Kentang
(Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek
dan berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu
kali berproduksi, setelah itu mati. Umur tanaman kentang antara 90-180 hari.
Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Famili :
Solanaceae
Genus : Solanum
Species :
Solanun tuberosum L.
Dari tanaman
ini dikenal pula spesies-spesies lain yang merupakan spesies liar, di antaranya
Solanum andigenum L, Solanum anglgenum L, Solanum demissum L dan lain-lain.
Varitas kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah kentang kuning varitas
Granola, Atlantis, Cipanas dan Segunung .
Manfaat Tanaman
Melihat
kandungan gizinya, kentang merupakan sumber utama karbohidrat. Kentang menjadi
makanan pokok di banyak negara barat. Zat-zat gizi yang terkandung dalam 100
gram bahan adalah kalori 347 kal, protein 0,3 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat
85,6 gram, kalsium (Ca) 20 gram, fosfor (P) 30 mg, besi (Fe) 0,5 mg dan vitamin
B 0,04 mg.
SYARAT TUMBUH
Iklim
Daerah dengan
curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kentang.
Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya kentang. Lama penyinaran
yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10
jam/hari. Lama penyinaran
juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-21 derajat C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 derajat C dan lebih dari 30 derajat C.
juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-21 derajat C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 derajat C dan lebih dari 30 derajat C.
Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang
terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit,
terutama yang disebabkan oleh cendawan.
Media Tanam
Secara fisik,
tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang adalah yang berstruktur remah,
gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan
olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen
di dalam tanah.
Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah Andosol yang terbentuk di
pegunungan-pegunungan.
Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-7,0,
tergantung varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok
ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH
sekitar 7.
Ketinggian Tempat
Daerah yang
cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan
ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara
1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang dapat ditanam di dataran menengah
(300-700 m dpl).
BUDIDAYA TANAMAN KENTANG
Pembibitan
Bibit Tanaman
kentang dapat berasal dari umbi, perbanyakan melalui stek batang dan stek tunas
daun.
·
Umbi
Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang
cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi
baik, varitas unggul.
Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik
(kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan
pada suhu 25 derajat C.
Pilih umbi
dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas.
Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi keempat
saja.
Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam. Bila bibit diusahakan
dengan membeli, (usahakan bibit yang kita beli bersertifikat), berat antara
30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa dan dengan
pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas
yang ada. Sebelum tanam umbi yang dibelah harus direndam dulu di dalam larutan
Dithane M-45 selama 5-10 menit. Walaupun pembelahan menghemat bibit, tetapi
bibit yang dibelah menghasilkan umbi yang lebih sedikit daripada yang tidak
dibelah. Hal tersebut harus diperhitungkan secara ekonomis.
·
Stek Batang dan stek tunas
Cara ini tidak biasa dilakukan karena lebih rumit dan
memakan waktu lebih lama. Bahan tanaman yang akan diambil stek batang/tunasnya
harus ditanam di dalam pot. Pengambilan stek baru dapat dilakukan jika tanaman
telah berumur 1-1,5 bulan dengan tinggi 25-30 cm. Stek disemaikan di
persemaian. Apabila bibit menggunakan hasil stek batang atau tunas daun, ambil
dari tanaman yang sehat dan baik pertumbuhannya.
Pengolahan Media Tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai
gembur benar supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal.
Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan. Pada lahan
datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh
sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat
tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1
jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan
30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas
kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan
air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Teknik Penanaman
Pemupukan Dasar
Pupuk dasar
organik berupa kotoran ayam 1 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 2 ton/ha atau
kotoran sapi 2 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu
sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
Cara Penanaman
Bibit yang
diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan
anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45 gram. Jarak tanaman
tergantung varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan varietas lain 70 x 30
cm.Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni,
jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim
kemarau. Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari. Lubang tanam
dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun
dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14
hst. Mulsa jerami
perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.
Pemeliharaan
Tanaman
Penyulaman
Untuk mengganti
tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan
setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang
telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan
cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman
baru pada lubang yang sama.
Penyiangan
Lakukan
penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan
dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal
dua kali selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis
yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.
Pemangkasan
Bunga
Pada varietas
kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan
umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan
pembungaan.
Pemupukan
Selain pupuk
organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan
dosis 400 kg/ha sedangkan KCl 200 kg/ha. Secara keseluruhan pemberian pupuk
organik dan anorganik adalah sebagai berikut:
·
Pupuk kandang: saat tanam 2 sampai 3 ton/ha
Pupuk anorganik
·
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam 165/350
kg dan 45 hari setelah tanam 165/365 kg.
·
SP-36: saat tanam 400 kg.
·
KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan
45 hari setelah tanam 100 kg.
·
Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan
dosis sesuai anjuran.
·
Pupuk anorganik diberikan ke dalam
lubang pada jarak 10 cm dari batang tanaman kentang.
Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap
kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan.
Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut
pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman
kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan
mengairi
4.5. Hama dan
Penyakit
Hama
a). Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat
menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan jaringan hingga habis
daunnya. Pengendalian: (1) mekanis dengan memangkas daun yang telah ditempeli
telur; (2) kimia dengan Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC.
b). Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu
daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus bagi
tanaman kedelai. Pengendalian: dengan cara memotong dan membakar daun yang
terinfeksi, menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.
c). Orong-orong
(Gryllotalpa Sp)
Gejala:
menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman
menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: menggunakan tepung Sevin
85 S yang dicampur dengan pupuk kandang.
d). Hama
penggerek umbi (Phtorimae poerculella
Zael)
Gejala: pada
daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya jalinan seperti benang yang
berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila
dibelah, akan terlihat adanya lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan.
Pengendalian: secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25 EC, Orthene
& 5 SP, Lammnate
L.
e). Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada
daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, selanjutnya berubah menjadi abu-abu
perak dan kemudian mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih
muda. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun yang
terserang; (2) secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC, Diazenon,
Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP.
4.5.2. Penyakit
a). Penyakit
busuk daun
Penyebab: jamur
Phytopthora infestans. Gejala: timbul
bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah, lalu bercak-bercak
ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan
bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium. Selanjutnya daun akan
membusuk dan mati. Pengendalian: menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45,
Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80 WP dan lain-lain.
b). Penyakit
layu bakteri
Penyebab:
bakteri Pseudomonas solanacearum.
Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian
bawah menguning. Pengendalian: dengan cara menjaga sanitasi kebun, pergiliran
tanaman. Pemberantasan secara kimia dapat menggunkan bakterisida, Agrimycin atu
Agrept 25 WP.
c). Penyakit
busuk umbi
Penyebab: jamur
Colleotrichum coccodes. Gejala: daun
menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Pada bagian tanaman yang berada
dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan
akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman ,
sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
d). Penyakit
fusarium
Penyebab: jamur
Fusarium sp. Gejala: infeksi pada
umbi menyebabkan busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga
menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang
disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: dengan menghindari terjadinya
luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pengendalian kimia dengan Benlate.
e). Penyakit
bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur
Alternaria solani. Jamur hidup disisa
tanaman sakit dan berkembang biak di daerah kering. Gejala: daun terinfeksi
berbercak kecil yang tersebar tidak teratur, berwarna coklat tua, lalu meluas
ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering,
berkerut dan keras. Pengendalian: dengan pergiliran tanaman.
f). Penyakit
karena virus
Virus yang
menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll
Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan
mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik
lunak; (5) Potato Virus M (PVM)
menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato
Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman
tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama
sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh
peralatan pertanian, kutu daun Aphis
spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk
mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit
bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit,
memberantas vektor dan pergiliran tanaman.
PANEN & PASCAPANEN
Ciri dan Umur
Panen
Umur panen pada
tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada
varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari, varietas medium 120-150
hari dan varietas dalam 150-180 hari.
Secara fisik
tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna
kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah
berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen
kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas
bila digosok dengan jari.
Cara Panen
Waktu memanen
sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan dilakukan pada
saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah
disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan garpu
tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan
mekanis waktu panen.
DAFTAR PUSTAKA
Budi
Samadi, Ir. 1997. Usaha Tani Kentang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Bonus
Trubus no. 342. 1998. Analisis Komoditas Kebal Resesi.
_________ 2010. makalah kentang. http://tedjoeagriculture.blogspot.com.
Diakses pada 12 juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar