memberi kesempatan pada serangga tersebut untuk
bertelur.
Lalat
kacang (Agromyza phaseoli Caq.) sebagai penyebab. Tubuhnya kecil dan berwarna
hitam mengilap. Perkawinannya (kopulasi) biasa terjadi antara pukul 09.00-10.00
pagi. Waktu matahari bersinar terik, lalat ini bersembunyi di dalam rumput di
dekat tanaman kacang hijau. Lalat kacang bertelur pada pagi hari. Telurnya
diletakkan pada keping biji atau pada daun pertama.
Setelah
telur menetas, belatungnya menggerek dan memakan keping biji atau daun sehingga
terbentuk liang. Belatung ini akan terus menggerek ke tangkai daun dan masuk ke
dalam batang sampai pangkal akar, Kepompong atau pupanya berwarna cokelat
kuning. Pada setiap batang tanaman yang diserang rata-rata terdapat 4-5 pupa.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami Agromyzae Dodd, Eurytoma poloni,
Eurytoma sp., dan Cynipid. Selain itu, dapat pula dilakukan penyemprotan
insektisida pada pagi hari, pada saat umur tanaman 4-10 HST.
·
Penggerek polong (Etiella zinckenella Tr.)
Gejala
serangannya terlihat pada kulit polong berupa bercak hitam dan bila dibuka
terdapat larva yang gemuk dengan kotoran-kotorannya berwarna hijau basah.
Serangan pada polong kedua ditandai dengan satu lubang gerek yang bentuknya
bundar.
Hama
penyebabnya adalah penggerek polong (Etiella zinckenella Tr.). Penggerek polong
kacang hijau sama dengan penggerek polong pada kedelai. Larva yang baru menetas
menggerek masuk ke dalam polong menuju ke bagian bawah. Larva ini memakan biji
di dalam polong sampai habis kemudian berpindah ke polong lain. Bentuk larvanya
gemuk dan licin, larva yang masih kecil berwarna merah kebiru-biruan.
Hama
ini dapat dikendalikan dengan cara mengatur waktu tanam yang tepat, pergiliran
tanaman, dan upaya penanaman secara serentak. Dapat juga dilakukan penyemprotan
insektisida dekametrin, sihalotrin, dan monokrotofos.
·
Ulat jengkal kedeias (Plusia chalcites Esp.)
Ulat
ini menyerang tanaman yang sudah agak tua dan memakan daunnya sehingga tinggal
tulangnya saja.
Hama
penyebabnya adalah ulat jengkal kedelai (PIusia chalcites Esp.). Tubuhnya
berwarna hijau. Bentuk dewasanya berupa kupu-kupu. Telur kupu-kupu ini
diletakkan berkelompok sebanyak 50 butir. Stadium telurnya selama 3 hari. Larva
tersebut akan menjadi kepompong di antara daun yang dianyam menjadi satu.
Stadium pupanya selama 6 hari.
Pengendalian
secara mekanis dengan cara mengumpulkan telur dan larva, sedangkan secara
kimiawi dengan insektisida dekametrin, sihalotrin, diflubenzuron atau
monokrotofos.
·
Kepik padi hijau (Nezara viridula)
Polong
muda isinya terisap. Bila polong dibuka tampak bijinya pipih tanpa isi. Bagian
yang terserang tampak berbercak hitam. Hama penyerang adalah kepik padi hijau
(Nezara viridula). Kepik ini meletakkan telurnya yang berwarna kuning secara
massal di permukaan bawah daun. Kelompok telurnya 5-10 butir. Stadium telumya
selama 6 hari. Setelah telur menetas, larvanya berkumpui di polong dalam
kelompok besar. Stadium larvanya selama 30 hari. Masa pertumbuhan dari telur
hingga dewasa selama 36 hari.
Pengendalian
secara mekanis dengan mengumpulkan imago, telur, dan nimfa, sedangkan secara
kimiawi dengan insektisida metamidofos dan karbaril. Selain itu, dapat juga
dilakukan dengan penanaman serempak dengan kisaran waktu tidak lebih dari 26
hari.
·
Thrips sp.
Serangan
hama ini menyebabkan daun menggulung ke dalam (keriting) karena sel-sel di
bagian atasnya mengerut. Kutu Thrips menyerang tanaman dengan mengisap cairan
tanaman sehingga mengganggu proses fotosintesis dan mengakibatkan menurunnya
hasil. Penurunannya dapat mencapai 60%, bahkan tidak menghasilkan sama sekali
(puso) bila serangannya berat. Pantas jika hewan ini merupakan hama yang paling
berbahaya bagi tanaman kacang hijau. Selama fase vegetatif tanaman, serangan
hama ini sangat rendah.
Pengendalian
dengan menggunakan insektisida metamidofos, karbaril, atau monokrotofos.
·
Kumbang Callosobruchus
Kumbang
ini meletakkan telurnya pada permukaan polong atau biji kacang hijau. Larva
yang baru menetas langsung menggerek masuk ke dalam biji dan memakan kotiledon
serta bagian biji lainnya. Kumbang Calloso-bruchus
maculatus yang menyerang biji. Siklus hidup kumbang ini, pada biji kacang
hijau varietas MB 129, berlangsung antara 23-28 hari. Kemampuan bertelur
kumbang betina antara 40-90 butir. Persentase telur yang dapat menetas hingga
menjadi dewasa sebesar 19-98. Perbandingan antara jantan dewasa dan betinanya
1:1.
Biji
sebaiknya disimpan dalam kantong plastik, karung plastik, atau kaleng yang
tertutup rapat. Biji atau benih yang akan disimpan hams berkadar air rendah
dalam kemasan kedap udara. Kadar air biji 90 dalam kemasan dapat mempertahankan
biji selama 6 bulan. Cara lain yaitu dengan melakukan fumigasi dengan aluminium
fosfit atau metil bromida atau dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif
pirimiphos metil, femitrothion, atau metacrifos pada permukaan kemasan.
2.4 Panen dan Pasca Panen
Penentuan
saat panen yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan produk Kacang
Tanah. Pedoman umum yang digunakan sebagai kriteria penentuan saat panen Kacang
Tanah adalah sebagai berikut :
Ø Sebagian
besar daun menguning dan gugur ( rontok ).
Ø Tanaman
berumur 58-75 tergantung varietasnya. Sebagian besar polongnya (80%) telah tua.
Ø Kulit
polong cukup keras dan berwarna cokelat kehitam-hitaman.
Ø Kulit
biji tipis dan mengkilap.
Ø Rongga
polong telah berisi penuh dengan biji.
Ø Pengeringan
polong dilakukan selama 2-3 hari dibawah sinar matahari. Pembijian dilakukan
secara manual yaitu dipukul-pukul dengan tongkat kayu. Pembijian dilakukan di
dalam kantong atau karung untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan niji
dari kulit polong dilakukan dengan tampi. Sebelum disimpan biji kacang hijau di
jemur kembali sampai mencapai kering simpan yaitu kadar air 8 - 10 %.
Ø Biji
yang sudah mencapai kadar air 8-9% ditampi atau diayak untuk memisahkan benih
bagus dan benih jelek. Biji yang sudah disortir dimasukkan dalam kantong
kantong plastik berukuran 5-10 kg, ditutup dengan sistem rapat udara (diikat
kuat-kuat). Bila tidak tersedia kantong plastik dapat juga digunakan
blek/kaleng minyak dan ditutup dengan parafin/lilin. Sebelum disimpan dalam
blek, benih dicampur dengan abu dapur atau insektisida.
Panen
dilakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati agar polongnya tidak
tertinggal dalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA
http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/699-bertanam-kacang-hijau
Diakses pada tanggal 10
Desember 2015
http://distantph.kalselprov.go.id/2014/03/24/mengenal-kacang-hijau/
Diakses pada tanggal 10
Desember 2015
http://www.smarttien.com/2012/02/budidaya-kacang-hijau-vigna-radiata-l.html
Diakses pada tanggal 10
Desember 2015
http://www.muradmaulana.com/2014/02/manfaat-kacang-hijau-dan-kandungan.html
Diakses pada tanggal 10
Desember 2015
http://www.ruangtani.com/8-panduan-lengkap-cara-budidaya-kacang-hijau-untuk-meningkatkan-penghasilan/
Diakses
pada tanggal 10 Desember 2015
Sumadi,
Soeprapto Hardjo. 1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta.
http://www.dinpertan.grobogan.go.id/komoditas-16-cara-budidaya-tananman-kacang-hijau.html
Diakses pada tanggal 10 Desember 2015
http://www.tipsberkebun.com/cara-menanam-kacang-hijau-dengan-benar.html
Diakses
pada tanggal 10 Desember 2015
http://www.petanihebat.com/2013/10/hama-tanaman-kacang-hijau.html
Diakses
pada tanggal 10 Desember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar