SEJARAH
• Pertama
kali dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan di Brasil dan Paraguay pada
masa prasejarah.
• Ketika
bangsa Spanyol menaklukan daerah-daerah itu, budidaya tanaman singkong pun dilanjutkan oleh kolonial Portugis dan Spanyol.
• Di
Indonesia, singkong dari Brasil diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad
ke-16.
• Selanjutnya
singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810.
Klasifikasi
Tanaman Singkong
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Manihot
Spesies
: Manihot esculenta Crantz
Varietas Tanaman Singkong
•
Valenca,
•
Mangi,
•
Betawi,
•
Basiorao,
•
Bogor,
•
SPP,
•
Muara,
•
Mentega,
•
Andira 1,
•
Gading,
•
Andira 2,
•
Malang 1,
•
Malang 2, dan
Syarat Tumbuh
a)
Curah hujan antara 1.500-2.500 mm/tahun.
b)
Suhu udara minimal sekitar 10 C.
Bila
suhunya di bawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit
terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
c) Kelembaban udara optimal antara 60-65%.
d)
Sinar matahari yang dibutuhkan sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan
daun dan perkembangan umbinya.
Media
Tanam
a)
Struktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya
bahan organik.
Tanah
dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah
tersedia dan mudah diolah. Untuk pertumbuhan tanaman ketela pohon yang lebih
baik, tanah harus subur dan kaya bahan organik baik unsur makro maupun
mikronya.
b)
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon adalah jenis aluvial
latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
c)
Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar
antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8.
Pada
umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5,
sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
Ketinggian
Tempat
Ketinggian
tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ketela pohon antara 10–700 m dpl,
sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl.
PEDOMAN
BUDIDAYA
1.
Pembibitan
Persyaratan Bibit
Bibit
yang baik untuk bertanam ketela pohon harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a)
Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).
b)
Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam.
c)
Batangnya telah berkayu dan berdiameter + 2,5 cm lurus.
d) Belum tumbuh tunas-tunas baru.
Penyiapan
Bibit
a) Bibit berupa stek batang.
b)
Sebagai stek pilih batang bagian bawah sampai tengah.
c)
Setelah stek terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara
25–30 batang stek.
d)
Semua ikatan stek yang dibutuhkan, kemudian diangkut ke lokasi penanaman.
GAMBAR
STEK
Pengolahan
Media Tanam.
Persiapan
Kegiatan
yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah:
a) Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan
kertas lakmus, pH meter dan cairan pH tester.
b)
Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami
untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
c)
Penetapan jadwal/waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen.
Luas
areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga
diperhitungkan karena berkaitan erat
dengan perkiraan harga pada saat panen dan pasar. Apabila pada saat panen nantinya
harga akan anjlok karena di daerah sentra penanaman terjadi panen raya maka
volume produksi diatur seminimal mungkin.
Pembukaan
dan Pembersihan Lahan
• Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan
dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar
pertanaman sebelumnya.
Tujuan
pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan
menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada.
Pembajakan
dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin
traktor.
Pencangkulan
dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau, pada tanah tegalan yang arealnya
relatif lebih sempit oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk
ditanami.
Pembentukan
Bedengan
• Bedengan
dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau
pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki.
Pembentukan
bedengan/larikan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan tanaman liar
maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
Pengapuran
• Untuk
menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam/tanah
gembut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur
kalsit/kaptan (CaCO3).
• Dosis
yang biasa digunakan untuk pengapuran adalah 1-2,5 ton/ha. Pengapuran diberikan
pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan
dengan pemberian pupuk kandang.
3.
Teknik Penanaman
Penentuan
Pola Tanam
• Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan.
• Pada lahan tegalan/kering, waktu
tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi.
• Jarak tanam yang umum digunakan pada pola
monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau 100 X
40 cm.
• Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari
bisa dengan jarak tanam 150 X 100 cm atau 300 X 150 cm.
Cara
penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek ketela pohon kemudian
tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun
tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.
4.
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
• Untuk
bibit yang mati/abnormal segera dilakukan penyulaman, yakni dengan cara mencabut
dan diganti dengan bibit yang baru/cadangan.
• Bibit
atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam.
• Penyulaman
dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas.
• Waktu
penyulaman adalah minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman.
Penyiangan
Penyiangan
bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/ tanaman liar/pengganggu (gulma) yang hidup di sekitar tanaman.
Dalam satu musim penanaman minimal
dilakukan 2 (dua) kali penyiangan.
Pembubunan
• Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah di
sekitar tanaman dan setelah itu dibuat seperti guludan.
• Waktu
pembubunan dapat bersamaan dengan waktu
penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila tanah sekitar tanaman Ketela
pohon
terkikis karena hujan atau terkena air siraman sehingga perlu dilakukan
pembubunan/ditutup dengan tanah agar akar tidak kelihatan.
Pada tanaman Ketela pohon perlu dilakukan
pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus
mempunyai cabang 2 atau 3 cabang.
Hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi di musim
tanam mendatang.
Pemupukan
• Pemupukan
dilakukan dengan sistem pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis
Urea=133–200 kg; TSP=60–100 kg dan KCl=120–200 kg.
• Pupuk
tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K= 1/3 : 1 : 1/3 (pemupukan dasar)
• pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu
sisanya dengan dosis N:P:K= 2/3 : 0 : 2/3.
Pengairan
dan Penyiraman
• Kondisi lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur +
4–5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak
terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan
dari sumber air yang terdekat.
• Pengairan
dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara
ini dapat merusak tanah.
• Sistem yang baik digunakan adalah sistem
genangan sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan.
Pengairan dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk
seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
Waktu Penyemprotan Pestisida
• Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis
penyakitnya.
• Penyemprotan pestisida paling baik
dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari.
• Dosis pestisida disesuaikan dengan serangan
hama dan penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang
digunakan.
Ciri dan Umur Panen
• Ketela
pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang.
• Warna
daun mulai menguning dan banyak yang rontok.
• Umur
panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan
9–12 bulan untuk varietas Dalam.
2.
Cara Panen
• Ketela
pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil
dengan cangkul atau garpu tanah.
Pengumpulan
• Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup
strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan.
Penyortiran dan Penggolongan
• Penyortiran
dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang
segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak
hitam/garis-garis pada daging umbi.
Penyimpanan
Cara penyimpanan hasil panen umbi ketela pohon dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
• a) Buat lubang di dalam tanah untuk tempat penyimpanan
umbi segar ketela pohon tersebut. Ukuran lubang disesuaikan
dengan jumlah umbi yang akan disimpan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar