BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah-buahan merupakan bahan pangan
yang termasuk penting dan semestinya ada dalam daftar menu makanan kita
sehari-hari. Karena di dalam buah-buahan tersebut terkandung sumber nutrisi
yang sangat diperlukan oleh tubuh contohnya vitamin, mineral dan serat. Banyak
masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat kurang mengkonsumsi buah-buahan.
Seperti contoh kekurangan vitamin C dapat menyebabkan sariawan untuk gejala
yang ringan dan yang terparah adalah scurvy dan kurangnya mengkonsumsi makanan
yang mengandung vitamin A dapat menyebabkan rabun senja. Oleh karena itu
mengkonsumsi buah-buahan adalah mutlak bagi tubuh dan kesehatan.
Umumnya masyarakat lebih menyukai
buah-buahan dalam bentuk segar dan dihidangkan di meja makan sebagai hidangan
penutup atau lazim juga disebut sebagai makanan pencuci mulut daripada buah
yang sudah diolah menjadi bentuk lain, seperti contoh konsumen lebih menyukai
salak dalam bentuk segar dibandingkan dengan manisan serta buah melon dalam
keadaan segar daripada diolah menjadi sirup. Dalam bentuk segar, tidak semua
bagian dari buah itu yang dapat dimakan.
Sebagian besar buah-buahan mempunyai
pelindung alami yang melindungi bagian dalam buah-buahan itu sendiri, biasanya
pelindung itu untuk melindungi biji buah yang merupakan bakal tumbuhan yang
baru, pelindung biasanya disebut kulit. Pada sebagian besar buah-buahan,
kulitnya tidak dapat dimakan dan terpaksa dibuang dan dipisahkan dari bagaian
yang dapat dimakan.
1.2 Rumusan Masalah
·
Bagaimana cara budidaya yang baik dan
benar pada buah naga,kalengkeng dan strawberry ?
·
Apa saja hama dan penyakit yang
menyerang tanaman tersebut ?
·
Bagaimana cara pemeliharaan ketiga
tanaman tersebut ?
1.3
Manfaat
·
Mengetahui
cara budidaya yang baik dan benar pada buah naga, kalengkeng dan strawberry.
·
Dapat
ilmu baru tentang cara penanganan hama dan penyakit yang menyerang ketiga buah
tersebut.
·
Memberikan
wawasan baru terhadap mahasiswa fakultas pertanian.
·
Mahasiswa
dapar mengetahui bagaimana cara budidaya buah tersebut dengan baik dan benar.
·
Dalam
praktek lapangan mahasiswa tidak terlalu sulit untuk mengapliksaikannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Buah Naga (Hylocereus sp.)
Buah
naga dikelompokan kedalam keluarga tanaman kaktus. Meskipun dikenal sebagai
buah dari Asia, tanaman ini aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Pada tahun 1870, bangsa Perancis membawa buah naga dari Guyana
ke Vietnam sebagai tanaman hias. Karena rasanya manis, buah naga kemudian
dikonsumsi secara meluas di Vietnam dan Cina.
Di
Indonesia, buah naga mulai populer sejak tahun 2000. Tidak jelas benar siapa
yang pertama kali mengembangkannya. Diperkirakan buah naga yang masuk ke negeri
kita berasal dari Thailand dan dibudidayakan oleh para pehobi tanaman secara
sporadis.
Klasifikasi Buah Naga :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Spesies: - Hylocereus
undatus (Haw.)Britt.Et R (daging putih)
- Hylocereus polyrhizus (daging merah)
- Hylocereus costaricensis (daging super merah)
- Selenicereus megalanthus (kulit kuning, daging putih, tanpa
sisik)
Budidaya
buah naga sangat cocok dengan kondisi iklim dan alam Indonesia. Tanaman ini tumbuh
optimal pada ketinggian 0-350 meter dpl dengan curah hujan sekitar 720 mm per
tahun. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buah naga berkisar 26-36 derajat
celcius.
Memilih bibit buah naga
Tanaman
buah naga bisa diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara generatif
yaitu memperbanyak tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara mengeluarkan
biji dari buah naga terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya dilakukan
oleh para penangkar berpengalaman.
Cara vegetatif relatif lebih banyak
dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara vegetatif lebih
cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk bisa dipastikan
menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah naga:
§ Penyetekkan dilakukan terhadap
batang atau cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3-4 kali. Hal ini
berguna agar hasil setek bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya
sudah ketahuan dari hasil buah terdahulu.
§ Pilih batang yang berdiameter
setidaknya 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar
diameter batang akan semakin baik, karena batang tersebut akan jadi batang
utama tanaman.
§ Pemotongan dilakukan terhadap batang
yang panjangnya sekitar 80-120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20%,
bagian yang 80% akan dijadikan calon bibit.
§ Potong-potong batang calon bibit
dengan panjang sekitar 20-30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan
pangkal bawah yang akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk
merangsang pertumbuhan akar.
§ Potongan setek harus memiliki
setidaknya 4 mata tunas. Panjang setek bisa lebih pendek namun konsekuensinya
akan berpengaruh pada kecepatan berbuah.
§ Biarkan batang setek yang telah
dipotong-potong tersebut hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam
getah yang masih basah bisa menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko
serangan jamur batang setek bisa di celupkan pada larutan fungisida.
§ Siapkan bedengan atau polybag untuk
menanam setek-setek tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan
lihat cara membuat media persemaian.
§ Siram bedengan atau polybag yang
telah diisi dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari
setek kedalam media tanam sedalam 5 cm.
§ Berikan naungan atau sungkup untuk
melindungi setek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 hari sekali.
§ Setelah 3 minggu, tunas pertama
mulai tumbuh dan naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan
cahaya matahari penuh.
§ Pemeliharaan bibit biasanya
berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50-80 cm.
Persiapan budidaya buah naga
Kebutuhan
bibit untuk budidaya buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-1000 bibit.
Jumlah bibit yang diperlukan tergantung pada metode tanam dan pengaturan jarak
tanam. Kali ini alamtani membahas metode budidaya buah naga dengan tiang panjat
tunggal. Dengan sistem ini dibutuhkan tiang panjat sebanyak 1600 batang dengan
kebutuhan bibit tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.
a. Pembuatan tiang panjat
Dalam
budidaya buah naga tiang panjat sangat diperlukan untuk menopang tumbuhnya
tanaman. Tiang panjat biasanya dibuat permanen dari beton. Bentuk tiangnya
bisap pilar segi empat atau silinder dengan diameter sekitar 10-15 cm.
Tinggi tiang panjat untuk budidaya
buah naga biasanya 2-2,5 meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm agar
kuat berdiri. Di ujung bagian atas diberikan penopang berupa batang kayu atau
besi membentuk ‘+’. Kemudian tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa juga
ban motor bekas. Sehingga bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir mobil.
Buatlah tiang panjat tersebut secara
berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan jarak antar baris 3
meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di antara barisan
buat saluran drainase sedalam 25 cm.
b. Pengolahan tanah
Setelah
tiang panjat disiapkan, buatlah lubang tanam dengan ukuran 60×60 cm dengan
kedalaman 25 cm. Posisi tiang panjat persis terletak ditengah-tengah
lubang tanam tersebut.
Campurkan
10 kg pasir dengan tanah galian untuk menambah porositas tanah.
Tambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang sebanyak 10-20
kg. Tambahkan juga dolomit atau kapur pertanian sebanyak 300 gram, karena
buah naga memerlukan banyak kalsium. Aduk bahan-bahan tersebut hingga merata.
Timbun
kembali lubang tanam dengan campuran media di atas. Kemudian siram dengan air
hingga basah tapi jangan sampai tergenang. Biarkan lubang tanam yang telah
ditimbun kembali tersinari matahari dan mengering.
Setelah
2-3 hari, berikan pupuk TSP sebanyak 25 gram. Pemberian pupuk melingkari tiang
panjat dengan jarak sekitar 10 cm dari tiang. Biarkan selama kurang lebih 1
hari. Kini lubang tanam siap untuk ditanami.
c.Penanaman bibit buah naga
Untuk
satu tiang panjat dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam
mengitari tiang panjat, jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar
10 cm. Bibit dipindahkan dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali tanah
sedalam 10-15 cm, atau disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit
diletakkan pada galian tersebut dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.
Setelah
ke-4 bibit ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada
tiang panjat. Lakukan pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur sepanjang 20-30
cm. Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang gerak
pertumbuhan tanaman dan agar tidak melukai batang.
Syarat Tumbuh Tanaman Buah Naga
Syarat tumbuh tanaman buah naga
tidak berbeda jauh dengan tanaman kaktus atau tanaman gurun pasir lainnya.
Karena berasal dari daerah gurun pasir yang panas dan kering maka buah naga
umumnya tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah, yaitu :
·
Buah naga sepesies Hylocereus undatus, yaitu buah naga dengan daging putih akan tumbuh
baik pada ketinggian kurang dari 300 mdpl.
·
Sedangkan buah naga spesies Hylocereus costaricensis, yaitu buah
naga dengan daging super merah (super red) tumbuh baik pada ketinggian
0-100mdpl.
·
Sementara itu buah naga spesies Selenicereus megalanthus, yaitu buah
naga dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baik pada
daerah dingin dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl.
d.Pemupukan dan perawatan
a. Pemupukan
Pada
masa awal pertumbuhan pupuk yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur
nitrogen (N). Pada fase berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang banyak
mengandung fosfor (P) dan kalium (K). Pemakaian urea tidak dianjurkan
untuk memupuk buah naga, karena sering mengakibatkan busuk batang.
Pemupukan
dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan
dosis 5-10 kg per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk
tambahan NPK dan ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam. Pada tahun
berikutnya perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman. Pupuk
tambahan berupa pupuk organik cair, pupuk hayati atau hormon perangsang buah
bisa diberikan untuk memaksimalkan hasil.
b. Penyiraman
Penyiraman
bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada parit-parit drainase. Selain
itu juga bisa menggunakan gembor atau irigasi tetes. Sistem irigasi tetes lebih
hemat air dan tenaga kerja namun perlu investasi yang cukup besar.
Penyiraman dengan parit
drainase dilakukan dengan merendam parit selama kurang lebih 2 jam. Bila
penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air
sebanyak 4-5 liter. Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau
sesuai dengan kondisi tanah.
Penyiraman
bisa dikurangi atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah.
Pengurangan atau penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan
pertumbuhan tunas baru sehingga pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman
tetap dilakukan apabila tanah terlihat kering dan tanaman layu karena
kurang air.
c. Pemangkasan
Terdapat
setidaknya tiga tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga, yakni pemangkasan
untuk membentuk batang pokok, pemangkasan membentuk cabang produksi dan
pemangkasan peremajaan.
Pemangkasan
untuk membentuk batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman. Tanaman yang
baik memiliki batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk
mendapatkan itu pilih tunas yang tumbuh di bagian paling atas batang awal.
Tunas yang tumbuh dibawahnya sebaiknya dipotong saja.
Pemangkasan
untuk membentuk cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang
pokok. Pilihlah 3-4 tunas untuk ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi
batang produksi dan tumbuh menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya
yang ada di bagian atas, sekitar 30 cm dari ujung atas.
Pemangkasan
peremajaan dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya
sudah berbuah 3-4 kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber
bibit tanaman.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan adalah bentuk tanaman. Biasanya
tanaman buah naga tumbuh tidak teratur. Upayakan agar tunas-tunas yang dipilih
bisa membentuk tanaman dengan baik. Sehingga percabangan tidak terlalu rimbun
dan batang yang ada dibawah tajuk bisa terkena sinar matahari dengan maksimal.
Adapun gangguan hama yang menyerang
tanaman buah naga yaitu :
Tungau
Hama Tungau (Tetranychus sp.) akan menyerang kulit batang atau cabang yang
merusak jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi
cokelat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1-2 gr/ltr
air yang dilakukan 2-3 kali seminggu.
Kutu
Putih
Tanaman buah naga yang diserang hama
kutu putih (mealybug) pada permukaan batang atau cabang akan berselaput
kehitaman dan terlihat kotor. Hama ini bisa dikendalikan dengan menyemprotkan
Kanon dengan dosis 1-2 cc/ltr air seminggu sekali pada cabang yang diserang.
Biasanya dua kali penyemprotan hama kutu putih sudah hilang.
Kutu
Sisik
Hama kutu sisik (Pseudococus sp.) umumnya berada pada
bagian cabang yang tidak terkena matahari langsung dan cabang yang diserang
hama ini akan terlihat kusam. Hama ini juga bisa diatasi dengan penyemprotan
Kanon dengan dosis sama dengan pengendalian hama kutu putih pada sela-sela
tanaman yang ternaungi atau tidak terkena sinar matahari.
Kutu
Batok
Hama kutu batok (Aspidiotus sp.) menyerang tanaman dengan
mengisap cairan pada batang atau cabang yang menyebabkan cabang berubah menjadi
berwarna kuning. Pengendaliannya juga bisa menggunakan cara yang sama dengan
pengendalian hama kutu putih dan kutu sisik.
Bekicot
Hama bekicot sangat merugikan
tanaman buah naga karena merusak batang atau cabang dengan menggerogotinya dan
dapat mengakibatkan cabang busuk. Hama ini disebabkan karena kebersihan kebun
yang kurang terjaga.
Semut
Pada umumnya semut akan muncul pada
saat tanaman buah naga mulai berbunga. Semut mulai mengerubungi bunga yang baru
kuncup dan akan mengakibatkan kulit buah nantinya akan berbintik-bintik
berwarna coklat yang tentunya harga buah akan menurun dengan kualitas seperti
itu. Pengendaliannya dengan menyemprotkan Gusadrin dengan dosis 2 cc/ltr air.
Burung
Gangguan burung pada buah naga
umumnya jarang terjadi dan tidak perlu dikuatirkan. Biasanya menyerang buah
yang telah masak pada bagian atas.
Penyakit Buah Naga
Penyakit yang menyerang tanaman buah
naga terhitung tidak banyak jenis dan penyebabnya. Meskipun demikian, jika
tanaman terserang harus segera diatasi agar tidak menyebar ke tanaman yang
lain. Berikut ini penyakit buah naga dan penyebabnya serta tindakan
pengobatannya :
Busuk
Pangkal Batang
Penyakit ini umumnya menyerang pada
awal penanaman buah naga, tanaman buah naga sering mengalami pembusukan pada
pangkal batang, berwarna kecokelatan dan terdapat bulu putih. Pembusukan
tersebut disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur
yang menyebabkan kebusukan yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Penyakit ini sering
terjadi pada bibit setek yang belum tumbuh akar dalam bentuk potongan.
Pengobatan tanaman buah naga yang
terserang penyakit ini dengan penyemprotan Benlate dengan dosis 2 g/ltr air
atau menggunakan Ridomil 2 g/ltr air sebulan sekali. Bila muncul gejala
kekuningan pada pangkal batang maka segera dilakukan penyemprotan pada seluruh
batang dan diutamakan pada pangkal batang yang terserang.
Untuk pencegahan penyakit ini bisa
dilakukan pengairan yang disertai dengan penyemprotan fungisida dan Atonik
didaerah pangkal batang pada tanaman yang berumur 30 hari pada awal penanaman.
Busuk
Bakteri
Gejala tanaman buah naga yang
terserang penyakit ini adalah tanaman tampak layu, kusam, terdapat lendir putih
kekuningan pada tanaman yang mengalami pembusukan. Penyakit ini disebabkan oleh
Pseudomonas sp. Pengobatannya dengan mencabut tanaman yang sakit, kemudian pada
lubang tanam diberi Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk kemudian
pada lubang tanam tersebut ditanam bibit baru.
Fusarium
Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya
antara lain cabang tanaman berkerut, layu, dan busuk berwarna coklat.
Penanggulangannya dengan menyemprotkan Benlate dengan dosis 2g/liter air dalam
seminggu 1-2 kali penyemprotan pada bagian batang dan cabang.
Panen Dan Pasca Panen
a.Panen
Panen adalah suatu rangkaian
kegiatan memetik buah sesuai dengan kriteria masak optimal. Panen menurut
(sutriono,2003) adalah pemungutan hasil pertanian yang telah cukup umur dan
sudah saatnya diambil hasilnya. dengan tujuan untuk mendapatkan buah dengan
tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai
standar pasar yang ditujuh. Buah Naga yang dapat di panen memiliki kriteria
buah mempunyai tanda – tanda buah yang yang warna kulitnya buah naga berwarna
merah mudah cerah, menarik, dan memiliki sisik buah. Buah berukuran besar
antara 150-600 g per buah. Daging buah berwarna putih atau merah dengan biji
berwarna hitam kecil (McMahon 2003). Kelas super dengan ukuran diatas 700 g,
kelas A dengan ukuran antara 500-700 g, kelas B dengan antara ukuran 350-500 g
(Kebun Sabila Farm 2008). Kulit buah naga putih dan buah naga merah memiliki
perbedaan yaitu buah naga putih berwarna merah magenta dan mengkilat sedangkan
buah naga merah lebih berwarna merah mencolok dan agak kusam. Bentuk buah naga
putih sebagian besar lebih lonjong sedangkan buah naga merah lebih bulat. Sisik
buah naga putih terdapat semburat hijau sedangkan sisik buah naga merah
seluruhnya berwarna merah.
Cara panen yang dilakukan dengan
memakai gunting yang khusus untuk memotong tangkai buah, dan buah tersebut di
letakan dalam keranjang sampai penuh kemudian dilakukan pengangkutan dengan
angkong ke gudang atau tempat yang sudah di siapkan. Waktu yang maksimal untuk
buah naga yang siap dipanen dari penyerbukan bunga ke buah selama 20 hari dari
buah sampai siap di panen 33 hari, buah naga baru bisa di panen mencapai waktu
53 hari.
Alat yang di gunakan dalam
melakukan panen :
·
Gunting besi yang khusus di pakai untuk
memotong tangkai buah
·
Sarung tangan yaitu melindungi tangan
dari tusukan duri buah naga
·
Sepatu bot yaitu melindungi kaki dari
bekas-bekas duri buah naga yang jatuh ke tanah.
·
Keranjang untuk meletakan buah yang
sudah di panen
·
Angkong untuk melakukan pengangkutan ke
gudang atau tempat yang aman.
b.Pasca
Panen
Penanganan pascapanen adalah
tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil
pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen atau diolah lebih lanjut oleh
industri ( Anonim, 2012). Pasca panen yang dilakukan, tidak hanya menanam serta
melakukan pemanenan dan hasil panen dijual tetapi juga dilakukan pengolahan
buah naga yang telah dilakukan penyortian, buah naga yang kecil atau tidak
layak jual pemiliknya memanfaatkan buah naga menjadi minuman juss dan salei.
a.Pengemasan
Suatu kegiatan pengemasan atau
penyusunan buah dalam suatu wadah dengan tujuan untuk melindungi buah dari
kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan pengangkutan sedang berlangsung.
Buah yang sudah dilakukan pengemasan siap dikirimkan ke mitra-mitra usaha Luar
Jogjakarta maupun Jogjakarta sedangkan untuk Kebun, kebutuhan konsumen akan
Buah Naga banyak maka langsung berikan buah yang telah melewat tahapan
pengemasan, konsumen membeli hanya dalam jumlah sedikit sehingga di berikan
dalam bentuk eceran.
b.Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu
kegiatan untuk mengamankan buah yang dibutukan dalam jangka waktu panjang.
Penyimpanan sangat penting untuk produk buah naga, buah yang tetap terlihat
segar untuk penyimpnan secara alami membutukan waktu satu minggu, sedangkan
untuk penyimpanan dengan memanfaatkan alat bantu seperti kulkas, buah tetap
segar membutukan waktu satu bulan bahkan lebih. Cara melakukan penyimpanan
dalam kulkas yaitu dengan membungkus buah dengan kertas plastik pastikan di plastik
dalam keadaan bersih dan tidak basa, baru siap di masukan dalam wada
penyimpanan.
2.2 Buah Lengkeng (Dimocarpus logan L)
Lengkeng adalah jenis tanaman keras
dengan sistem perakaran cukup luas, batang kayu kuat, serta akar tunggang
sangat dalam. Untuk karakter fisiknya sendiri, lengkeng memiliki pohon cukup
besar dan cabangnya banyak. Sedangkan untuk daun buahnya merupakan jenis daun
majemuk, dimana tiap tangkal mempunyai tiga hingga enam pasang daun. Bagian
bunga lengkeng bentuknya berupa malai berwarna kuning muda dengan letak pada
ujung-ujung ranting, serta berukuran cukup kecil. Untuk buahnya sendiri
memiliki ukuran kecil, kira-kira sebesar kelereng dengan warna kulit cokelat
cerah, tidak berbulu, mempunyai daging buah berwarna bening, rasanya manis, dan
aromanya khas. Biji buah lengkeng
warnanya hitam kecokelatan.
Lengkeng bisa tumbuh dan berkembang
dengan baik di daerah yang memiliki ketinggian 300-900 m dpl. Lahan yang
dibutuhkan untuk budidaya lengkeng cukup yang memiliki tekstur tanah halus
dengan tingkat pH 5,5 – 5,6. Sedangkan iklim yang cocok untuk budidaya lengkeng
yakni tipe iklim B atau basah, iklim D atau sedang, dan. tipe C atau agak
basah. Tanaman lengkeng bisa tumbuh dengan baik di area yang terbuka.
Berdasarkan taksonominya, tanaman
kalengkeng di klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Dimocarpus
Spesies : Dimocarpus logan L (Lelychusna, 2011)
Bibit lengkeng
Bibit lengkeng bisa diperoleh secara
vegetatif dan generatif. Namun, biasanya lebih disarankan untuk menggunakan
bibit yang berasal dari pembiakan vegetatif. Untuk pembiakan vegetatif bisa
ditempuh melalui bermacam cara, diantaranya:
·
Penyambungan. Pada intinya, sistem
penyambungan dilakukan dengan cara menempelkan bagian tertentu tanaman yang
sudah ditentukan pada bagian tertentu tanaman lainnya yang berfungsi sebagai
induknya, untuk selanjutnya menjadi satu tanaman.
·
Pencangkokan. Berupa pengusahaan sistem
perakaran cabang tanaman dengan tidak memotong cabang dari induknya.
·
Penyusunan. Metode pembiakan vegetatif
melalui penyusunan dianggap lebih baik dibandingkan sistem okulasi dan cangkok,
karena batang atas dan batang bawah tak harus memiliki umur sama.
Ada beberapa keuntungan yang
didapatkan dari sistem pembiakan vegetatif diatas, diantaranya adalah:
·
Menghasilkan tanaman dengan sifat
menyerupai sifat induknya.
·
Tanaman tidak terlalu tinggi, sehingga
mempermudah tata laksana pemeliharaan dan pemanenan.
·
Tanaman jadi cepat berbuah.
Tahapan penanaman
1)
Persiapan lahan
Untuk persiapan lahan, pertama
siapkan lubang tanaman yang berukuran 60 x 60 cm dengan jarak tiap-tiap lubang
tanamnya 10 x 10 m, serta kedalaman 60 cm. Selanjutnya, isi lubang tanaman
tersebut dengan tanah yang telah dicampur dengan kompos atau pupuk kandang.
Perbandingan tanah dan kompos yang diisikan adalah 3 : 1.
2)
Penanaman lengkeng
Penanaman bibit tanaman lengkeng
yang asalnya dari pembiakan vegetatif sebenarnya sama seperti penanaman bibit lengkeng
dari biji. Namun, lubang tanam harus dibuat lebih dalam supaya sistem
perakarannya menjadi lebih luas dan tanaman tak mudah roboh.
3)
Pemeliharaan
1)
Pemupukan
Tahap pemupukan tanaman lengkeng
bisa dilakukan sebanyak dua kali tiap satu tahunnya, yaitu di awal musim
penghujan serta memasuki musim kemarau. Untuk pemupukannya sendiri dengan cara
membenamkan pupuk pada tanah di sekeliling tanaman yang berjarak kira-kira sama
lebar dengan lingkar luar bagian tajuk daun (dari batang utama).
2)
Pemangkasan
Pemangkasan merupakan kegiatan
pemotongan sebagian ranting dan cabang tanaman yang bertujuan sebagai berikut:
-
Untuk memperbanyak ranting atau cabang.
-
Untuk memperpendek tinggi pohon, sehingga mempermudah proses pemanenan.
-
Untuk meremajakan tanaman.
-
Agar tamanan lekas berbuah
-
Sebagai langkah pengendalian atas hama serta penyakit.
Syarat
Tumbuh
Lengkeng lebih cocok ditanam di
dataran rendah antara 200-600 m dpl yang bertipe iklim basah dengan musim
kering tidak lebih dari empat bulan. Air tanah antara 50-200 cm. Curah hujan
1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering.
Sementara tanaman led lebih senang pada dataran tinggi antara 900-l.000 m dpl.
Hama dan penyakit
Biasanya tanaman lengkeng cukup
tahan dari berbagai serangan hama serta penyakit. Jenis-jenis hama serta
penyakit yang sering menyerang tanaman lengkeng di antaranya adalah kutu daun,
akar hitam, uret, busuk buah, dan bercak daun. Langkah pengendalian hama dan
penyakit selain melalui pemangkasan, bisa juga dilakukan dengan cara membungkus
atau menyemprot buah dengan menggunakan pestisida atau dengan mekanik.
Tabel Penentuan saat
panen buah
No
|
Indikator
|
Varietas Lokal
|
Varietas Introduksi
|
1
|
Warna kulit buah
|
Coklat-coklat tua
|
Kuning
kecoklatan-coklat cerah
|
2
|
Rasa buah
|
Manis (brix minimal
14)
|
Manis (brix minimal
18)
|
3
|
Umur buah
|
6 bulan
|
4-6 bulan
|
Varietas
local lengkeng : Sikep, Mutiara dan Mbatu
Varietas introduksi lengkeng : Dari Vietnam (Ping Pong, Diamond
River), Malaysia (Itoh) dan Thailand (Bie Kiew, Ido, dan Sichompu)
Pemanenan buah dilakukan saat pagi
hari untuk mengurangi penguapan air dari buah dan menghindari panas karena
sengatan matahari. Panen saat hari hujan juga sebaiknya dihindari. Kerusakan
buah saat panen dapat mempercepat proses pembusukan buah, karena itu proses
pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati. Buah dipanen dengan cara memotong
malai/tandan buah, atau butiran buah dipanen langsung dari tandannya dan
ditempatkan dalam keranjang plastik atau bambu. Semua buah dalam satu pohon
sebaiknya dipanen secara bersamaan kecuali jika tingkat kematangan antar tandan
buah berbeda jauh. Buah yang telah dipanen diletakkan di tempat yang teduh dan
jika memungkinkan segera dibawa ke bangsal pengepakan.
Musim panen lengkeng di bulan
Januari-Februari dengan produksi 300–600 kg per pohon. Lengkeng termasuk buah
non-klimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon karena tidak dapat
diperam. Pemanenan dilakukan dengan alat yang dapat memotong tangkai rangkaian
buah. Alat panen berupa gunting bertangkai panjang yang tangkainya dapat diatur
dari bawah. Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi kecokelatan
gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis harum, sedangkan buah yang
belum matang rasanya belum manis.
Karena manfaat buah kelengkeng
sangat banyak, namun buah ini cepat membusuk, agar nutrisi di dalam buah ini
tetap terjaga maka makanan harus diolah,yaitu dengan cara pengalengan. Tujuan
utama pengolahan makanan adalah untuk mengawetkan makanan yang mudah rusak
dalam bentuk stabil yang dapat disimpan dan dikirim ke pasar yang jauh selama
berbulan-bulan. Pengolahan juga dapat merubah makanan menjadi bentuk yang baru
atau yang lebih bermanfaat dan membuat makanan tersebut lebih mudah untuk
disiapkan (Anonim, 2007a).Salah satu metode dasar untuk pengolahan buah dan
sayuran adalah pengalengan.Pengalengan merupakan metode utama pengawetan
makanan dan menjadi dasardestruksi mikroorganisme oleh panas dan pencegahan
rekontaminasi. Kualitas makanan yang dikalengkan tidak hanya dipengaruhi oleh
proses panas tetapi juga metode-metode preparasi, misalnya preparasi yang
melibatkan pencucian, trimming, sortasi, blanching,pengisian dalam kontainer,
dan penjagaan head space di dalam kaleng denganpenutupan vakum (Luh, 1975).
Proses pengalengan sebagai suatu
bagian ilmu rekayasa pangan mulai ber-kembang sejak termokopel digunakan untuk
mengukur suhu. Dengan termokopei ini,suhu makanan atau minuman dalam botol atau
kaleng dapat diukur secara tepat danakurat, sehingga perancangan proses panas
yang tepat dan dapat menjamin inaktivasi mikroba pembusuk dan patogen dapat
dilakukan.
Tujuan dari proses pengalengan
adalah untuk membunuh mikroorganisme dalam makanan dan mencegah rekontaminasi.
Panas merupakan agensia umum yangdigunakan untuk membunuh mikroorganisme.
Penghilangan oksigen digunakan bersama dengan metode lain untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme yang memerlukan oksigen. Dalam pengalengan
konvensional buah dan sayur, ada tahapan proses dasar yang sama untuk kedua
tipe produk.
2.3 Buah Strawberry (Fragaria sp.)
Buah strawberry tak diragukan lagi
merupakan salah satu jenis buah yang paling digemari oleh masyarakat. Beberapa
tahun yang lalu, buah berwarna merah ini bahkan pernah menjadi buah elit yang
banyak sekali orang bermimpi untuk memakannya. Tak heran, dulu, negara kita
hanya mampu mengimpor buah ini sehingga jumlah strawberry yang ada di pasar
belum seramai sekarang. Namun begitu, lain dulu, lain juga sekarang. Jika Anda
termasuk salah satu penggemar strawberry, dengan bermodalkan teknik
budidaya strawberry, Anda bahkan dapat membudidayakan buah yang satu
ini di pekarangan Anda sendiri saat ini. Berikut adalah berbagai cara
budidaya yang dapat Anda lakukan di pekarangan Anda sendiri.
Menurut Kurnia (2005), tanaman
stroberi dalam dunia tumbuh-tumbuhan klasifikasikan seperti berikut ini :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Famili : Rosaceae
Ordo : Rosales
Genus : Fragaria
Species : Fragaria sp.
·
Cara Memilih Lahan Untuk Budidaya Strawberry
Jika Anda ingin
membudidayakan buah strawberry di pekarangan Anda sendiri, langkah
pertama yang harus Anda lakukan yaitu menemukan lahan yang pas untuk
membudidayakan buah tersebut. Untuk melakukan pembudidayaan buah strawberry,
Anda harus memiliki sebuah kebun dengan tanah liat berpasir yang gembur serta
subur dan mengandung berbagai macam bahan organik. Selain itu, tata air serta
udara yang ada di kebun tersebut juga harus baik dan pH tanah tempat strawberry
akan dibudidayakan antara 5.4-7.0.Selain menanam strawberry yang hendak Anda
budidayakan di kebun, Anda juga dapat melakukannya dalam pot, namun, jika Anda
ingin membudidayakan stroberi dalam pot, pH tanah yang ada dalam pot
sebaiknya antara 6.5-7.0 dan bukan 5.4-70.
·
Cara Pembibitan Buah Strawberry
Buah strawberry dapat tumbuh dari
biji serta bibit vegetatif, jadi, ada beberapa pilihan bibit yang dapat Anda
gunakan ketika hendak membudidayakan buah yang satu ini. Untuk bibit biji, Anda
bisa mendapatkannya di toko-toko pertanian dan menyemaikannya dalam kotak
plastik atau kayu berisi campuran tanah, pasir, serta pupuk kandang. Siram
persemaian tersebut setiap hari kemudian pindahkan bibit strawberry ke dalam
bedeng ketika bibit tersebut sudah memiliki dua helai daun. Sementara itu, jika
Anda memilih bibit vegetatif, tanaman induk yang ingin Anda gunakan untuk
membuat bibit tersebut harus sudah berusia 1-2 tahun dan sehat serta produktif.
·
Pembudidayaan Buah Strawberry
Salah satu cara terbaik dalam
pembudidayaan buah strawberry di kebun yaitu dengan mulsa plastik. Untuk
membudidayakan strawberry dengan mulsa plastik, pertama-tama, Anda harus mengeringanginkan
lahan yang hendak anda tanami dengan tanaman strawberry tersebut
selama 15-30 hari. Setelah itu, buatlah bedengan dengan lebar 80×120 cm dan
dengan tinggi antara 30-40 cm kemudian keringkan lagi selama 15 hari dan taburi
dengan pupuk. Siram lahan yang sudah ditaburi tersebut dengan air hingga lambab
kemudian tutup dengan mulsa plastik berwarna hitam. Untuk cara
menanam strawberry, Lubangi mulsa selebar kaleng susu kemudian buatlah
lubang di tanah tepat dimana lubang di mulsa tadi dibuat dan tanamlah bibit
strawberry di lubang tersebut.
·
Pentingnya Penyulaman dan Penyiangan Tanaman Strawberry
Selain mengetahui cara
tanam buah strawberry, Anda tentu juga harus mengetahui berbagai hal yang
perlu dilakukan setelah Anda menanam bibit strawberry di kebun Anda. Hal
pertama yang wajib Anda lakukan ketika tanaman strawberry Anda sudah mulai
tumbuh yaitu penyulaman, yang harus Anda lakukan sebelum tanaman tersebut
berumur 15 hari. Selain melakukan penyulaman, Anda juga harus melakukan
penyiangan terhadap pohon strawberry yang Anda tanam. Untuk penyiangan
sendiri, bisa Anda lakukan ketika tumbuh gulma pada tanaman strawberry yang
Anda budidayakan atau setiap kali Anda melakukan pemupukan susulan.
Syarat tumbuh tanaman strawbery
Di daerah tropis seperti Indonesia,
tanaman strawberry akan tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian lebih
dari 600m dpl. Di ketinggian ini, suhu udara pada siang hari berkisar antara
22°-25°C dan pada malam hari 14°-18°C. Pada suhu yang sejuk dan kelembaban
udara relatif (RH) yang tinggi atau 85-95%, pertumbuhan strawberry akan baik
karena tidak mengalami stress akibat tingginya suhu dan tingginya laju
transpirasi atau hilangnya air dari jaringan tanaman. Selain itu, tanaman ini
juga membutuhkan curah hujan yang tinggi terutama pada fase vegetatif yaitu
600-700 mm/tahun (ipteknet.com.,
2011).
Hama dan penyakit
Hama
a.
Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)
Bagian yang diserang : permukaan
daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda. Gejala : pucuk atau
daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau buah terhambat.
Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR.
b.Tungau
(Tetranychus sp -Tarsonemus sp)
Bagian yang diserang: daun,tangkai,
dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting akhirnya daun rontok.
Pencegahan PENTANA + AERO 810 atau NATURAL BVR.
c.Kumbang
·
Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi),
·
kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus),
·
kumbang penggerek batang (O. Sulcatus)
Gejala serangan : adanya bubuk
berupa tepung pada bagian yang digereknya. Pencegahan semprotkan PESTONA atau
PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
PENYAKIT
a.
Layu verticillium (Verticillium dahliae)
Bagian yang diserang: mulai dari
akar, daun, hingga tanaman. Gejala : daun yang terinfeksi mula-mula berwarna
kuning hingga kecoklatan, serangan berat akan mengakibatkan kematian pada
tanaman. Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun, gunakan Natural
GLIO pada awal tanam.
b.
Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum
fragariae Brook) Busuk Rhizopus/ Rhizopus spot ( Rhizopus stolonifer )
Bagian yang diserang : buah. Gejala
: RFR yang khas hanya pada buah yang masak saja dengan buah busuk disertai
massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah busuk lunak, berair, bila
dipijit keluar cairan keruh.
Pengendalian : musnahkan buah yang
terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, gunakan Natural
GLIO pada awal penanaman yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi.
c.
Busuk akar ( Idriella lunata, Pythium
ulmatum, Rhizoctonia solani)
Bagian yang diserang : akar tanaman.
Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan
busuk, sedangkanPhytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah
busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan
sistem perakaran busuk kebasah-basahan.
Pengendalian : cabut dan musnahkan
tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi
tanaman, perbaikan drainase tanaman, berikan Natural GLIO pada awal penanaman.
d.
Empulur merah (Phytophtora fragrariae)
Bagian yang diserang : perakaran
tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tudak segar bahkan dapat layu, bila
diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak
berwarna merah.Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase
jelek dan masam/pH rendah.
Pengendalian : perbaiki drainase,
pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan hindari luka
mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat, campurkan
Natural GLIO pada awal penanaman.
Panen
·
Ciri dan umur panen:
1.
Buah sudah agak kenyal dan agak empuk
2.
Kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.
3.
Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan
buah.
·
Hal-hal yang seharusnya di lakukan dalam
penanganan pasca panen untuk dapat
meningkatkan nilai jual adalah :
1. Pengumpulan
Pengumpulan adalah suatu proses
pasca panen, yaitu dengan menempatkan buah hasil panen pada suatu tempat.
Sehingga dapat memudahkan melaksanakan tahapan pasca panen selanjutnya.
Sebaiknya buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar.
Simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil dan
hamparkan buah di atas lantai beralas terpal atau plastik. Kemudian buah dcuci.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran adalah tahapan pasca
panen dengan memisahkan buah yang rusak dari buah yang baik. Sehingga dalam
proses penentuan mutu dan harga jual akan lebih mudah dan akan lebih
menguntungkan para petani buah.
3. Pengemasan dan Penyimpanan.
Pengemasan adalah suatu teknik pasca
panen yang harus dilakukan, dengan tujuan untuk dapat melindungi buah pada saat
penyimpanan dan transportasi, selain itu pengemasan juga dapat menjadi alat
pemasaran yang baik untuk menambah daya tarik konsumen. Sedangkan penyimpanan adalah proses agar
dapat mempertahankan mutu buah saat sampai ditangan konsumen.
Tingkat kerusakan buah dipengaruhi
oleh difusi gas ke dalam dan luar buah yang terjadi melalui lentisel yang
tersebar di permukaaan buah. Difusi gas tersebut secara alami dihambat dengan
lapisan kulit yang sangat mudah membusuk yang dilakukan pada saat penanganan
pasca panen. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menambah bahan pelapis yang
dapat mengurangi difusi gas.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Setiap
penanaman buah-buahan dan hasil nya itu sangat tergantung oleh syarat tumbuh
tanaman yang seharusnya karena jika suatu tanaman di tanam ditempat yang bukan
tempatnya maka tanaman itu tidak akan berbuah atau tidak akan menghasilkan buah
dipohonnya meskipun ditempat lain itu adalah musim nya, kita ambil contoh pada
tanaman kalengkeng jika tanaman kalengkeng ditanam ditempat dataran tinggi atau
dalam keadaan suhu dingin tanaman itu tidak akan menghasilkan buah meskipun
berbuah buahnya pun akan busuk atau berjatuhan saat berbunga, selain
memperhatikan syarat tumbuhnya kita juga harus memperhatika bagimana cara
budidaya yang baik dan benar jika kita tidak mempunyai ilmunya maka tanaman
tersebut tidak akan tumbuh dan menghasilkan buah dengan produksi tinggi jika
kita kurang memiliki ilmunya pohon itu bisa saja mati disreang penyakit atau
produksi buah nya tidak sesuai dengan diharapkan oleh serang hama dan penyakit
yang menyerang pada buah kalengkengnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dahana,
K. dan Warisno. 2010. Buku
Pintar, Bertanam Buah Naga (di kebun, pekarangan,
dan dalam pot). Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hardjadinata,
S. 2010. Budidaya Buah Naga
Super Red Secara Organik. Penebar Swadaya,
Jakarta.
http://www.iptek.net.id.
2011. Budidaya Strawberry (Fragaria chiloensis L. / F.
vesca L.) pdf. Diakses tanggal 25 November 2015.
http://www.petanihebat.com.
2014 klasifikasi dan taksonomi tanaman kalengkeng. Diakses tanggal 25 November 2015
http://macam-jenis.com.
2011. Klasifikasi buah stroberi (Fragaria sp.). diakses tanggal 25 November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar