PEMBIBITAN
Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkanh tersebut
perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebelum ditanam,
tanaman padi harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan
dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya
akan baik pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian
sebagai berikut:
A. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian
merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.
- Tananya harus yang subur,
banyak mengandung humus, dan gembur.
- Tanah itu harus tanah yang
terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat
diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
- Dekat dengan sumber air
terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air.
Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk
menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
- Apabila areal yang akan
ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul
menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya
atau tenaga pengangkutannya.
B.
Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari
sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi
kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan
pesemaian kering.
• Pesemaian Basah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang
betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus
dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini
agar tanag menjadi klunak, rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi
mati, dan bermacam-macam serngga yang dapat merusak bibit mmati pula. Selanjutnya,
apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah
menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan
memperbaiki pematang.
Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat
kurang lebih 1/20 dari araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah
yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah
1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang dibutuhkan adalah
kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
• Pesemaian Kering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian
basah. Rumpu-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih
dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus.
juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.
Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun
ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang
500-600 cm. Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm
sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji,
pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
C. Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus
direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang
biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang.
Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat
berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman
lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan
selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat
pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan
tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan
benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang
biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.
D. Pemeliharaan
Pesemaian
• Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji
ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air
dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat
merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan
agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan. Pada pesemaian kering,
pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara
bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan
benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar,
penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila
banyak ditumbuhi rumput, perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak
ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
• Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan
penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari
setelah penaburan dan sesudah pesemaian berumur 17 hari.
• Pemupukan
Pemupukan menggunakan pupuk kompos, Setelah
umur semai 7-12 hari benih padi sudah siap ditanam.
PENGOLAHAN TANAH
A. Cara Mengolah
Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman
padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaanya dapat
dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara tradisional dan cara modern.
·
Pengolahan
tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawa dengan
alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya
dilakukan oleh nusia atau dibantu ooleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.
·
Pengolahan
tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan tanah sawa yang dilaukan
dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat
kerja sendiri.
1. Pembersihan
Sebelum tanah sawa dicangkul harus
dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada.
Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar,
sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting
bagi pertumbuhan tanaman.
2. Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus
digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjjadi lunak dan rumput-rumputnya
cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan
pematang-pematang yang bocor.
3. Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah sawah
harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah
petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan
dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk
hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai
pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan
sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
4. Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru
genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanyya untuk membasahi
bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang sehingga
sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah. Setelah
penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 hari, selang
beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua. Tujusnnya yaitu: meratakan
tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih
sempurna.
PENANAMAN
A. Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan
pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit
yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum
pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan
memudahkan pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit
kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan
batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:
·
Umurnya
tidak lebih dari 40 hari
·
Tingginya
kurang lebih dari 40 hari
·
Tingginya
kurang lebih 25 cm
·
Berdaun
5-7 helai
·
Batangnya
besar dan kuat
·
Bebas
dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar
untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam,
jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan
jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau
pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup
dan zat-zat makanan secara merata. Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang
bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya
kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring. Usahakan
penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam
terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit. Bibit
yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh
aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam
maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
B.
PEMELIHARAAN
A. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan
tanaman padi sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah
merupakan salah satu factor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi
mendapat hasil panen yang akan datang. Air yang dipergunakan untuk pengairan
padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak
mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah
kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk
pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran. Memasukan
air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Air yang dimasukan ke
petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan
ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu
air pada saluran sekunder. Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan
sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan
dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus. Hal ini dimaksudkan agar ada
pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan
tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka
air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan
cara sebagai berikut:
·
Tanaman
yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
·
Tanaman
yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
· Tanaman
padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah
hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
· Sepuluh
hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak
bersama-sama.
B. Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus
segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila
penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam. Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput
liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil
zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali
yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur
6 minggu.
C. Pemupukan
1. Pemupukan
bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh
tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang digunakan antara lain:
Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari
sebelum tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk
kandang, dan kompos. Banyyaknya kira-kira 10 ton / ha.
2. Pupuk
buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun
manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
3. ZA/Urea : menyuburkan tanah,
mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah
besarnya gabah.
4. DS/TS : mempercepat tumbuhnya
tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
5. ZK : memberikan ketahanan tanaman
terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.
D. Pengendalian Hama dan Penyakit
· Burung,
banyak yang menyerang padi sedang menguning, gunakan benda-benda untuk
menghalaunya.
· Walang
sangit, penyerangan dilakukan saat padi masih muda, walang sangit dapat
diberantas dengan disemprot menggunakab DDT atau disuluh (dipasang lampu).
· Tikus,
hewan yang satu ini dapat merugikan petani dengan jumlah besar kerena mereka
dapat merusak areal yang cukup luas dengan waktu yang tidak lama. Tikus dapat
diberantas dengan gropyokan atau dengan member umpan yang berupa ketela,
jagung dan sebagainya yang dicampur dengan phospit.
· Ulat
serangga, serangga-serang itu bertelur pada daun, apabila menetas ulatnya
merusak batang dan daun. Cara pemberantasannya harus disemprot dengan obat-obat
insektisida, misalnya : DDT, Aldrin, Endrin, Diazinon dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar