Jumat, 17 Juni 2016

Pengertian, manfaat, jenis, kandungan dan pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL)

Mikro Organisme Lokal atau MOL adalah bahan pengurai untuk membuat pupuk organik berupa kompos atau bokashi. MOL ini sangat banyak sekali manfaatnya, karena sangat berperan penting dalam dunia Pertanian Organik. Salah satu prinsip pertanian organik adalah mendaur ulang sisa-sisa pertanian yang ada untuk dijadikan sumber pupuk maupun sebagai pestisida nabati. Pupuk yang digunakan dalam pertanian organik berasal dari hijauan seperti : jerami, batang pisang dan dedaunan lainya di tambah kotoran ternak,yang dipermentasi menggunakan MOL.
Manfaat MOL :
·         MOL adalah cairan yang mengandung mikro organisme hasil produksi sendiri dari bahan bahan alami aisekeliling kit ( lokal), dimana bahan bahan tersebut tempat yang sebagai media uuntuk hidup dan berkembang nya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan bahan organik (decomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman.
·         Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan sebagai pendecomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida. Keunggulan pengunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya.
Bahan - bahan yang digunakan untuk membuat MOL harus mengandung Karbohidrat, glukosa, dan Bakteri, ketiga komponen itu menjadi sangat penting untuk diperhatikan agar MOL yang dihasilkan berkualitas dan sesuai dengan harapan, MOL atau singkatan Mikro Organisme Lokal sering dimanfaatkan untuk budidaya pertanian organik atau semi organik. MOL memiliki banyak kegunaan, seperti:
1.      Dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair)
2.      Dimanfaatkan sebagai dekomposer atau biang kompos untuk pembuatan kompos
3.      Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman

Peran MOL sebagai dasar komponen pupuk mikroba tidak hanya bermanfaat bagi tanaman namun juga bermanfaat sebagai agen dekomposer bahan organik limbah pertanian, limbah rumah tangga dan limbah industri.  Nah untuk menggali potensi MOL lebih lanjut harus dilakukan pengujian-pengujian potensi yang dimiliki MOL tersebut.  Pemanfaatan MOL sebagai pupuk mikroba dan dekomposer harus semakin digalakkan.  Petani-petani sudah seharusnya merevolusi pemikiran mereka dari mindset intensifikasi menjadi recovery, rekonstruksi dan tidak hanya memperhatikan tujuan jangka pendek namun juga memperhatikan tujuan jangka panjang.  Pertanian dalam arti luas dan lingkungan tidak hanya milik kita pada saat sekarang namun juga menjadi milik anak cucu kita di masa depan. Apa yang dapat kita nikmati saat sekarang, udara bersih, sumber-sumber air yang melimpah, tanah pertanian yang subur serta kekayaan alam lainnya yang bersunber dari laut, darat dan udara merupakan warisan nenek moyang kita.  Sudah seharusnya kita juga mempersiapkan warisan yang baik juga bagi anak cucu kelak.
Kesan bahwa petani adalah kalangan menengah kebawah yang sangat membutuhkan uang, hasil konversi panen, dalam jangka pendek harus diubah.  Petani sudah saatnya tidak bertumpu pada harapan hasil panen semata.  Pertanian sudah harus menjadi sebuah bisnis dimana sektor-sektor penunjangnya harus digerakkan oleh petani tersebut secara mandiri.  Sektor saprodi, pupuk, pestisida misalnya, jangan hanya chemical based oriented sudah saatnya petani juga mandiri, bikin pupuk organik sendiri, bikin pestisida organik sendiri.  Dengan menggerakkan sektor saprodi secara mandiri secara tidak langsung akan berdampak pada pengurangan pemakain pupuk kimia.  Dengan berkurangnya pemakaian pupuk kimia maka modal yang selama ini di gunakan untuk membeli pupuk kimia dapat dikonversikan menjadi modal kerja untuk kegiatan pertanian yang lainnya misalnya membeli kambing untuk usaha peternakan, membuat kolam untuk usaha perikanan, dan lain sebagainya.
Pemanfaatan MOL sebagai komponen dalam pupuk mikroba diharapkan mampu membantu petani dalam produksi pupuk dan pestisida organik.  Petani diharapkan mau dan mampu memanfaatkan mikroba-mikroba lokal yang hidup di sekitar kita.  Sangat disayang kan apabila sumberdaya alam yang berupa MOL tersebut tidak mampu dimanfaatkan dengan baik oleh petani.
Menurut Sobirin seorang praktisi MOL, ada beberapa contoh MOL yang dapat dibuat dari bahan-bahan yang ada disekitar kita dan aplikasinya, antara lain :
1. MOL buah-buahan untuk membantu malai padi agar berisi
2. MOL daun cebreng untuk penyubur daun tanaman
3. MOL bonggol pisang untuk pengurai saat pembuatan kompos
4. MOL sayuran untuk merangsang tumbuhnya malai padi
5. MOL rebung bambu untuk merangsang pertumbuhan tanaman
6. MOL limbah dapur untuk memperbaiki struktur fisik, biologi, dan kimia tanah
7. MOL protein untuk nutrisi tambahan pada tanaman
8. MOL nimba dan sarawung untuk mencegah penyakit tanaman.
Cara Membuat MOL Rebung Bambu
Bahan:
  1. 1 Kg rebung bambu
  2. Air cucian beras 2,5 - 3 liter
  3. 1 butir buah maja
  4. Gula merah  1 - 2 ons
Cara membuat :
  1. Rebung bambu diiris tipis-tipis atau ditumbuk juga boleh
  2. Masukkan rebung bambu yang telah dihaluskan ke dalam jerigen
  3. Masukkan daging buah maja yang telah dihaluskan
  4. Masukkan gula merah
  5. Masukkan air cucian beras
  6. Tutup rapat jerigen tersebut, dan kocok-kocok hingga tercampur
  7. Buka sebentar tutup jerigen tiap pagi sekali agar gas dalam jerigen bisa keluar.
  8. Setelah 15 hari siap digunakan
Cara penggunaan :
  1. Untuk pengomposan, campur larutan mol dan air dengan perbandingan 1 : 5 (1 liter MOL dicampur dengan air bersih 5 liter). Siram atau semprotkan ke bahan pupuk kompos/ pupuk kandang yang akan dikomposkan.
  2. Untuk pemupukan tanaman, campurkan 1 bagian MOL rebung bambu dengan air bersih 15 bagian. Semprotkan atau kocorkan pada tanaman.
Kandungan rebung bambu bermanfaat untuk pertanian organik, sejak dahulu kala bambu merupakan bagian penting bagi kehidupan penduduk di nusantara khususnya dan penduduk asia pada umumnya. Pohon bambu telah lama dimanfaatkan sebagai bahan bangunan rumah, selain itu rebung bambu atau masyarakat jawa menyebut Bung (bambu muda) merupakan sumber makanan yang sering diolah menjadi pelengkap menu makanan, di negara asia lainnya kuliner berbahan dasar rebung bambu sangat populer.
Kandungan Rebung bambu Bagi pertanian
Pada kesempatan kali ini kami tidak membahas manfaat rebung sebagai makanan ataupun kuliner, karena yang kita bahas adalah seputar dunia pertanian, maka kita membahas manfaat tunas muda tanaman bambu atau rebung untuk para petani :D . semoga dengan adanya posting ini penggiat dunia tani di indonesia bisa merasakan betapa murahnya menggunakan pupuk organik untuk tanaman yang dibudidayakan.
Bambu memiliki pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga tanaman ini menjadi kandidat sebagai bahan bangunan terbarukan untuk masa depan. Karena daya kecapatan tumbuh yang dimiliki bambu inilah menjadi alasan utama untuk memanfaatkan rebung bambu sebagai ZPT organik atau secara umum digunakan bahan MOL (mikro organisme lokal). Rebung bambu dapat tumbuh dengan kecepatan rata-rata 17 cm per hari, tergantung juga dari jenis bambu dan lokasi tumbuh.
Penambahan bahan rebung bambu untuk pembuatan pupuk organik cair, memiliki hasil dan dampak cukup signifikan bagi kesuburan tanaman yang telah di semprot atau kocor menggunakan POC dengan menambahkan rebung bambu. Untuk mengambil manfaat dari enzim-enzim serta berbagai kandungan peting pada rebung sebagai penyubur tanaman tentu memerlukan cara dan langkah membuat POC yang baik.
Kandungan Nutrisi dan Mineral Pada Rebung
Rebung bambu atau tunas muda dari tanaman ini selain sehat untuk dikonsumsi manusia, juga bermanfaat bagi tanaman lainnya berkat kaya berbagai kandungan nutrisi seperti: Rebung bambu mengandung berbagai macam vitamin seperti vitamin A, vitamin B6, vitamin E, thiamin, riboflavin, niasin, asam folat dan asam pantotenat. selain kaya vitamin Bambu muda kaya akan mineral yang baik untuk pertumbuhan tanaman termasuk :
·         kalsium (Ca),
·         magnesium (Mg) ,
·         fosfor (P),
·         kalium (K),
·         natrium (Na),
·         seng (Zn),
·         tembaga (Cu),
·         mangan (Mn) ,
·         selenium(se) dan
·         zat besi (Fe).
Selain itu rebung bambu juga sumber Protein, dalam 100 gram rebung memiliki sekitar 2 sampai 2,5 gram protein. Protein yang ditemukan dalam bambu terdiri dari tujuh belas asam amino esensial dan dua asam amino semi-esensial.
Manfaat POC dari Rebung Bambu
Karena tunas bambu yang masih muda memiliki kandungan berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg) , fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), seng (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn) , selenium(se) dan zat besi (Fe). Maka dengan mencampur bahan-bahan lain seperti urin kambing akan semakin memperkaya kandungan pupuk organik cair buatan sendiri.
Seperti kecepatan tumbuh rebung bambu itu sendiri maka tanaman lain yang diperlakukan penyemprotan atau kocor menggunakan POC yang ditambah dengan rebung, juga memiliki efek baik seperti pertumbuhan tunas bambu yang sehat. Berdasarkan pengalaman penulis, batang-batang tanaman padi lebih kokoh setelah di semprot menggunakan pupuk organik cair yang telah dicampur rebung.  Artinya rebung bambu merupakan ZPT organik murah buatan sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
http://info-penyuluh.blogspot.com/2015/07/pengertian-dan-manfaat-mikro-organisme.html
https://p2aph.wordpress.com/2011/03/24/pemanfaatan-mol-mikroorganisme-lokal/
http://bpp-purwoasri.blogspot.com/2012/08/mikroorganisme-lokal-mol.html
http://www.organikilo.co/2016/03/kandungan-rebung-bambu-manfaat-untuk.html

http://www.gerbangpertanian.com/2012/05/membuat-mol-rebung-bambu.html

3 komentar:

  1. Apakah rebung yang dijual di pasar masih baik digunakan untuk bahan pembuatan Mol?
    Terimakasih

    BalasHapus
  2. buah maja kui opo yo ?? kok ra pernah ngerti

    BalasHapus
  3. Terimakasih atas informasinya nanti sy coba bukin mol rebung utk tanaman sy buah maja sama brenuk sama tdk ya maaf

    BalasHapus