Salah
satu sistem hidroponik yang mudah dan murah adalah sistem rakit apung. Sistem
ini termasuk sistem yang sederhana tetapi ukurannya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Dan termasuk sistem yang dapat di-scaling up (diperbesar). Sistem ini cocok untuk bagi orang yang
ingin menanam hidroponik sayuran dengan hasil maksimal dengan biaya pembuatan
yang murah dan mudah. Serta di daerah yang sering mati listrik. Karena sistem
ini cukup toleran mati listrik untuk dalam waktu yang lama
Biasanya
orang-orang juga menyebut sistem ini sistem deep water culture (DWC). Sistem
ini mirip sistem wick, tanaman tumbuh pada wadah yang berisi air nutrisi. Hanya
saja tidak ada sumbu, akar langsung kontak dengan air nutrisi.
Ringkasan
·
Biaya : Murah, menengah
·
Tingkat
Kesulitan Pembuatan :
Mudah
·
Tingkat
Kesulitan Perawatan :
Intermediet
·
Cocok
untuk Tanaman :
Tanaman yang ringan seperti sayuran daun, herbs, tanaman hias kecil. Tidak
cocok untuk tanaman berat seperti cabai, tomat, melon, dsb
·
Kelebihan : Mudah pembuatan /
perakitannya dan dapat diperbesar sistemnya untuk menanam tanaman yang lebih
banyak(scaling up). Cukup aman jika mati lampu agak lama
·
Kelemahan : Akar mudah busuk jika
oksigen dalam air kurang, Sangat perlu naungan dan tidak cocok untuk outdoor
tanpa naungan karena nutrisi mudah bercampur hujan
·
Kebutuhan
Listrik :
perlu listrik untuk aerator, cukup toleran jika mati lampu
Prinsip Cara
Kerja
Sistem ini
memanfaatkan gaya apung pada papan untuk menopang tanaman. Papan yang digunakan
biasanya berupa papan sterofoam yang dilubangi dengan lubang seukuran net pot
yang digunakan Tanaman tumbuh dengan akar yang konstan 24 jam berada
dalam air nutrisi pada wadah. Dengan kontak dalam larutan nutrisi, akar dapat
langsung menyerap hara yang ada pada air nutrisi dengan instan, Tetapi karena akar berada dalam air, akar memerlukan
oksigen yang terlarut agar masih dapat bernafas. Maka dari itu salah satu cara
agar oksigen terlarut pada air (aerasi) terus ada adalah dengan menggunakan
aerator. Walaupun sistem ini seperti
sistem wick, kecepatan tumbuh tanaman pada sistem ini lebih cepat dibanding
wick. Karena akar langsung kontak air nutrisi yang diberi aerator sehingga kaya
oksigen (aerasi) secara menyeluruh. Sedangkan
sistem wick hanya memanfaatkan gap antar air dan papan media untuk mengambil
udara dan daya serap akar pada larutan nutrisi bergantung pada daya kapiler
pada wick.Maka dari itu sistem ini cukup layak digunakan untuk skala yang lebih
besar. Karena akar kontak langsung dan
terus-menerus dengan air, maka penggunaan aerator dalam sistem ini sangat
mutlak diperlukan supaya akar masih dapat bernafas.
Dengan
menggunakan aerator, tanaman dapat tumbuh lebih cepat dengan sistem ini dan
tidak mudah layu pada siang hari. Maka dari itu sistem ini cukup cocok skalanya
diperbesar untuk sistem yang lebih besar Sistem ini memanfaatkan sifat apung
dari papan atau media untuk menopang tanaman. Jika water level turun atau naik, tanaman juga ikut turun atau naik
menyesuaikan tinggi water level.
Selain itu pembuatan sistem ini dari skala kecil hingga skala besar tidak
terlalu memerlukan teknik yang rumit. Walau memerlukan listrik, sistem ini
cukup toleran jika mati listrik seharian. Karena akar tidak mudah kering karena
selalu kontak dengan air. Jadi tanaman tidak langsung mati walau mati listrik
lebih dari 3-4 jam.
Dibanding
sistem wick, sistem apung lebih mudah
untuk mengetahui kapan harus air diisi kembali. Karena tinggi papan mengikuti
ketinggian air yang ada di wadah. Jika papan berada di bawah, berarti waktunya
untuk wadah dikuras dibersihkan dan diisi kembali dengan air yang baru.
·
Bahan-bahan yang Diperlukan
1. Wadah atau Container apa
saja dengan kedalaman minimal 20 cm maksimal 70 cm, berfungsi sebagai tempat /
reservoir air nutrisi. Pilihlah wadah berwarna gelap agar tidak ditumbuhi alga
dalam wadah.
2. Papan apung bisa menggunakan papan
sterofoam dengan ketebalan 3 cm - 5 cm
3. Aerator beserta selangnya bisa
didapatkan di toko aquarium, beli yang berdaya 2W saja cukup untuk 9-16 tanaman
4. Air Stone juga bisa didapatkan di toko
aquarium, biasanya sudah paketan dengan aerator. Tetapi sebaiknya pakai air
stone dengan panjang 10-15 cm untuk memperluas permukaan aerasi.
Alat-alat yang Digunakan
·
Solder
untuk melubangi papan sterofoam
·
pH
meter untuk mengukur pH air larutan
·
TDS
/ EC meter untuk mengetahui kepekatan konsentrasi nutrisi pada air larutan
Prinsip
Pembuatan Sistem
Potong papan sterofoam menyesuaikan bentuk atas wadah dengan
selisih jarak antar sisi sekitar 1-2 cm. Kemudian lubangi papan sterofoam
dengan ukuran menyesuaikan net pot yang digunakan, Jarak antar lubang jika
menanam selada 15-20 cm, jika menanam bayam, kangkung 10 cm. Kemudian susun alat-alat seperti gambar di bawah.
Jangan lupa untuk memberi garis atau
tanda pada ketinggian terendah air dan papan pada wadah agar mudah mengetahui
kapan waktunya isi ulang air.
Petunjuk
Perawatan
Tanaman
memasuki sistem setelah melewati masa semai dari sistem persemaian. Kemudian
semaian tanaman diletakkan pada net pot sistem. Karena akar tanaman terus
menyerap hara dan air pada air nutrisi, pH dan TDS/EC harus dicek rutin dan
dijaga 5,5-6,8 untuk pH dan 600-1200 ppm untuk TDS / EC 1,5-2. Waterlevel juga
dijaga agar tidak kehabisan air. Setiap seminggu sekali air nutrisi perlu
diganti dengan yang baru. Saat selesai masa tanam, wadah perlu dibersihkan dan
dikeringkan agar kuman penyakit tidak tumbuh. Masalah yang Sering Terjadi pada
Sistem Rakit Apung, walaupun sistem rakit apung memiliki keunggulan punya
toleransi yang tinggi jika mati lampu, sistem rakit apung memiliki kelemahan
fatal yaitu tidak cocok untuk outdoor tanpa naungan. Karena jika hujan, air
hujan akan mudah bercampur dengan air nutrisi. Akibatnya air nutrisi terbuang
percuma. Belum lagi air hujan membuat air dalam sistem meluap, akibatnya papan
sterofoam yang berisi tanaman bisa jatuh meninggalkan wadah. Dan menyebabkan
tanaman bisa rusak. Solusi untuk masalah ini, Anda harus membuat penahan pada
sisi-sisi atas wadah agar papan sterofoam tidak keluar saat air meluap karena
hujan.
Solusi umum untuk
masalah hujan adalah Anda harus meletakkan sistem ini indoor di dalam
greenhouse. Jika dirasa biaya untuk membuat greenhouse terlalu besar, Anda
minimal membuat naungan dengan plastik mika atau plastik UV (saran saya gunakan
UV agar awet). Dengan membuat naungan, air hujan setidaknya tidak banyak yang
masuk ke dalam sistem terlalu banyak, untuk skala rumah tangga atau skala
kecil, Anda bisa meletakkan di teras rumah yang terlindung hujan tapi masih
bisa mendapat sinar matahari.
Jika tidak memungkinkan ditaruh di teras, Anda bisa membuat
tudung yang berbahan rangka dari bambu, kawat, atau sejenisnya. Kemudian anda
susun menyerupai tudung yang ukurannya menyesuaikan ukuran sistem rakit apung
Anda. Dan selanjutnya Anda lapisi plastik.
DAFTAR
PUSTAKA
__________ 2014.
Hidroponik deep water culture. http://hidrafarm.blogspot.com. Diakses Pada 21
Februari 2016
__________ 2015.
hidroponik sederhana dengan system. http://www.petanihebat.com. Diakses Pada 21
Februari 2016
__________ 2015.
metode bercocok tanam part 5. http://newpanchids.blogspot.com. Diakses Pada 21
Februari 2016
__________2015.
prinsip hidroponik rakit apung. http://taman-berkebun.blogspot.com. Diakses Pada
21 Februari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar