BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Saat ini tanaman kedelai
merupakan salah satu bahan pangan yang penting setelah beras disamping sebagai
bahan pakan dan industri olahan. Karena hampir 90% digunakan sebagai bahan
pangan maka ketersediaan kedelai menjadi faktor yang cukup penting (Anonimous,
2004c). Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan
protein yang memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati untuk
peningkatan gizi dan mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar, perkembangan
manfaat kedelai di samping sebagai sumber protein, makanan berbahan kedelai
dapat dipakai juga sebagai penurun cholesterol darah yang dapat mencegah
penyakit jantung. Selain itu, kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan
dapat mencegah penyakit kanker.
Oleh karena itu, ke depan
proyeksi kebutuhan kedelai akan meningkat seiring dengan kesadaran
masyarakat tentang makanan sehat. Produk kedelai sebagai bahan olahan
pangan berpotensi dan berperan dalam menumbuhkembangkan industri kecil menengah
bahkan sebagai komoditas ekspor.Kebutuhan kedelai pada tahun 2004 sebesar 2,02
juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 0,71 juta ton dan
kekurangannya diimpor sebesar 1,31 juta ton (Anonimous 2005)
Hanya sekitar 35% dari total kebutuhan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sendiri. Upaya untuk menekan laju impor tersebut dapat ditempuh melalui strategi peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infra struktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha (Anonimous, 2004c; 2005c). Mengingat Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar, dan industri pangan berbahan baku kedelai berkembang pesat maka komoditas kedelai perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di dalam negeri untuk menekan laju impor (Anoniomus, 2005).
Hanya sekitar 35% dari total kebutuhan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sendiri. Upaya untuk menekan laju impor tersebut dapat ditempuh melalui strategi peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infra struktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha (Anonimous, 2004c; 2005c). Mengingat Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar, dan industri pangan berbahan baku kedelai berkembang pesat maka komoditas kedelai perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di dalam negeri untuk menekan laju impor (Anoniomus, 2005).
1.2
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana cara menghasilkan kedelai yang bagus ?
2. Bagaiman rantai pemasaran produk kedelai ?
3. Kandungan gizi apa saja yang ada pada kedelai ?
1.3 Tujuan
1.
Agar mahasiswa mengetahui teknik budidaya
kedelai.
2.
Mahasiswa dapat menambahkan pengetahuan
tentang produk olahan darikedelai .
3.
Mahasiswa dapat mengetahui kandungan gizi
yang ada pada susu kedelai .
4.
Mahasiswa dapat mengetahui kandungan protein
apa saja yang ada di susukedelai .
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Klasifikasi Tanaman Kedelai
Kedelai merupakan
salah satu tanaman C3 yang
berarti tidak banyak
membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman tersebut dan peka terhadap pencahayaan.
Tanaman C3 merupakan
tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih rendah sehingga tanaman ini dapat membentuk
rantai carbon sebanyak 3 buah
dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan
fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman kedelai tidak perlu diadakan naungan karena salah satu
tanaman C3 sehingga tanaman kedelai lebih efektif pada suhu antara 23-270 C
dan ketinggian antara 0,5-500 m
dari permukaan laut. Tanaman kedelaitermasuk
tanaman dikotil yang
berarti memiliki kayu pada bagian batangnya
dan termasuk dalam famili polog-polongan.
Dalam
ilmu tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Class
: Dicotyledoneae
Family
: Leguminoseae
Genus
: Glycine
Spessies
: Glycine max. L
Kedelai
yang tergolong genus Glycine mempunyai banyak spesies yang
merupakan susunan genom diploid (2n) dengan 20 pasang kromosom antara lain
spesies Glycine clandestina, Glycine falcata, Glycine tabacina (Suhaeni.
2008).
2.2
Morfologi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. )
1.
Akar
Salah
satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya interaksi
simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan
akar tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar
sangat berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman
kedelai untuk kelanjutan pertumbuhannya (Sarwanto. 2008).
2.
Batang
Batang
tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut atau
berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan
panjangnya bervariasi antara 30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk
cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi
tanaman sudah mencapai 20 cm. Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung
pada varietas dan kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat,
maka cabang yang tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali
(Cahyono. 2007).
3.
Daun
Jarak
daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang memiliki
5 lembar daun, petiola berbentuk panjang menyempit dan slinder stipulanya
terbentuk panjang menyempit dan slinder, stipulanya terbentuk lanseotlat kecil,
dan stipel kecil lembaran daun berbentuk oval menyirip, biasanya palea bewarna
hijau dan pangkal berbentuk bulat. Ujung daun biasanya tajam atau tumpul,
lembaran daun samping sering agak miring, dan sebagian besar kultivar
menjatuhkan daunnya ketika buah polong mulai matang (Septiatin. 2008).
4.
Bunga
Bunga
kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna. Bunga kedelai
memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai
tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada bagian
pangkal membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang sari kesepuluh
terpisah pada bagian pangkalnya, seolah-olah penutup seludang.
Bunga tumbuh diketiak daun membentuk rangkaian bunga terdiri atas 3
sampai 15 buah bunga pada tiap tangkainya (Suhaeni. 2008).
5.
Buah
Buah
kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah tua,
warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami,
cokelat kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan putih
kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah. Permukaan
ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak jarang. Setelah polong masak,
sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak mudah pecah,tergantung
varietasnya (Darman. 2008).
6.
Biji
Biji
kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,
bergantung pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat
lonjong, bulat, dan bulat agak pipih. Warnanya ada yang putih, krem, kuning,
hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-warna tersebut adalah warna dari
kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun,
di luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji yang memiliki bobot 25
g/100 biji dikategorikan berukuran besar (Prabowo. 2013).
Kacang
kedelai kaya akan mineral seperti kalsium, magnesium, zat besi, kalium, fosfor,
selenium dan seng. Kalsium adalah mineral yang sangat penting karena dapat
membantu meningkatkan kepadatan tulang, kekuatan tulang dan juga dapat mencegah
osteoporosis. Ada berbagai macam makanan yang mengandung kalsium, tetapi kacang
kedelai mengandung lebih sedikit methione dibanding dengan
makanan lain. Methione adalah sejenis asam amino yang dapat
memperbaiki jaringan (Budi. 2011).
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Manfaat Kedelai
Kedelai (Glycine max.L Merill)
adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak
makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan
arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia
Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak
maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal
lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan
minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat
meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah
1910.
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun
Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena
kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli
tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan
Cina. Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat
fotosensitif kedelai putih. Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosensitif
kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih
cocok bagi Indonesia.
Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna. Karena akarnya memiliki bintil
pengikat nitrogen bebas, kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi
sehingga tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak.
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein
dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat)
dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi tahu, tempe, kecap, susu kedelai,
tepung kedelai, taosi, tauco, dan minyak kedelai.
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring
dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena
itu, diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi
dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai
pun diperluas dan produktivitasnya ditingkatkan. Untuk pencapaian usaha
tersebut, diperlukan pengenalan mengenai tanaman kedelai yang lebih mendalam.
3.2 Pedoman teknis budidaya
3.2.1 Pembibitan
1.
Persyaratan
Benih
Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, maka benih yang digunakan harus
yang berkualitas baik, artinya benih mempunyai daya tumbuh yang besar dan
seragam, tidak tercemar dengan varietas-varietas lainnya, bersih dari kotoran,
dan tidak terinfeksi dengan hama penyakit. Benih yang ditanam juga harus
merupakan varietas unggul yang berproduksi tinggi, berumur genjah/pendek dan
tahan terhadap serangan hama penyakit. Beberapa varietas unggul kedelai adalah:
Ainggit (137), Clark 63, Davros, Economic Garden, Galunggung, Guntur, Lakon,
Limpo Batang, Merbabu, No.27, No.29, No.452, Orba, Peter, Raung, Rinjani,
Shakti, Taichung, Tambora, Tidar, TK 5, Wilis.
2.
Penyiapan
Benih
Pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam
harus dicampur dengan legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang
yang ditempatkan di media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas
biologinya Rhizobium japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan
kedelai atau kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut.
Bakteri ini akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat
unsur N dari udara.
Cara pemberian legin: (1) sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air
sekitar 10 cc; (2) legin dicampur dengan 1 kg benih dan kocok hingga merata
(agar seluruh kulit biji terbungkus dengan inokulum; (3) setelah diinokulasi,
benih dibiarkan sekitar 15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih
diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6
jam.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam hal memilih benih yang baik
adalah: kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun
daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ³ 13% dan
disimpan di ruangan bersuhu ³ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ³
80%.
3.
Teknik
Penyemaian Benih
Penanaman dengan benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapat
diatasi dengan cara menanamkan 3-4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendek
jarak tanam. Jarak tanam pada penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan
tegak dapat diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong (batang
bercabang banyak) diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan tanaman yang satu
dengan lainnya tidak terganggu.
4.
Pemindahan
Bibit
Ketika memindah yaitu menunjuk akar tanaman di kebun, perlu
memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh
dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka
akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
3.2.2 Pengolahan Media Tanam
1.
Persiapan
Terdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa
pengolahan tanah (ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng dan
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan. Pertama
dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2 sekaligus
meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari sisa-sia akar.
Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman sekitar 3 minggu.
2.
Pembentukan
Bedengan
Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun dengan
bajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarak
antara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3-4 m.
3.
Pengapuran
Tanah dengan keasaman kurang dari 5,5 seperti tanah podsolik
merah-kuning, harus dilakukan pengapuran untuk mendapatkan hasil tanam yang
baik. Kapur dapat diberikan dengan cara menyebar di permukaan tanah, kemudian
dicampur sedalam lapisan olah tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan
sebelum musim tanam, dengan dosis 2-3 ton/ha. Diharapkan pada saat musim tanam
kapur sudah bereaksi dengan tanah, dan pH tanah sudah meningkat sesuai dengan
yang diinginkan.
Kapur halus memberikan reaksi lebih cepat daripada kapur kasar. Sebagai
sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur tembok. Pemberian kapur
tidak harus dilakukan setiap kali tanam, tetapi setiap 3-4 tahun sekali. Dengan
pengapuran, tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan pH-nya
meningkat. Selain itu peningkatan pH dapat menaikkan tingkat persediaan
Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan
tanaman kacang-kacangan, karena erat hubungannya dengan perkembangan bintil
akar.
3.2.3 Teknik Penanaman
1.
Penentuan
Pola Tanaman
Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar antara 20-40
cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30 x 20 cm, 25 x 25 cm, atau 20 x 20
cm.
Jarak tanam hendaknya teratur, agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang
seragam dan mudah disiangi. Jarak tanam kedelai tergantung pada tingkat
kesuburan tanah dan sifat tanaman yang bersangkutan. Pada tanah yang subur,
jarak tanam lebih renggang, dan sebaliknya pada tanah tandus jarak tanam dapat
dirapatkan.
2.
Pembuatan
Lubang Tanam
Jika areal luas dan pengolahan tanah dilakukan dengan pembajakan,
penanaman benih dilakukan menurut alur bajak sedalam kira-kira 5 cm. Sedangkan
jarak jarak antara alur yang satu dengan yang lain dapat dibuat 50-60 cm, dan
untuk alur ganda jarak tanam dibuat 20 cm.
3.2.4. Cara Penanaman
Sistem penanaman yang biasa dilakukan adalah:
a)
Sistem
tanaman tunggal
Dalam sistem ini, seluruh lahan ditanami kedelai dengan tujuan
memperoleh produksi kedelai baik mutu maupun jumlahnya. Kedelai yang ditanam
dengan sistem ini, membutuhkan lahan kering namun cukup mengandung air, seperti
tanah sawah bekas ditanami padi rendeng dan tanah tegalan pada permulaan musim
penghujan. Kelebihan lainnya ialah memudahkan pemberantasan hama dan penyakit.
Kelemahan sistem ini adalah: penyebaran hama dan penyakit kedelai relatif
cepat, sehingga penanaman kedelai dengan sistem ini memerlukan perhatian
khusus. Jarak tanam kedelai sebagai tanaman tunggal adalah: 20 x 20 cm; 20 x 35
cm atau 20 x 40 cm.
b)
Sistem
tanaman campuran
Dengan sistem ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Umur
tanaman tidak jauh berbeda.
2.
Tanaman
yang satu tidak mempunyai sifat mengalahkan tanaman yang liar.
3.
Jenis
hama dan penyakit sama atau salah satu tanaman tahan terhadap hama dan
penyakit.
4.
Kedua
tanaman merupakan tanaman palawija, misalnya kedelai dengan kacang tunggak/
kacang tanah, kedelai dengan jagung, kedelai dengan ketela pohon.
c)
Sistem
tanaman tumpangsari
Sistem ini biasa diterapkan pada tanah yang mendapat pengairan terus
menerus sepanjang waktu, misalnya tanah sawah yang memiliki irigasi teknis.
Untuk mendapatkan kedelai yang bermutu baik, biasanya kedelai ditanam
bersamaan.
3.2.5. Waktu Tanam
Pemilihan waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang masih
muda tidak terkena banjir atau kekeringan. Karena umur kedelai menurut varietas
yang dianjurkan berkisar antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam
menjelang akhir musim penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih
mengandung cukup air. Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat
berbeda. Sebagai pedoman bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik
adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam
paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan
irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.
3.2.6 Pemeliharaan Tanaman
1.
Penjarangan
dan Penyulaman
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak
semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak
tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
2.
Penyiangan
Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu
setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2
(pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma
yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan
menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma
berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha.
3.
Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak
merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang
berbahaya.
4.
Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan
kondisi tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis
pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada tanah yang kurang subur,
pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai
berikut:
a)
Sawah
kondisi tanah subur pupuk Urea=50 kg/ha.
b)
Sawah
kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
c)
Sawah
kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100
kg/ha.
d)
Lahan
kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha; Urea=50-100
kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
3.2.7 Pengairan dan Penyiraman
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek.
Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong.
Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Kekurangan air pada
masa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan
kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya. kekeringan pada
masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan kegagalan panen.
Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila
tidak ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur
waktu tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan
tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah
penguapan air secara berlebihan.
Apabila ada irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah
harus diairi. Caranya tanaman digenangi air selama 30-60 menit. Pengairan
seperti ini diulangi setiap 7-10 hari. Pengairan tidak dilakukan lagi apabila
polong telah terisi penuh. Pada tanah yang keras (drainase buruk) kelebihan air
akan meyebabkan akar membusuk. Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran
drainase di setiap 3-4 meter lahan memanjang sejajar dengan barisan tanam. Hal
ini terutama dilakukan pada saat musim hujan.
3.2.8. Hama dan Penyakit
1.
Hama
a.
Lalat
bibit, diberi insektisida Marshal 200 EC, dicampur dengan benih, dilakukan
sebelum benih ditanam.
b.
Ulat
prodenia dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Huslation 40
EC, Thiodon 35 EC dan Barudin 60 EC sebanyak 2 kali seminggu setelah ditemukan
telur.
c.
Wereng
kedelai atau kumbang daun, disemprot dengan insektisida Surecide 25 EC, Kharpos
50 EC, Hosthathion 40 EC, Azodrin 15 WSC, Sevin 85 SP atau Tamaron pada tanaman
setelah berumur di atas 20 hari.
d.
Kepik
coklat disemprot dengan Azodrin 15 WSC, Diazinois 60 EC dan Dusban 20 EC atau
Bayrusil setiap 1-2 minggu, setelah tanam 50 hari.
Ulat penggerek polong, disemprot dengan insektisida Agrothion 50 EC,
Dursban 20 EC, Azodrin 115 WSC, Thiodan 35 EC pada waktu pembentukan polong.
2.
Penyakit
a.
Penyakit
layu lakteri (Pseudomonas solanacearum)
Penyakit ini menyerang pangkal batang.
Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan
irigasi. Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam
rapat. Pengendalian: (1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan
layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan
tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan:
belum ada.
b.
Penyakit
layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3
minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala: daun
sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi.
Pengendalian: (1) varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit
layu; (2) menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
c.
Penyakit
lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit ini menyerang polong menjelang
berisi. Penularan melalui singgungan tanam karena jarak tanam terlalu dekat.
Gejala: bunga, buah dan daun mengecil. Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline
atau Tokuthion 500 EC.
3.2.9. Panen
·
Ciri
dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning,
tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah
warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah
kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang
terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering,
sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan.
Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari
cabangnya.
Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110
hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan,
kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100
hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar
kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.
·
Cara
Panen
Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya
segera dapat dijemur.
1.
Pemungutan
dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu
diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan
akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko,
tangan dalam posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan
harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali
rontok bila tersentuh tangan.
2.
Pemungutan
dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk memotong
adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan
goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa
dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan bisa
ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah,
karena akar dengan bintil-bintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak
ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras,
pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan
lebih cepat.
·
Periode
Panen
Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah
yang belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara
bertahap, beberapa kali.
·
Prakiraan
Produksi
Produksi kedelai yang didasilkan para petani Indonesia rata-rata 600-700
kg/ha.
3.2.10 Pascapanen
a.
Pengumpulan
dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera
dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu,
atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong
kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai
kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang
kali. Pembalikan juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong
pecah dan banyak biji lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih
terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong
sudah cukup kering.
Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah.
Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan
dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air
10-15 %. Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00
hingga 12.00 siang.
b.
Penyortiran
dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan.
Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara
langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan
ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi.
Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah
kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan
keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai
kadar airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan
dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil
panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
c.
Penyimpanan
dan pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup
lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung
kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung
menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap
2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
3.3 Pengolahan Kedelai Menjadi Susu Kedelai
Sumber protein utama
masyarakat di Indonesia sangat bergantung pada tingkat ekonominya.
Masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah ke
atas, biasanya mengkonsumsi daging,
ayam, telur, susu
dan ikan sebagai
sumber protein. Sedangkan masyarakat yang kurang mampu, biasanya
mengkonsumsi biji-bijian dan kacang-kacangan terutama
kedelai sebagai sumber
protein. (Winarno,1993). Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan konsumsi kedelai adalah dengan membuat kedelai menjadi
susu. Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang mirip dengan susu
sapi, sehingga sangat baik untuk
mengganti susu sapi
bagi mereka yang
alergi (lactose intolerance)
atau bagi mereka yang tidak menyukai susu sapi .
Susu kedelai
merupakan salah satu
produk kedelai yang
memiliki kelebihan, antara lain relatif lebih murah dibanding susu sapi,
bernilai gizi tinggi, sesuai bagi penderita lactose intolerance, tidak
mengandung kolesterol, dan tidak menyebabkan alergi. Dilaporkan bahwa mutu
protein susu kedelai 80% mutu susu sapi
dengan nilai nisbah keefisienan protein (Winarno 1985). Namun, tingkat konsumsi
susu kedelai di Indonesia masih relatif rendah, terutama bila dibandingkan dengan Cina, Filipina
atau Thailand. Salah satu penyebab kurang berkembangnya konsumsi
susu kedelai adalah karena adanya cita rasa langu (beany flavour) yang kurang
disukai. Cita rasa langu tersebut timbul akibat aktivitas enzim lipoksigenase
yang secara alami terdapat pada biji kedelai. Enzim ini aktif saat biji kedelai
pecah pada proses pengupasan kulit dan penggilingan karena kontak dengan udara
(oksigen).
Selain itu susu kedelai mempunyai kelebihan diantaranya harganya lebih murah dan
dapat dibuat sendiri.
Susu kedelai juga
dapat digunakan sebagai alternatif minuman bergizi tinggi
bagi masyarakat yang kurang mampu.
Alur
Proses pembuatan susu kedelai meliputi tahap-tahap :
1.
Penyortiran, dengan
tujuan untuk memilih
biji-biji kedelai yang berkualitas baik.
2.
Pencucian, dengan tujuan menghilangkan
kotoran-kotoran yang melekat pada biji kedelai.
3.
Perendaman, dengan tujuan untuk
mempermudah dan mempercepat proses pelepasan kulit ari agar memudahkan proses
penggilingan.
4.
Penggilingan.
Penggilingan dilakukan dengan air dengan perbandingan 1:6, dengan menggunakan
perbandingan ini akan dihasilkan kekentalan seperti pada susu sapi dan juga
akan didapatkan protein susu yang tinggi.
5. Penyaringan,
dengan tujuan untuk memperoleh sari kedelai. Filtrat inilah yang nantinya akan
menjadi susu kedelai.
6.
Pemanasan,
dilakukan pada proses akhir pembuatan susu dengan tujuan untuk mematikan semua
organisme yang bersifat patogen dan sebagian mikroorganisme yang
ada sehingga tidak
merubah cita rasa
maupun komposisi susu (Mochammad Adnan, 1984:77).
Saat ini sudah
banyak di jumpai minuman susu kedelai siap minum yang dijual di pasaran. Ada
yang olehan pabrik dan dikemas cantik menjadi minuman kaleng. Ada pula yang
dibuat ukm-ukm dan dikemas dalam botol. Semua sudah praktis siap untuk diminum.
Namun bagi yang ragu akan kualitas serta kesehatan susu kedelai olahan yang
kita tak tau persis proses pengolahanya tentunya berfikir dua kali untuk
membelinya. Apalagi untuk di konsumsi keluarga dan anak-anak kita, maka dari
itu ada baiknya mencoba membuat sendiri susu kedelai yang lebih sehat dan
higienis.
Cara membuat susu
kedelai :
Ø Bahan :
·
Kacang
Kedelai – 1/2 kg.
·
Vanili
– 1 bungkus untuk 1/2 kg kedelai.
·
Gula
pasir sesuai selera.
·
Garam sesuai selera.
Ø Alat :
·
Kompor
·
Blender
·
Panci
·
Penyaring
atau kain tipis yang bersih
Ø Cara:
·
Cuci
bersih kedelai dengan air yang mengalir hingga benar-benar bersih
·
Selanjutnya
rebus kedelai sekitar 15 menit
·
Angkat
kedelai dan rendam dengan air bersih sekitar 10-12 jam agar kedelai melunak dan
kulit arinya mudah terkelupas.
·
Setelah
itu cuci kembali kedelai dengan air bersih sambil diremas-remas agar kulit ari
terkelupas.
·
Jika
sudah selesai kedelai bisa di blender, saat memblender bisa diberi air
secukupnya.
·
Setelah
kedelai halus, maka campurlah dengan air mendidih secukupnya dan saring
menggunakan saringan atau kain bersih untuk memisahkan ampas.
·
Susu
kedelai anda sudah jadi, namun masih harus direbus lagi hingga benar-benar
mendidih. Tujuanya adalah untuk mensterilkannya dari mikroba, bakteri dan juga
menghilangkan bau dari kedelai.
·
Setelah
mendidih maka kecilkan api dan aduk aduk susu kedelai selama kurang lebih 15
menit. Tujuanya agar sari sari kedelai tidak mengendap serta membuat susu
kedelai lebih tahan lama.
·
Setelah
itu anda bisa menambahkan gula dan sedikit garam sesuai dengan selera. Jangan
lupa masukan juga vanili agar aromanya semakin lezat.
·
Minuman
ini cocok di sajikan selagi hangat maupun di dingankan dulu di kulkas.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Saat
ini tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang penting setelah
beras disamping sebagai bahan pakan dan industri olahan, perkembangan manfaat
kedelai di samping sebagai sumber protein, makanan berbahan kedelai dapat
dipakai juga sebagai penurun cholesterol darah yang dapat mencegah penyakit
jantung. Selain itu, kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan dapat
mencegah penyakit kanker.
Di Indonesia,
kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus
mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan
Indonesia yang tinggi akan kedelai putih.
Pemanfaatan utama
kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa
bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji
dapat dibuat menjadi tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tepung kedelai, taosi,
tauco, dan minyak kedelai.
Susu
kedelai merupakan salah
satu produk kedelai
yang memiliki kelebihan, antara
lain relatif lebih murah dibanding susu sapi, bernilai gizi tinggi, sesuai bagi
penderita lactose intolerance, tidak mengandung kolesterol, dan tidak menyebabkan
alergi.
4.2
Saran
Dalam meningkatkan
produksi kedelai dalam negeri pemerintah harus bekerjasama dengan pihak swasta
saling membangun dan membantu dalam memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri
dengan mengingat manfaat dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap makanan
dan minuman sehat dari kedelai, selain itu peran lembaga sangat penting dalam
proses pemasaran produk kedelai yang bertujuan untuk membantu kemajuan petani
kedelai di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.
2012. Panduan Teknis Budidaya Pertanian Panduan Cara Budidaya Kedelai. http://www.produknaturalnusantara.com. Diakses tanggal 3 Januari 2016
Anonym . 2013. Manfaat Susu Kedelai. http://manfaat.co.id
Diakses tanggal 3 Januari 2016
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Anonim,
1995. Daftar Komposisi
Zat Gizi Pangan
Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Anonim. 2008. Susu Sapi vs Susu Kedelai. http://valinano.multiply.com.
Diakses tanggal 3 Januari 2016
Anonim. 2009. Unsolved Problem in Chemistry.
www.forumsains.com.Diakses tanggal 3 Januari 2016
Buckle. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Cahyadi, W., 2007. Teknologi dan Khasiat Kedelai. Jakarta: Bumi Aksara
Bumi Aksara Chapman, V.J. Chapman. 1980. Seaweed and Their Uses. Chapman and
Hall.London. P.223-240
Ferlina, S., 2009. Khasiat Susu Kedelai.
www.khasiatku.com . Diakses tanggal 3 Januari 2016
Koswara,
S., 1992. Teknologi
Pengolahan Kedelai. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar