Rabu, 15 Juni 2016

Irigasi dan drainase dibangunan irigasi Parigi Situ Bagendit Garut

Situ Bagendit

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Pengenalan jaringan irigasi merupakan sesuatu yang penting bagi seorang mahasiswa yang berkecimpung dibidang pertanian, terutama bidang teknik pertanian.
            Irigasi merupakan sesuatu yang penting dalam bidang pertanian. Tanpa adanya system irigasi, usaha pertanian merupakan sesuatu yang tidak maksimal, karena irigasi merupakan suatu factor penunjang dalam bidang usaha pertanian.
            Irirgasi merupakan suatu usaha manusia untuk mengalirkan air dari sumbernya ke lahan pertanian guna untuk memenuhi kebutuhan air tanaman menurutjumlah air yang dibbuthkan tanaman tersebut tentunya menurut kondisi ruang danwaktu.
Irigasi tidak terlepas dari jaringan irigasi, dalam jaringan irigasi adaempat unsure pokok dari bangunan irigasi yaitu : bangunan utama, jaringan pembawa, kelengkapan pendukung, saluran pembuang, dan petak tersier.


            Pengenalan jaringan irigasi merupakan langkah utama  dalam hal pembelajaran dan pemahaman tentangirigasi selanjutnya sekaligus dengan ini duharapkan aka nada inovasi baru yang akan membawa perubahan yang lebih baik dalam hal kegiatan keirigasian tersebut.
  
1.2  Tujuan
Tujuandari praktikum pengenalan jaringan irigasi ini adalah :
a.       Mengenal bangunan yang ada padasuatu jaringan irigasi.
b.      Mengenal tatacara pemberian nama/kode pada banguna irigasi.
c.       Mengenal macam fungsi, kegunaan serta cara pengoperasian bangunan irigasi.

1.3 Manfaat
Manfaatdari praktikum pengenalan jaringan irigasi ini adalah :
a.                Aga rmahasiswa dapat mengenal macam-macam,fungsi,kegunaan, serta cara
Pengoperasian bangunan irigasi.
b.        Agar mahasiswa mengerti tata cara pemberian nama atau kode pada bangunan irigasi
c.        Agar mahasiswa mengenal bagunan yang ada pada suatu jaringan irigasi..


BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Bangunan Irigasi
            Dalam jaringan irigasi ada 4 unsu rpokok dari bangunan irigasi yaitu: (i) bangunan utama, (ii) jaringan pembawa dan kelengkapan bangunannya, (iii) saluran pembuang, dan (iv) petak tersier.Bangunan utama adalah suatu komplek bangunan yang direncanakan dibangun disepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke saluran irigasi.Bangunan utama dapat mengatur debit dan mengurangi sedimen yang masuk kesaluran irigasi. Bangunan utama terdiri dari: bangunan pengelak dengan peredam energy, pengambilan utama, pintu bilas, kolam olak, kantung lumpur, dan tanggul banjir. Bendungan (weir) berfungsi untuk mengatur atau meninggikan mukaair hingga dapat disadap. Selain itu, ada penyadapan bebas atau penyadapan pada waduk atau penyadapan dengan pompa apabila pengaliran secara gravitasi dengan meninggikan muka air tak mungkin.
            Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dariatas saluran serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadap dan bok – bok tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan aliran super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Padasaluran pembawa sub kritis dilengkapi dengan bangunan talang, sipon, jembatansipon, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalan jembatan.
            Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihan air darijaringan sekunder dan tersier keluar daerah irigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran yang menampung dan membuang kelebihan air dari perak sawah kesaluran pembuang primer atau sekunder.
            Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah (100 ha, 150 ha) yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petani pemakai air.


2.2 Jaringan Pembawa dan Kelengkapan Bangunannya
            Jaringan pembawa terdiri dari jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan saluran utama terdiri dari saluran primer dan sekunder. Sedangkan jaringan tersier serta saluran kuarter di petak tersier. Dalam saluran tersebut dilengkapi dengan saluran pembagi, bangunan sadap tersier, bangunan bagi sadapdan bok-bok tersier. Bangunan sadap tersebut dapat pula berfungsi sebagai bangunan ukur atau hanya dapat berfungsi sebagai pengatur debit. Dalam saluran primer atau sekunder dilengkapi dengan bangunan pengatur muka dan pada saluran pembawa dengan larian super kritis dilengkapi bangunan terjun, got miring. Pada saluran pembawa subkritis dilengkapi dengan bangunan talang, sipon, jembatan sipon, bangunan pelimpah, bangunan penguras, saluran pembuang samping dan jalanjembatan.

3.3 Saluran Pembuang
            Saluran pembuang terdiri dari saluran pembuang utama, yaitu saluran yang menampung kelebihan air dari jaringan sekunder dan tersier keluar daerahirigasi. Saluran pembuang tersier adalah saluran menampung dan membuang kelebihan air dari petak sawah ke saluran pembuang primer atau sekunder.
·         Petak Tersier
            Petak tersier terdiri dari kumpulan petak sawah (100 ha, 150 ha) yang dilengkapi dengan saluran tersier, serta saluran kuarter. Dalam operasi dan pemeliharaannya, petak tersier ini sudah menjadi tanggung jawab dari petanipemakai air.

·         Standar Tata Nama Bangunan Pada Jaringan Irigasi
            Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai dengan nama daerah setempat, nama sungai yang disadap atau nama waduk. Sebagai contoh Daerah Irigasi Sungai Bagendit, Daerah Irigasi Gunung Nago, Daerah Irigasi Anai, Daerah Irigasi Selo,Daerah Irigasi Sungai Geringging, dan lain sebagainya.
       Saluran irigasi primer diberi nama sesua idengan daerah irigasi yang dilayani, contoh saluran primer DI Selo diberi nama BP1 (Bangunan Parigi) dan angka menunjukkan no. menurut bangunan. Saluran sekunder sering diberi nama sesuai dengan nama desa/nagari yang terletak dipetak sekunder. Saluran antara dua bangunan dinamakan Ruas disingkat R, contoh RP1 (Ruas ke-1 dari sekunder Parigi), P menunjukkan nama saluran sekunder.Contoh nama bangunan pada saluran BP1.
            Pada petak tersier kode sesuai dengan nama bangunan sadap tersier pada saluran sekunder. Contoh P1K artinya petak tersier menyadap dari saluran sekunder Parigi bangunan nomor 1 dan sebelah kanan saluran. Untuk box tersier diberi kode T1, T2, dan angka disesuaikan dengan banyaknya box tersier. Petak kuarter diberi kode K, sedang untuk petak rotasi diberi kode A, B, … C dan seterusnya sesuai dengan jumlah rotasi.
            Pemberian nama perlu memperhatikan kemungkinan adanya tambahan bangunan-bangunan dikemudian hari, sehingga dengan adanya bangunan-bangunan baru tersebut sistem pemberian nama yang telah dilaksanakan tidak perlu dirubah.
·         Fungsi, dan kegunaan bangunan irigasi
             Jenis Bangunan Dan Saluran Pada JaringanIrigasi
Saluran Pembawa sebagai berikut :          
ü  Saluran Primer.
ü  Saluran Sekunder.
ü  Saluran Tertier.
ü  Saluran kwarter.
Saluran Pembuang sebagai berikut :
1)          Saluran pembuang Kwarter.
2)          Saluran pembuang Tertier.
3)          Saluran pembuang Sekunder.
4)          Saluran pembuang Primer.
Bangunan Drainase :
            Saluran drainase, Check dam, Bangunan silang dan Bang. Pengatur banjiradalah Suatu konstruksi yang dibangun melintang Sungai/saluran yang berfungsi untuk menaikkan/mempertinggi elevasi muka air.
            Kantong Lumpur adalah Satu ruas saluran/bangunan sejak dari Inta ke Bendung sampai Intake untuk Saluran Primer, yang berfungsi untuk mengendapkan Lumpur/sediment yang masih masuk melalui pintu Intake bendung, dan dalam priode tertentu dikuras/dibilas kesungai melalui pintu dan saluran penguras.
ü  Saluran primer: Saluran yang membawa air sejak dari Pintu Intake sampai pada Bangunan Bagi yang membagi air ke Saluran Sekunder.
ü  Saluran PembawaSekunder/Tersier/Kwarter
ü  Saluran Sekunder :Saluran yang membawa air sejak dari bangunan Bagi diujung saluran Primer sampai pada Bangunan Bagi yang membagi air ke Saluran Tersier.
ü  Saluran Tersier : Saluran yang membawa air sejak bangunan Bagi diujung Saluran sekunder sampai pada Box Tersier yang membagi air ke saluran kwarter/ saluran cacing.
ü  Saluran Kwarter / Saluran cacing : Saluran yang membawa air sejak dari Box Tersier diujung saluran tersier sampai pada ujung saluran yang langsung membagi-bagi air kesawah.
            Saluran Pembuang/Drainase adalah  Saluran yang membawa/membuang sisa/kelebihan air yang sudah dimanfaatkan oleh tanaman.
             Dengan susunan tingkatannya sejak dari hulu kehilir : Saluran pembuang Kwarter ke Saluran pembuang Tersier diteruskan kesaluran pembuang Sekunder selanjutnya ke Saluran pembuang Primer dan terakhir dibuang ke Saluran pembuang utama ( Sungai atau Laut).
BangunanBagi/Bangunan Sadap/Bangunan Bagi Sadap
Ø  Bangunan Bagi : Bangunan yg berfungsi membagi air dari saluran yang sama atau lebih rendah tingkatannya. (Sal.Primer ke Primer/Sekunder, Sal.Sekunder ke Sekunder/Tersier)
Ø  Bangunan Sadap : Bangunan yg berfungsi mengambil/menyadap air dari Sal. Primer/ Sal. Sekunder,seterusnya dialirkan melalui sal. Tertier atau Kwarter ke sawah.
Ø  Bangunan Bagi Sadap : Bangunan yg berfungsi selain membagi air dari saluran kesaluran lainnya, juga berfungsi mengambil/menyadap air untuk dialirkan melalui sal. Tertier atau Kwarter ke sawah.
Ø  Gorong-gorong: Suatu bangunan/konstruksi yang memfasilitasi aliran air melintas dibawah konstruksi/ bangunan lainnya.
            Sebagian besar sumber air untuk irigasi adalah air permukaan yang berasal dari air hujan dan pencairan salju. Air ini secara alami mengalir di sungai-sungai, yang membawanya ke laut. Jika dimanfaatkan untuk irigasi, sungai dibendung dan dialirkan melalui saluran-saluran buatan ke daerah pertanian, atau air terlebih dahulu ditampung di dalam waduk yang selanjutnya dialirkan secara teratur melalui jaringan irigasi ke daerah pertanian. Adapun faktor-faktor yang menentukan pemilihan metoda pemberian air irigasi adalah : distribusi musiman hujan, kemiringan lereng dan bentuk permukaan lahan, suplay air, rotasi tanaman dan permeabilitas tanah lapisan bawah. Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram.
            Tidak semua air cocok untuk dipergunakan bagi kebutuhan air irigasi. Air yang dapat dinyatakan kurang baik untuk air irigasi biasanya mengandung :
a. bahan kimia yang beracun bagi tumbuhan atau orang yang makan tanaman itu,
b. bahan kimia yang bereaksi dengan tanah yang kurang baik.
c. tingkat keasaman air (Ph),
d. tingkat kegaraman air,
e. bakteri yang membahayakan orang atau binatang yang makan tanaman yang diairi dengan air tersebut.
v  Dalam perkembangannya, irigasi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
a. Irigasi Sistem Gravitasi
Irigasi gravitasi merupakan sistem irigasi yang telah lama. dikenal dan diterapkan dalam kegiatan usashatani. Dalam sistem irigasi ini, sumber air diambil dari air yang ada di permukaan burni yaitu dari sungai, waduk dah danau di dataran tinggi. Pengaturan dan pembagian air irigasi menuju ke petak-petak yang membutuhkan, dilakukan secara gravitatif.
b. Irigasi Sistem Pompa
Sistem irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan, apabila pengambilan secara gravitatif ternyata tidak layak dari segi ekonomi maupUn teknik. Cara ini membutuhkan modal kecil,  namun memerlukan biaya ekspoitasi yang besar.
c.    Irigasi Pasang-surut
Yang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi yang memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut. Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat pengaruh langsung dari peristiwa pasang-surut air laut. Untuk daerah Kalimantan misalnya, daerah ini bisa mencapai panjang 30 sampai 50 km memanjang pantai dan 10 sampai 15 km masuk ke darat. Air genangan yang berupa air tawar dari sungai akan menekan dan mencuci kandungan tanah sulfat masam dan akan dibuang pada saat air laut surut.
v  Jaringan Irigasi
            Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya.
Untuk mengalirkan dan membagi air irigasi, dikenal 4 area utama, yaitu :
a.Pemberian air irigasi lewat permukaan tanah, yaitu pemberian air irigasi melalui permukaan tanah.
b.Pemberian air irigasi melalui bawah permukaan tanah, yaitu pemberian air irigasi yang        menggunakan pipa dengan sambungan terbuka atau berlubanglubang, yang ditanam 30 sampai 100 cm di bawah permukaan tanah.
e.Pemberian air irigasi dengan panearan,. yaitu eara pemberian air irigasi dalam bentuk panearan dari suatu pipa berlubang yang tetap atau berputar pada sumbu vertikal. Air dialirkan ke dalam pipa dan areal diairi dengan eara panearan seperti pemanearan pada waktu hujan. Alat panear ini kadang-kadang diletakkan di atas kereta dan dapat dipindah-pindahkan sehingga dapat memberikan penyiraman yang merata. Pemberian air dengan cara panearan untuk keperluan irigasi semaeam ini, belum lazim digunakan di Indonesia.
d.Pemberian air dengan era tetesan, yaitu pemberian air melalui pipa, di mana pada   tempat-tempat tertentu diberi perlengkapan untuk jalan keluarnyaair aga menetes pada tanah. Cara pemberian air irigasi semaeam inipun belum lazim di Indonesia.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Hasil dari pengenalan jaringan irigasi ini adalah dimana praktikan dapat mengenali komponen-komponen yang ada pada jaringan irigasi Bangunan Irigasi Bagendit (Parigi). Dan pada jaringan tersebut banyak terdapat sampah-sampah rumah tangga,eceng gondok, bekas penebangan pohon dll.
            Dari praktikum yang sudah dilaksanakan di irigasi Bagendit (Parigi) ini, praktikan dikenalkan dengan bangunan-bangunan irigasi yang ada. Dimana irigasi ini sudah banyak mengalami perubahan sejak tahun 2008, dan sampai saat ini masih terkendala oleh kekurangan biaya. Contoh perubahan yang terjadi adalah bagian pinggir sungai sudah ditembok tetapi kesadaran akan masayarakat sekitar terhadap bangunan irigasi ini sangat lah kurang karena terdapatnya sampah-sampah rumah tangga yang dibiarkan begitu saja,selain itu banyak menempel lumut. Pada pintu irigasi pertama banyak nya eceng gondok yang menyumbat saluran irigasi selain eceng gondok dan sampah rumah tangga ada juga bekas pohon tebangan masyarakat d=sekitar yang dibiarkan menumpuk disungai. Kemudian keadaan air yang sangat keruh dengan banyaknya lumpur yang bau dapat menghambat jalannya air menuju ke lahan pertanian, menurut penuturan dari petugas hal ini dikarenakan kurang nya diurus sebab kurangnya biaya dari pemerintahan untuk pemeliharaannya.



DAFTAR PUSTAKA

http://iputuyuliawanappp.blogspot.com/2012/02/bangunan-saluran-irigasi.html

http://www.budidarma.com/2011/12/pengenalan-jaringan-irigasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar