Selasa, 14 Juni 2016

pengenalan alat-alat laboratorium biomolekuler dalam bioteknologi dan kultur jaringan

LAPORAN BIOTEKNOLOGI
 “PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM BIOMOLEKULER DALAM BIOTEKNOLOGI DAN KULTUR JARINGAN”







BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Laboratorium adalah tempat untuk melakukan observasi dan penelitian. Untuk melakukan observasi atau penelitian tersebut tentu dibutuhkan alat - alat khusus. Dalam laboratorium kimia terdapat berbagai macam bahan dan alat praktikum yang berbahaya dan merugikan kehidupan manusia apbila digunakan dengan tidak hati-hati. Selain bahan kimia, penggunaan peralatan juga penting dalam melakukan praktek di laboratorium kimia. Kesalahan penggunaan alat dan bahan merupakan salah satu penyebab terjadinya hal-hal yang kurang menguntungka atau berbahaya bagi dirinya maupun orang lain (Lahay, 2004).
            Banyak hal yang terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan peralatan maupun bahan sehingga dapat menimbulkan kebakaran, menyebarkan gas beracun atau juga masuknya zat kimia ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi banyak praktikan yang kadang-kadang masih belum menyadari akan bahaya zat kimia itu dan tidak mengindahkan pesan-pesan dari para pembimbingnya (Ali, 2005).
            Selain mengenal nama alat-alat tersebut kita juga harus mengenal fungsi alat-alat tersebut. Kebanyakan para praktikan belum mengetahui benar apa fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium, walaupun mereka telah mengenal bentuk dan nama-nama alat tersebut. Dalam penggunaan alat dan dalam membaca skala, jika terjadi kesalahan maka akan mempengaruhi keberhasilan yang akan kita dalam praktikum kita. Selain itu juga dapat berrpengaruh terhadap keselamatan praktikan (Ginting, 2010).
            Dalam melakukan praktikum di laboratorium, banyak faktor yang harus di perhatikan oleh praktikan di dalam penggunaan alat-alat di laboratorium. Salah satunya adalah tingkat sanitasi peralatan di dalam laboratorium. Kebersihan alat adalah hal yang sangat penting yang harus di perhatikan oleh praktikan karena kebersihan alat yang tidak bersih dapat menyebabkan hasil yang di peroleh dalam praktikum tidak akurat dan juga dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum (Ginting, 2010).
            Melakukan suatu percobaan di laboratorium, kadang-kadang harus dipilih bahan peralatan yang cocok, sehingga tidak keliru atau salah pengertian mengenai sifat bahan peralatan tersebut. Peralatan gelas harus selalu bersih, yaitu dicuci dengan larutan deterjen yang cukup hangat. Bila memungkinkan perlu dibilas dengan basa atau asam, lalu dibilas sekali lagi dengan air bersih. Sebelum digunakan, peralatan gelas tersebut dibilas sekali lagi dengan larutan yang akan digunakan yang akan di simpan dalam peralatan tersebut. Peralatan gelas seperti pipet, labu takar dan lain- lain, sangat teliti dan merupakan produksi kerajian dan teknologi yang berkualitas tinggi. Namun demikian ketelitian tidak akan berarti bila selama analisa, penggunaan alat dan prosedur tidak dikakukan dengan cermat dan tepat (Hala, 2009).
            Bukan hanya itu saja, di dalam laboratorium banyak terdapat bahan-bahan beracun berbahaya yang dapat menyebabkan gangguan ataupun keracunan pada praktikan. Setiap bahan-bahan beracun itu memiliki ukuran tingkat bahaya bagi tubuh manusia terutama bahan beracun yang memberikan efek kronis yaitu NAB (Nilai Ambang Batas) atau TLV (Threshold Limit Value) (Junaidi, 2010).
            Ada beberapa faktor yang harus di perhatikan oleh para praktikan di dalam penggunaan alat-alat di laboratorium. Antara lain adalaha kebersihan, tak dapat di pungkiri bahwa kebersihan alat adalah hal penting yang harus di perhatikan karena kebersihan alat tersebut dapat mempermudah kita dalam melakukan praktikum tanpa harus mencucinya terlebih dahulu.

1.2 Tujuan
·         Untuk mengetahui apa saja alat-alat yang ada di dalam laboratorium.
·         Untuk mengetahui fungsi dari alat-alat di laboratorium.
·         Untuk mengetahui bagian-bagian dari alat-alat laboratorium.
·         Untuk mengetahui bagaimana menggunakan alat-alat laboratorium secara benar.
·         Untuk mengetahui prinsip kerja dari alat – alat laboratorium.
1.3 Metode Praktikum
            Praktikum ini dilakukan dengan berkunjung ke Fakultas Pertanian di Universitas Padjajaran yang berada di Jatinangor, praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dilakukan di dua laboraturium yaitu lab biomolekuler dan kultur jaringan.





BAB II
PENGENALAN ALAT

A. PENGENALAN ALAT DI LABORATURIUM BIOMOLEKULER
Ø  Chlorophyll Meter
            Salah satu indikator yang dipakai untuk mengetahui pertumbuhan tanaman adalah dengan memperhatikan Chlorophyll dari tanaman tersebut, yang bisa diukur dengan menggunakan Chlorophyll Meter.


            SPAD 502 Plus, adalah Chlorophyll Meter dengan teknologi mutakhir yang dikembangkan oleh Konica Minolta ( Jepang) , yang sangat cocok digunakan untuk klorofil berbagai jenis tanaman.


Ø  TPS-2 Portable Photosynthesis System
            Pengukuran serapan CO2 adalah metode yang paling umum digunakan dan paling mudah untuk menentukan laju fotosintesis tanaman. Menggunakan teknik analisis gas infra-merah, kita dapat dengan mudah menentukan konsentrasi CO2 ke dalam 1 ppm (part per million) dan pengukuran sesaat yang mungkin.

            TPS-2 melewati aliran diukur dari udara di atas daun disegel ke dalam ruang yang disebut kuvet daun. Menggunakan katup, TPS-2 sampel pertama CO2 dan H2O di udara akan kuvet dan kemudian di udara meninggalkan kuvet tersebut. Dari laju aliran dan perubahan konsentrasi CO2 dan H2O, tingkat asimilasi CO2 dan tingkat transpirasi air dapat ditentukan. Hal ini sering disebut sebagai "metode sistem terbuka pengukuran". Ini adalah metode yang digunakan oleh TPS-2 untuk pengukuran CO2.

Ø  Portable leaf area meter
Hal ini digunakan untuk menguji daun daerah luar tanpa merusak daun.
Keunggulan :
·      Mudah dibawa.
·     Item yang diuji: luas daun, rata-rata daerah, panjang daun, lebar daun, ketebalan daun, perimeter dan rasio panjang lebar untuk.
Spesifikasi teknis:
·    Kisaran -Measuring: luas daun, rata-rata daerah, panjang daun, lebar daun, ketebalan daun, perimeter dan rasio panjang lebar untuk.
·        Uji Unit: milimeter, milimeter persegi
-Precision: + 2%
-Panjang          : Kurang dari 1000mm
-Width             : Kurang dari 160mm
-Thickness       : Kurang dari 8mm
-Stored Datum  : 200Groups
-baterai            : 6V











Ø  Pengertian Refraktometer

            Refraktometer atau refractometer adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan atau zat terlarut. Misalnya gula (“Brix”), garam (“Baume”), protein, dsb. Metode kerja dari refraktometer ini dengan memanfaatkan teori refraksi cahaya. Alat Refraktometer ini ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe, yaitu seorang ilmuan asal German pada awal abad 20 (Sekitar tahun, 2010 an).
            Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix (%) yang merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kadar zat terlarut merupakan total dari semua zat atau bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein, asam dsb. Pada dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari gula tebu yang terdapat dalam larutan 100g gula tebu. Jadi pada saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar-benar tepat sesuai dengan konsentrasinya.

Ø  Spektrofotometer           
            Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. dan Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis yaitu spektrofotometer single-beam dan spektrofotometer double-beam. Perbedaan kedua jenis spektrofotometer tersebut hanya pada pemberian cahaya, dimana pada single-beam, cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari larutan yang dimasukan. Berbeda dengan single-beam, pada spektrofotometer double-beam, nilai blanko dapat langsung diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama. Prinsipnya adalah dengan adanya chopper yang akan membagi sinar menjadi dua, dimana salah satu melewati blanko (disebut juga reference beam) dan yang lainnya melewati larutan (disebut juga sample beam). Dari kedua jenis spektrofotometer tersebut, spektrofotometer double-beam memiliki keunggulan lebih dibanding single-beam, karena nilai absorbansi larutannya telah mengalami pengurangan terhadap nilai absorbansi blanko. Selain itu, pada single-beam, ditemukan juga beberapa kelemahan seperti perubahan intensitas cahaya akibat fluktuasi voltase.
·         Prinsip kerja :
       Berdasarkan panjang gelombang untuk mengukur kuantitas dan kemurnian DNA baik rantai tunggal maupun rantai ganda.
·         Fungsi :
          Untuk mengukur kuantitas dan kemurnian DNA
Ø  Elektroforesis
   ·         Prinsip kerja :
    Berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif dalam hal ini DNA yang bergerak menuju kutub positif sedangkan partikel-partikel bermuatan positif akan bergerak menuju kutub negatif.
    ·         Fungsi :
  Untuk mengukur laju perpindahan atau pergerakan partikel-pertikel bermuatan dalam suatu medan listrik




Ø  Gel Document

·         Prinsip kerja :
      Memvisualisasi gel dengan menggunakan UV transluminator dan didokumentasikan menggunakan computer yang terhubung dengan alat atau dengan menggunakan kamera.
·         Fungsi :
         Untuk mendokumentasikan hasil elektroforesis




Ø  Sentrifugator
   ·         Prinsip kerja :
    Didasarkan pada pemisahan molekuler dari sel atau organel subseluler. Sentrifugator dapat dibedakan berdasarkan ukuran, kapasitas, dan kecepatan. Clinical centrifuge digunakan untuk separasi serum dan urinalisa.
   ·         Fungsi :
      Untuk memutar sampel dengan kecepatan tinggi yang berukuran molekuler sehingga molekul DNA yang berukuran lebih besar akan                                                    mengendap dibawah.
Ø  SDS-Phage
            SDS-PAGE adalah singkatan dari sodium dodecyl sulfate – polyacrylamide gel electrophoresis. Alat ini digunakan untuk memisahkan protein berdasarkan berat molekulnya (molecular weigth).








Ø  Alat Pengukur Kadar Keasaman Tanah

Soil pH meter adalah Alat untuk mengukur kadar keasaman tanah
·         Mengukur Rentang: 3-8 pH
·         Moisture: 1-8
·         Akurasi: ± 0.2 pH (cocok untuk bidang pertanian dan eksperimen kelas)
·         Temp operasi: 5-50 ° C (41-122 ° F)
Kalibrasi: Manual

Ø  Kulkas

Kulkas berfungsi sebagai pendingin maupun untuk mengawetkan.










Ø  Microwave

Microwave berfungsi untuk menghangatkan atau mencairkan serta menaikkan suhu.










Ø  Grain moisture


Untuk mengukur kadar air biji2an 











Ø  Blender




            
Untuk mengekstrak suatu jaringan dan biasanya ditambah nitrogen cair untuk mengekstrak bahan lunak.










Ø  Vortexer
            Untuk melarutkan suspensi pada tabung atau mengaduk larutan dalam tabung reaksi sehingga benar-benar homogen.












Ø  PCR (Polymerase chain reaction)

            Untuk membentuk cetakan DNA secara berulang kali dengan menggunakan prosedur dan waktu yang tertentu. PCR menggunakan teknik amplifikasi (perbanyakan) secara spesifik pada suatu segmen DNA secara in vitro dengan menggunakan DNA polimerase, cetakan (template), DNA genom, dan primer oligonukleotida yang akan menempel pada segmen yang akan diamplifikasi. Proses PCR terdiri dari 3 tahapan, yaitu: Denaturasi, Annealing, Polimerisasi.



Ø  Cold Storage
            Cold storage merupakan ruangan yang dirancang dengan kondisi suhu tertentu dan digunakan untuk menyimpan berbagai macam produk dengan tujuan mempertahankan kesegaran dan kandungan materialnya.










Ø  Mikroskop

            Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.












Ø  Agarose gell

            Agorose gel adalah teknik menggunakan aliran listrik untuk menggerakkan muatan negatif molekul DNA melalui agar. Teknik ini menseparasi melekul DNA berdasrkan panjang waktu untuk DNA bermigrasi melewati agar. Molekul DNA semuanya bergerak dari kutup positif untuk berpindah melaluo campuran agarose. Pengertian ini yang potongan besar untuk melewati matriks gel. Hasilnya adalah semua molekul DNA akan terseparasi berdasarkan ukuran dan berbeda panajang RFLP akan dilihat band yang unik. Untuk fisualisasi digunakan etidium bromide yang menyusp dasar didalam molekul dari DNA. Etidium bromide dilihat melalui ultraviolet. Ukuran relative dari diseparasi da perpendaran fragment ditentukan melalui penggabungan untuk standart potongan molekul DNA.yang ukurannya diketahui, jika menentukan panjang sebuah ukuran.

Ø UV Transilluminators

            UV Transilluminators digunakan untuk men-visual-kan DNA setelah di loading atau running dalam DNA elektroforesis.
            Prinsip kerja dari alat ini adalah sinar UV yang dipancarkan akan memendarkanEthidium bromide (EtBr) yang menempel pada DNA. Sehingga visualisasi DNA bisa terlihat lewat pancaran yang berwarna orange keputihan tersebut.







B. PENGENALAN ALAT DILABORATURIUM KULTUR JARINGAN
Ø  Botol Kultur
Berfungsi sebagai tempat untuk mengkulturkan atau menanam eksplan

Ø  Cawan Petri
Berfungsi sebagai tempat untuk memotong-motong eksplan yang akan ditanam dalam botol kultur

Ø  Oven
Berfungsi sebagai alat untuk mensterilisasi alat yang akan digunakan dalam media kultur

Ø  Tabung Reaksi
Digunakan untuk mengukur larutan dan menambahkan

Ø  Autoclave
Berfungsi untuk mensterilisasi ahan atau alat yang pada umumnya terbuat dari logam, plastik dll. Dalam keadaan terbungkus maupun tidak

Ø  Bunsen
Berfungsi untuk sterilisasi alat-alat eksplan

Ø  Erlenmeyer
Berfungsi seagai tempat untuk memanaskan media yang akan dibuat

Ø  Laminar Air Flow
Berfungsi sebagai alat untuk mensterilisasikan media atau mentransfer eksplan

Ø  Scapel
Berfungsi untuk memotong eksplan

Ø  Labu Ukur
Berfungsi untuk mengukur dan menambahkan larutan


Ø  Pinset
Berfungsi sebagai untuk mengambil Eksplan

Ø  Timbangan Analitik
Berfungsi untuk menimbang nutrisi yang akan diberikan pada media


Ø  Mesin pembuat air aquades/destilata (Mesin Destilasi)
            Pada prinsipnya pemisahan dalam suatu proses destilasi terjadi karena penguapan salah satu komponen dari campuran, artinya dengan cara mengubah bagian-bagian yang sama dari keadaan cair menjadi berbentuk uap. Dengan demikian persyarannya adalah kemudahan menguap ( volatilitas ) dari komponen yang akan dipisahkan berbeda satu dengan yang lainnya. Pada campuran bahan padat dalam cairan, persyaratan tersebut praktis selalu terpenuhi. Sebaliknya, pada larutan cairan dalam cairan biasanya tidak mungkin dicapai sempurna, karena semua komponen pada titik didih campuran akan mempunyai tekanan uap yang besar. Destilat yang murni praktis hanya dapat diperoleh jika cairan yang sukar menguap mempunyai tekanan uap yang kecil sekali sehingga dapat diabaikan.




BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
            Dalam mengenal peralatan laboraturium itu sangat penting dikarenakan jika kita sebagai mahasiswa kurang memahami dan kurang mengetahui peralatan laboraturium maka ketika kita akan melakukan praktikum dapat mengakibatkan kegagalan bahkan kecelakaan dalam praktikum, selain praktikum ini bertujuan untuk mengetahui alat-alat laboraturium kultur jaringan dan molekuler dalam praktikum ini kita dapat mengetahui cara kerja dan kegunaan alat-alat yang ada di lab tersebut, jika kita sudah memahami alat-alat lab tersebut itu akan memanimalisir resiko kecelakaan saat praktikum dilakukan.









DAFTAR PUSTAKA



















































1 komentar:

  1. • Terima kasih telah berbagi Seri Produk Hebat ini!
    Anda juga dapat menemukan kutipan standar ini untuk Transilluminator UV dari Xitij Instruments yang berbasis di India.

    BalasHapus