Kamis, 16 Juni 2016

pengendalian kualitas hasil tanaman pada buah naga, kalengkeng dan strawberry

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Buah-buahan merupakan bahan pangan yang termasuk penting dan semestinya ada dalam daftar menu makanan kita sehari-hari. Karena di dalam buah-buahan tersebut terkandung sumber nutrisi yang sangat diperlukan oleh tubuh contohnya vitamin, mineral dan serat. Banyak masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat kurang mengkonsumsi buah-buahan. Seperti contoh kekurangan vitamin C dapat menyebabkan sariawan untuk gejala yang ringan dan yang terparah adalah scurvy dan kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dapat menyebabkan rabun senja. Oleh karena itu mengkonsumsi buah-buahan adalah mutlak bagi tubuh dan kesehatan.
            Umumnya masyarakat lebih menyukai buah-buahan dalam bentuk segar dan dihidangkan di meja makan sebagai hidangan penutup atau lazim juga disebut sebagai makanan pencuci mulut daripada buah yang sudah diolah menjadi bentuk lain, seperti contoh konsumen lebih menyukai salak dalam bentuk segar dibandingkan dengan manisan serta buah melon dalam keadaan segar daripada diolah menjadi sirup. Dalam bentuk segar, tidak semua bagian dari buah itu yang dapat dimakan.
            Sebagian besar buah-buahan mempunyai pelindung alami yang melindungi bagian dalam buah-buahan itu sendiri, biasanya pelindung itu untuk melindungi biji buah yang merupakan bakal tumbuhan yang baru, pelindung biasanya disebut kulit. Pada sebagian besar buah-buahan, kulitnya tidak dapat dimakan dan terpaksa dibuang dan dipisahkan dari bagaian yang dapat dimakan.


1.2 Rumusan Masalah
·         Bagaimana cara budidaya yang baik dan benar pada buah naga,kalengkeng dan strawberry ?
·         Apa saja hama dan penyakit yang menyerang tanaman tersebut ?
·         Bagaimana cara pemeliharaan ketiga tanaman tersebut ?
1.3 Manfaat
·         Mengetahui cara budidaya yang baik dan benar pada buah naga, kalengkeng dan strawberry.
·         Dapat ilmu baru tentang cara penanganan hama dan penyakit yang menyerang ketiga buah tersebut.
·         Memberikan wawasan baru terhadap mahasiswa fakultas pertanian.
·         Mahasiswa dapar mengetahui bagaimana cara budidaya buah tersebut dengan baik dan benar.
·         Dalam praktek lapangan mahasiswa tidak terlalu sulit untuk mengapliksaikannya.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Buah Naga (Hylocereus sp.)
            Buah naga dikelompokan kedalam keluarga tanaman kaktus. Meskipun dikenal sebagai buah dari Asia, tanaman ini aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Pada tahun 1870, bangsa Perancis membawa buah naga dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Karena rasanya manis, buah naga kemudian dikonsumsi secara meluas di Vietnam dan Cina.
            Di Indonesia, buah naga mulai populer sejak tahun 2000. Tidak jelas benar siapa yang pertama kali mengembangkannya. Diperkirakan buah naga yang masuk ke negeri kita berasal dari Thailand dan dibudidayakan oleh para pehobi tanaman secara sporadis.
Klasifikasi Buah Naga :
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Kelas               : Hamamelidae
Ordo                : Caryophyllales
Famili              : Cactaceae (suku kaktus-kaktusan)
Genus              : Hylocereus
Spesies:           - Hylocereus undatus (Haw.)Britt.Et R (daging putih)
                        -   Hylocereus polyrhizus (daging merah)
                        -   Hylocereus costaricensis (daging super merah)
                        -   Selenicereus megalanthus (kulit kuning, daging putih, tanpa sisik)

            Budidaya buah naga sangat cocok dengan kondisi iklim dan alam Indonesia. Tanaman ini tumbuh optimal pada ketinggian 0-350 meter dpl dengan curah hujan sekitar 720 mm per tahun. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buah naga berkisar 26-36 derajat celcius.
Memilih bibit buah naga
            Tanaman buah naga bisa diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara generatif yaitu memperbanyak tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara mengeluarkan biji dari buah naga terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya dilakukan oleh para penangkar berpengalaman.
Cara vegetatif relatif lebih banyak dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara vegetatif lebih cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk bisa dipastikan menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah naga:
§  Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3-4 kali. Hal ini berguna agar hasil setek bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya sudah ketahuan dari hasil buah terdahulu.
§  Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar diameter batang akan semakin baik, karena batang tersebut akan jadi batang utama tanaman.
§  Pemotongan dilakukan terhadap batang yang panjangnya sekitar 80-120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20%, bagian yang 80% akan dijadikan calon bibit.
§  Potong-potong batang calon bibit dengan panjang sekitar 20-30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar.
§  Potongan setek harus memiliki setidaknya 4 mata tunas. Panjang setek bisa lebih pendek namun konsekuensinya akan berpengaruh pada kecepatan berbuah.
§  Biarkan batang setek yang telah dipotong-potong tersebut hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam getah yang masih basah bisa menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko serangan jamur batang setek bisa di celupkan pada larutan fungisida.
§  Siapkan bedengan atau polybag untuk menanam setek-setek tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan lihat cara membuat media persemaian.
§  Siram bedengan atau polybag yang telah diisi dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari setek kedalam media tanam sedalam 5 cm.
§  Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi setek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 hari sekali.
§  Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari penuh.
§  Pemeliharaan bibit biasanya berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50-80 cm.
Persiapan budidaya buah naga
            Kebutuhan bibit untuk budidaya buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-1000 bibit. Jumlah bibit yang diperlukan tergantung pada metode tanam dan pengaturan jarak tanam. Kali ini alamtani membahas metode budidaya buah naga dengan tiang panjat tunggal. Dengan sistem ini dibutuhkan tiang panjat sebanyak 1600 batang dengan kebutuhan bibit tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.
a. Pembuatan tiang panjat
            Dalam budidaya buah naga tiang panjat sangat diperlukan untuk menopang tumbuhnya tanaman. Tiang panjat biasanya dibuat permanen dari beton. Bentuk tiangnya bisap pilar segi empat atau silinder dengan diameter sekitar 10-15 cm.
Tinggi tiang panjat untuk budidaya buah naga biasanya 2-2,5 meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm agar kuat berdiri. Di ujung bagian atas diberikan penopang berupa batang kayu atau besi membentuk ‘+’. Kemudian tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa juga ban motor bekas. Sehingga bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir mobil.
Buatlah tiang panjat tersebut secara berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan jarak antar baris 3 meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di antara barisan buat saluran drainase sedalam 25 cm.
b. Pengolahan tanah
            Setelah tiang panjat disiapkan, buatlah lubang tanam dengan ukuran 60×60 cm dengan kedalaman 25 cm. Posisi tiang panjat persis terletak ditengah-tengah lubang tanam tersebut.
            Campurkan 10 kg pasir dengan tanah galian untuk menambah porositas tanah. Tambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang sebanyak 10-20 kg. Tambahkan juga dolomit atau kapur pertanian sebanyak  300 gram, karena buah naga memerlukan banyak kalsium. Aduk bahan-bahan tersebut hingga merata.
            Timbun kembali lubang tanam dengan campuran media di atas. Kemudian siram dengan air hingga basah tapi jangan sampai tergenang. Biarkan lubang tanam yang telah ditimbun kembali tersinari matahari dan mengering.
            Setelah 2-3 hari, berikan pupuk TSP sebanyak 25 gram. Pemberian pupuk melingkari tiang panjat dengan jarak sekitar 10 cm dari tiang. Biarkan selama kurang lebih 1 hari. Kini lubang tanam siap untuk ditanami.
c.Penanaman bibit buah naga
            Untuk satu tiang panjat dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam mengitari tiang panjat, jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar 10 cm. Bibit dipindahkan dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali tanah sedalam 10-15 cm, atau disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit diletakkan pada galian tersebut dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.
            Setelah ke-4 bibit ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada tiang panjat. Lakukan pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur sepanjang 20-30 cm. Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang gerak pertumbuhan tanaman dan agar tidak melukai batang.
Syarat Tumbuh Tanaman Buah Naga
            Syarat tumbuh tanaman buah naga tidak berbeda jauh dengan tanaman kaktus atau tanaman gurun pasir lainnya. Karena berasal dari daerah gurun pasir yang panas dan kering maka buah naga umumnya tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah, yaitu :
·         Buah naga sepesies Hylocereus undatus, yaitu buah naga dengan daging putih akan tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 300 mdpl.
·         Sedangkan buah naga spesies Hylocereus costaricensis, yaitu buah naga dengan daging super merah (super red) tumbuh baik pada ketinggian 0-100mdpl.
·         Sementara itu buah naga spesies Selenicereus megalanthus, yaitu buah naga dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baik pada daerah dingin dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl.
d.Pemupukan dan perawatan
a. Pemupukan
            Pada masa awal pertumbuhan pupuk yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang banyak mengandung fosfor (P) dan kalium (K). Pemakaian urea tidak dianjurkan untuk memupuk buah naga, karena sering mengakibatkan busuk batang.
            Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 5-10 kg per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk tambahan NPK dan ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam. Pada tahun berikutnya perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman. Pupuk tambahan berupa pupuk organik cair, pupuk hayati atau hormon perangsang buah bisa diberikan untuk memaksimalkan hasil.
b. Penyiraman
            Penyiraman bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada parit-parit drainase. Selain itu juga bisa menggunakan gembor atau irigasi tetes. Sistem irigasi tetes lebih hemat air dan tenaga kerja namun perlu investasi yang cukup besar.
Penyiraman dengan parit drainase dilakukan dengan merendam parit selama kurang lebih 2 jam. Bila penyiraman dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air sebanyak 4-5 liter. Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau sesuai dengan kondisi tanah.
            Penyiraman bisa dikurangi atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pengurangan atau penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru sehingga pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman tetap dilakukan apabila tanah terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air.
c. Pemangkasan
            Terdapat setidaknya tiga tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga, yakni pemangkasan untuk membentuk batang pokok, pemangkasan membentuk cabang produksi dan pemangkasan peremajaan.
            Pemangkasan untuk membentuk batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman. Tanaman yang baik memiliki batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkan itu pilih tunas yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Tunas yang tumbuh dibawahnya sebaiknya dipotong saja.
            Pemangkasan untuk membentuk cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok. Pilihlah 3-4 tunas untuk ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi batang produksi dan tumbuh menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang ada di bagian atas, sekitar 30 cm dari ujung atas.
            Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya sudah berbuah 3-4 kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber bibit tanaman.
            Hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan adalah bentuk tanaman. Biasanya tanaman buah naga tumbuh tidak teratur. Upayakan agar tunas-tunas yang dipilih bisa membentuk tanaman dengan baik. Sehingga percabangan tidak terlalu rimbun dan batang yang ada dibawah tajuk bisa terkena sinar matahari dengan maksimal.
Adapun gangguan hama yang menyerang tanaman buah naga yaitu :
Tungau
            Hama Tungau (Tetranychus sp.) akan menyerang kulit batang atau cabang yang merusak jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi cokelat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1-2 gr/ltr air yang dilakukan 2-3 kali seminggu.
Kutu Putih
            Tanaman buah naga yang diserang hama kutu putih (mealybug) pada permukaan batang atau cabang akan berselaput kehitaman dan terlihat kotor. Hama ini bisa dikendalikan dengan menyemprotkan Kanon dengan dosis 1-2 cc/ltr air seminggu sekali pada cabang yang diserang. Biasanya dua kali penyemprotan hama kutu putih sudah hilang.
Kutu Sisik
            Hama kutu sisik (Pseudococus sp.) umumnya berada pada bagian cabang yang tidak terkena matahari langsung dan cabang yang diserang hama ini akan terlihat kusam. Hama ini juga bisa diatasi dengan penyemprotan Kanon dengan dosis sama dengan pengendalian hama kutu putih pada sela-sela tanaman yang ternaungi atau tidak terkena sinar matahari.
Kutu Batok
            Hama kutu batok (Aspidiotus sp.) menyerang tanaman dengan mengisap cairan pada batang atau cabang yang menyebabkan cabang berubah menjadi berwarna kuning. Pengendaliannya juga bisa menggunakan cara yang sama dengan pengendalian hama kutu putih dan kutu sisik.
Bekicot
            Hama bekicot sangat merugikan tanaman buah naga karena merusak batang atau cabang dengan menggerogotinya dan dapat mengakibatkan cabang busuk. Hama ini disebabkan karena kebersihan kebun yang kurang terjaga.
Semut
            Pada umumnya semut akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai berbunga. Semut mulai mengerubungi bunga yang baru kuncup dan akan mengakibatkan kulit buah nantinya akan berbintik-bintik berwarna coklat yang tentunya harga buah akan menurun dengan kualitas seperti itu. Pengendaliannya dengan menyemprotkan Gusadrin dengan dosis 2 cc/ltr air.
Burung
            Gangguan burung pada buah naga umumnya jarang terjadi dan tidak perlu dikuatirkan. Biasanya menyerang buah yang telah masak pada bagian atas.
Penyakit Buah Naga
            Penyakit yang menyerang tanaman buah naga terhitung tidak banyak jenis dan penyebabnya. Meskipun demikian, jika tanaman terserang harus segera diatasi agar tidak menyebar ke tanaman yang lain. Berikut ini penyakit buah naga dan penyebabnya serta tindakan pengobatannya :
Busuk Pangkal Batang
            Penyakit ini umumnya menyerang pada awal penanaman buah naga, tanaman buah naga sering mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecokelatan dan terdapat bulu putih. Pembusukan tersebut disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur yang menyebabkan kebusukan yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Penyakit ini sering terjadi pada bibit setek yang belum tumbuh akar dalam bentuk potongan.
            Pengobatan tanaman buah naga yang terserang penyakit ini dengan penyemprotan Benlate dengan dosis 2 g/ltr air atau menggunakan Ridomil 2 g/ltr air sebulan sekali. Bila muncul gejala kekuningan pada pangkal batang maka segera dilakukan penyemprotan pada seluruh batang dan diutamakan pada pangkal batang yang terserang.
            Untuk pencegahan penyakit ini bisa dilakukan pengairan yang disertai dengan penyemprotan fungisida dan Atonik didaerah pangkal batang pada tanaman yang berumur 30 hari pada awal penanaman.
Busuk Bakteri
            Gejala tanaman buah naga yang terserang penyakit ini adalah tanaman tampak layu, kusam, terdapat lendir putih kekuningan pada tanaman yang mengalami pembusukan. Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas sp. Pengobatannya dengan mencabut tanaman yang sakit, kemudian pada lubang tanam diberi Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk kemudian pada lubang tanam tersebut ditanam bibit baru.
Fusarium
            Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya antara lain cabang tanaman berkerut, layu, dan busuk berwarna coklat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan Benlate dengan dosis 2g/liter air dalam seminggu 1-2 kali penyemprotan pada bagian batang dan cabang.
Panen Dan Pasca Panen
a.Panen
            Panen adalah suatu rangkaian kegiatan memetik buah sesuai dengan kriteria masak optimal. Panen menurut (sutriono,2003) adalah pemungutan hasil pertanian yang telah cukup umur dan sudah saatnya diambil hasilnya. dengan tujuan untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar yang ditujuh. Buah Naga yang dapat di panen memiliki kriteria buah mempunyai tanda – tanda buah yang yang warna kulitnya buah naga berwarna merah mudah cerah, menarik, dan memiliki sisik buah. Buah berukuran besar antara 150-600 g per buah. Daging buah berwarna putih atau merah dengan biji berwarna hitam kecil (McMahon 2003). Kelas super dengan ukuran diatas 700 g, kelas A dengan ukuran antara 500-700 g, kelas B dengan antara ukuran 350-500 g (Kebun Sabila Farm 2008). Kulit buah naga putih dan buah naga merah memiliki perbedaan yaitu buah naga putih berwarna merah magenta dan mengkilat sedangkan buah naga merah lebih berwarna merah mencolok dan agak kusam. Bentuk buah naga putih sebagian besar lebih lonjong sedangkan buah naga merah lebih bulat. Sisik buah naga putih terdapat semburat hijau sedangkan sisik buah naga merah seluruhnya berwarna merah.
            Cara panen yang dilakukan dengan memakai gunting yang khusus untuk memotong tangkai buah, dan buah tersebut di letakan dalam keranjang sampai penuh kemudian dilakukan pengangkutan dengan angkong ke gudang atau tempat yang sudah di siapkan. Waktu yang maksimal untuk buah naga yang siap dipanen dari penyerbukan bunga ke buah selama 20 hari dari buah sampai siap di panen 33 hari, buah naga baru bisa di panen mencapai waktu 53 hari.
              Alat yang di gunakan dalam melakukan panen :
·         Gunting besi yang khusus di pakai untuk memotong tangkai buah
·         Sarung tangan yaitu melindungi tangan dari tusukan duri buah naga
·         Sepatu bot yaitu melindungi kaki dari bekas-bekas duri buah naga yang jatuh ke tanah.
·         Keranjang untuk meletakan buah yang sudah di panen
·         Angkong untuk melakukan pengangkutan ke gudang atau tempat yang aman.
b.Pasca Panen
            Penanganan pascapanen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen atau diolah lebih lanjut oleh industri ( Anonim, 2012). Pasca panen yang dilakukan, tidak hanya menanam serta melakukan pemanenan dan hasil panen dijual tetapi juga dilakukan pengolahan buah naga yang telah dilakukan penyortian, buah naga yang kecil atau tidak layak jual pemiliknya memanfaatkan buah naga menjadi minuman juss dan salei.
a.Pengemasan
              Suatu kegiatan pengemasan atau penyusunan buah dalam suatu wadah dengan tujuan untuk melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan pengangkutan sedang berlangsung. Buah yang sudah dilakukan pengemasan siap dikirimkan ke mitra-mitra usaha Luar Jogjakarta maupun Jogjakarta sedangkan untuk Kebun, kebutuhan konsumen akan Buah Naga banyak maka langsung berikan buah yang telah melewat tahapan pengemasan, konsumen membeli hanya dalam jumlah sedikit sehingga di berikan dalam bentuk eceran.
b.Penyimpanan
              Penyimpanan merupakan suatu kegiatan untuk mengamankan buah yang dibutukan dalam jangka waktu panjang. Penyimpanan sangat penting untuk produk buah naga, buah yang tetap terlihat segar untuk penyimpnan secara alami membutukan waktu satu minggu, sedangkan untuk penyimpanan dengan memanfaatkan alat bantu seperti kulkas, buah tetap segar membutukan waktu satu bulan bahkan lebih. Cara melakukan penyimpanan dalam kulkas yaitu dengan membungkus buah dengan kertas plastik pastikan di plastik dalam keadaan bersih dan tidak basa, baru siap di masukan dalam wada penyimpanan.

2.2 Buah Lengkeng (Dimocarpus logan L)
            Lengkeng adalah jenis tanaman keras dengan sistem perakaran cukup luas, batang kayu kuat, serta akar tunggang sangat dalam. Untuk karakter fisiknya sendiri, lengkeng memiliki pohon cukup besar dan cabangnya banyak. Sedangkan untuk daun buahnya merupakan jenis daun majemuk, dimana tiap tangkal mempunyai tiga hingga enam pasang daun. Bagian bunga lengkeng bentuknya berupa malai berwarna kuning muda dengan letak pada ujung-ujung ranting, serta berukuran cukup kecil. Untuk buahnya sendiri memiliki ukuran kecil, kira-kira sebesar kelereng dengan warna kulit cokelat cerah, tidak berbulu, mempunyai daging buah berwarna bening, rasanya manis, dan aromanya khas. Biji buah lengkeng  warnanya hitam kecokelatan.
            Lengkeng bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah yang memiliki ketinggian 300-900 m dpl. Lahan yang dibutuhkan untuk budidaya lengkeng cukup yang memiliki tekstur tanah halus dengan tingkat pH 5,5 – 5,6. Sedangkan iklim yang cocok untuk budidaya lengkeng yakni tipe iklim B atau basah, iklim D atau sedang, dan. tipe C atau agak basah. Tanaman lengkeng bisa tumbuh dengan baik di area yang terbuka.
            Berdasarkan taksonominya, tanaman kalengkeng di klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Sapindales
Famili              : Sapindaceae
Genus              : Dimocarpus
Spesies            : Dimocarpus logan L (Lelychusna, 2011)
Bibit lengkeng
            Bibit lengkeng bisa diperoleh secara vegetatif dan generatif. Namun, biasanya lebih disarankan untuk menggunakan bibit yang berasal dari pembiakan vegetatif. Untuk pembiakan vegetatif bisa ditempuh melalui bermacam cara, diantaranya:
·         Penyambungan. Pada intinya, sistem penyambungan dilakukan dengan cara menempelkan bagian tertentu tanaman yang sudah ditentukan pada bagian tertentu tanaman lainnya yang berfungsi sebagai induknya, untuk selanjutnya menjadi satu tanaman.
·         Pencangkokan. Berupa pengusahaan sistem perakaran cabang tanaman dengan tidak memotong cabang dari induknya.
·         Penyusunan. Metode pembiakan vegetatif melalui penyusunan dianggap lebih baik dibandingkan sistem okulasi dan cangkok, karena batang atas dan batang bawah tak harus memiliki umur sama.
            Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari sistem pembiakan vegetatif diatas, diantaranya adalah:
·         Menghasilkan tanaman dengan sifat menyerupai sifat induknya.
·         Tanaman tidak terlalu tinggi, sehingga mempermudah tata laksana pemeliharaan dan pemanenan.
·         Tanaman jadi cepat berbuah.
Tahapan penanaman
1) Persiapan lahan
            Untuk persiapan lahan, pertama siapkan lubang tanaman yang berukuran 60 x 60 cm dengan jarak tiap-tiap lubang tanamnya 10 x 10 m, serta kedalaman 60 cm. Selanjutnya, isi lubang tanaman tersebut dengan tanah yang telah dicampur dengan kompos atau pupuk kandang. Perbandingan tanah dan kompos yang diisikan adalah 3 : 1.
2) Penanaman lengkeng
            Penanaman bibit tanaman lengkeng yang asalnya dari pembiakan vegetatif sebenarnya sama seperti penanaman bibit lengkeng dari biji. Namun, lubang tanam harus dibuat lebih dalam supaya sistem perakarannya menjadi lebih luas dan tanaman tak mudah roboh.
3) Pemeliharaan
1) Pemupukan
            Tahap pemupukan tanaman lengkeng bisa dilakukan sebanyak dua kali tiap satu tahunnya, yaitu di awal musim penghujan serta memasuki musim kemarau. Untuk pemupukannya sendiri dengan cara membenamkan pupuk pada tanah di sekeliling tanaman yang berjarak kira-kira sama lebar dengan lingkar luar bagian tajuk daun (dari batang utama).
2) Pemangkasan
            Pemangkasan merupakan kegiatan pemotongan sebagian ranting dan cabang tanaman yang bertujuan sebagai berikut:
- Untuk memperbanyak ranting atau cabang.
- Untuk memperpendek tinggi pohon, sehingga mempermudah proses pemanenan.
- Untuk meremajakan tanaman.
- Agar tamanan lekas berbuah
- Sebagai langkah pengendalian atas hama serta penyakit.
Syarat Tumbuh
            Lengkeng lebih cocok ditanam di dataran rendah antara 200-600 m dpl yang bertipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari empat bulan. Air tanah antara 50-200 cm. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering. Sementara tanaman led lebih senang pada dataran tinggi antara 900-l.000 m dpl.
Hama dan penyakit
            Biasanya tanaman lengkeng cukup tahan dari berbagai serangan hama serta penyakit. Jenis-jenis hama serta penyakit yang sering menyerang tanaman lengkeng di antaranya adalah kutu daun, akar hitam, uret, busuk buah, dan bercak daun. Langkah pengendalian hama dan penyakit selain melalui pemangkasan, bisa juga dilakukan dengan cara membungkus atau menyemprot buah dengan menggunakan pestisida atau dengan mekanik.
Tabel Penentuan saat panen buah
No
Indikator
Varietas Lokal
Varietas Introduksi
1
Warna kulit buah
Coklat-coklat tua
Kuning kecoklatan-coklat cerah
2
Rasa buah
Manis (brix minimal 14)
Manis (brix minimal 18)
3
Umur buah
6 bulan
4-6 bulan
Varietas local lengkeng : Sikep, Mutiara dan Mbatu
Varietas introduksi lengkeng : Dari Vietnam (Ping Pong, Diamond River), Malaysia (Itoh) dan Thailand (Bie Kiew, Ido, dan Sichompu)
            Pemanenan buah dilakukan saat pagi hari untuk mengurangi penguapan air dari buah dan menghindari panas karena sengatan matahari. Panen saat hari hujan juga sebaiknya dihindari. Kerusakan buah saat panen dapat mempercepat proses pembusukan buah, karena itu proses pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati. Buah dipanen dengan cara memotong malai/tandan buah, atau butiran buah dipanen langsung dari tandannya dan ditempatkan dalam keranjang plastik atau bambu. Semua buah dalam satu pohon sebaiknya dipanen secara bersamaan kecuali jika tingkat kematangan antar tandan buah berbeda jauh. Buah yang telah dipanen diletakkan di tempat yang teduh dan jika memungkinkan segera dibawa ke bangsal pengepakan.
            Musim panen lengkeng di bulan Januari-Februari dengan produksi 300–600 kg per pohon. Lengkeng termasuk buah non-klimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon karena tidak dapat diperam. Pemanenan dilakukan dengan alat yang dapat memotong tangkai rangkaian buah. Alat panen berupa gunting bertangkai panjang yang tangkainya dapat diatur dari bawah. Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi kecokelatan gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis harum, sedangkan buah yang belum matang rasanya belum manis.
            Karena manfaat buah kelengkeng sangat banyak, namun buah ini cepat membusuk, agar nutrisi di dalam buah ini tetap terjaga maka makanan harus diolah,yaitu dengan cara pengalengan. Tujuan utama pengolahan makanan adalah untuk mengawetkan makanan yang mudah rusak dalam bentuk stabil yang dapat disimpan dan dikirim ke pasar yang jauh selama berbulan-bulan. Pengolahan juga dapat merubah makanan menjadi bentuk yang baru atau yang lebih bermanfaat dan membuat makanan tersebut lebih mudah untuk disiapkan (Anonim, 2007a).Salah satu metode dasar untuk pengolahan buah dan sayuran adalah pengalengan.Pengalengan merupakan metode utama pengawetan makanan dan menjadi dasardestruksi mikroorganisme oleh panas dan pencegahan rekontaminasi. Kualitas makanan yang dikalengkan tidak hanya dipengaruhi oleh proses panas tetapi juga metode-metode preparasi, misalnya preparasi yang melibatkan pencucian, trimming, sortasi, blanching,pengisian dalam kontainer, dan penjagaan head space di dalam kaleng denganpenutupan vakum (Luh, 1975).
            Proses pengalengan sebagai suatu bagian ilmu rekayasa pangan mulai ber-kembang sejak termokopel digunakan untuk mengukur suhu. Dengan termokopei ini,suhu makanan atau minuman dalam botol atau kaleng dapat diukur secara tepat danakurat, sehingga perancangan proses panas yang tepat dan dapat menjamin inaktivasi mikroba pembusuk dan patogen dapat dilakukan.
            Tujuan dari proses pengalengan adalah untuk membunuh mikroorganisme dalam makanan dan mencegah rekontaminasi. Panas merupakan agensia umum yangdigunakan untuk membunuh mikroorganisme. Penghilangan oksigen digunakan bersama dengan metode lain untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang memerlukan oksigen. Dalam pengalengan konvensional buah dan sayur, ada tahapan proses dasar yang sama untuk kedua tipe produk.

2.3 Buah Strawberry (Fragaria sp.)
            Buah strawberry tak diragukan lagi merupakan salah satu jenis buah yang paling digemari oleh masyarakat. Beberapa tahun yang lalu, buah berwarna merah ini bahkan pernah menjadi buah elit yang banyak sekali orang bermimpi untuk memakannya. Tak heran, dulu, negara kita hanya mampu mengimpor buah ini sehingga jumlah strawberry yang ada di pasar belum seramai sekarang. Namun begitu, lain dulu, lain juga sekarang. Jika Anda termasuk salah satu penggemar strawberry, dengan bermodalkan teknik budidaya strawberry, Anda bahkan dapat membudidayakan buah yang satu ini di pekarangan Anda sendiri saat ini. Berikut adalah berbagai cara budidaya yang dapat Anda lakukan di pekarangan Anda sendiri.
            Menurut Kurnia (2005), tanaman stroberi dalam dunia tumbuh-tumbuhan klasifikasikan seperti berikut ini :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub Divisi       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Famili              : Rosaceae
Ordo                : Rosales
Genus              : Fragaria
Species            : Fragaria sp.
·         Cara Memilih Lahan Untuk Budidaya Strawberry
            Jika Anda ingin membudidayakan buah strawberry di pekarangan Anda sendiri, langkah pertama yang harus Anda lakukan yaitu menemukan lahan yang pas untuk membudidayakan buah tersebut. Untuk melakukan pembudidayaan buah strawberry, Anda harus memiliki sebuah kebun dengan tanah liat berpasir yang gembur serta subur dan mengandung berbagai macam bahan organik. Selain itu, tata air serta udara yang ada di kebun tersebut juga harus baik dan pH tanah tempat strawberry akan dibudidayakan antara 5.4-7.0.Selain menanam strawberry yang hendak Anda budidayakan di kebun, Anda juga dapat melakukannya dalam pot, namun, jika Anda ingin membudidayakan stroberi dalam pot, pH tanah yang ada dalam pot sebaiknya antara 6.5-7.0 dan bukan 5.4-70.
·         Cara Pembibitan Buah Strawberry
            Buah strawberry dapat tumbuh dari biji serta bibit vegetatif, jadi, ada beberapa pilihan bibit yang dapat Anda gunakan ketika hendak membudidayakan buah yang satu ini. Untuk bibit biji, Anda bisa mendapatkannya di toko-toko pertanian dan menyemaikannya dalam kotak plastik atau kayu berisi campuran tanah, pasir, serta pupuk kandang. Siram persemaian tersebut setiap hari kemudian pindahkan bibit strawberry ke dalam bedeng ketika bibit tersebut sudah memiliki dua helai daun. Sementara itu, jika Anda memilih bibit vegetatif, tanaman induk yang ingin Anda gunakan untuk membuat bibit tersebut harus sudah berusia 1-2 tahun dan sehat serta produktif.


·         Pembudidayaan Buah Strawberry
            Salah satu cara terbaik dalam pembudidayaan buah strawberry di kebun yaitu dengan mulsa plastik. Untuk membudidayakan strawberry dengan mulsa plastik, pertama-tama, Anda harus mengeringanginkan lahan yang hendak anda tanami dengan tanaman strawberry tersebut selama 15-30 hari. Setelah itu, buatlah bedengan dengan lebar 80×120 cm dan dengan tinggi antara 30-40 cm kemudian keringkan lagi selama 15 hari dan taburi dengan pupuk. Siram lahan yang sudah ditaburi tersebut dengan air hingga lambab kemudian tutup dengan mulsa plastik berwarna hitam. Untuk cara menanam strawberry, Lubangi mulsa selebar kaleng susu kemudian buatlah lubang di tanah tepat dimana lubang di mulsa tadi dibuat dan tanamlah bibit strawberry di lubang tersebut.
·         Pentingnya Penyulaman dan Penyiangan Tanaman Strawberry
            Selain mengetahui cara tanam buah strawberry, Anda tentu juga harus mengetahui berbagai hal yang perlu dilakukan setelah Anda menanam bibit strawberry di kebun Anda. Hal pertama yang wajib Anda lakukan ketika tanaman strawberry Anda sudah mulai tumbuh yaitu penyulaman, yang harus Anda lakukan sebelum tanaman tersebut berumur 15 hari. Selain melakukan penyulaman, Anda juga harus melakukan penyiangan terhadap pohon strawberry yang Anda tanam. Untuk penyiangan sendiri, bisa Anda lakukan ketika tumbuh gulma pada tanaman strawberry yang Anda budidayakan atau setiap kali Anda melakukan pemupukan susulan.
Syarat tumbuh tanaman strawbery
            Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman strawberry akan tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian lebih dari 600m dpl. Di ketinggian ini, suhu udara pada siang hari berkisar antara 22°-25°C dan pada malam hari 14°-18°C. Pada suhu yang sejuk dan kelembaban udara relatif (RH) yang tinggi atau 85-95%, pertumbuhan strawberry akan baik karena tidak mengalami stress akibat tingginya suhu dan tingginya laju transpirasi atau hilangnya air dari jaringan tanaman. Selain itu, tanaman ini juga membutuhkan curah hujan yang tinggi terutama pada fase vegetatif yaitu 600-700 mm/tahun    (ipteknet.com., 2011).

Hama dan penyakit
Hama
a. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)
            Bagian yang diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda. Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau buah terhambat. Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR.
b.Tungau (Tetranychus sp -Tarsonemus sp)
            Bagian yang diserang: daun,tangkai, dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting akhirnya daun rontok. Pencegahan PENTANA + AERO 810 atau NATURAL BVR.
c.Kumbang
·         Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi),
·         kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus),
·         kumbang penggerek batang (O. Sulcatus)
            Gejala serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya. Pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
PENYAKIT
a. Layu verticillium (Verticillium dahliae)
            Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman. Gejala : daun yang terinfeksi mula-mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan berat akan mengakibatkan kematian pada tanaman. Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
b. Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/ Rhizopus spot ( Rhizopus stolonifer )
            Bagian yang diserang : buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak saja dengan buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh.
            Pengendalian : musnahkan buah yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, gunakan Natural GLIO pada awal penanaman yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi.
c. Busuk akar ( Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani)
            Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkanPhytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan.
            Pengendalian : cabut dan musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi tanaman, perbaikan drainase tanaman, berikan Natural GLIO pada awal penanaman.
d. Empulur merah (Phytophtora fragrariae)
            Bagian yang diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tudak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah.Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah.
            Pengendalian : perbaiki drainase, pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat, campurkan Natural GLIO pada awal penanaman.
Panen
·         Ciri dan umur panen:
1. Buah sudah agak kenyal dan agak empuk
2. Kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.
3. Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah.
·         Hal-hal yang seharusnya di lakukan dalam penanganan  pasca panen untuk dapat meningkatkan nilai jual adalah :
1.      Pengumpulan
            Pengumpulan adalah suatu proses pasca panen, yaitu dengan menempatkan buah hasil panen pada suatu tempat. Sehingga dapat memudahkan melaksanakan tahapan pasca panen selanjutnya. Sebaiknya buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati agar tidak memar. Simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil dan hamparkan buah di atas lantai beralas terpal atau plastik. Kemudian buah dcuci.
2.      Penyortiran dan Penggolongan
            Penyortiran adalah tahapan pasca panen dengan memisahkan buah yang rusak dari buah yang baik. Sehingga dalam proses penentuan mutu dan harga jual akan lebih mudah dan akan lebih menguntungkan para petani buah.
3.      Pengemasan dan Penyimpanan.
            Pengemasan adalah suatu teknik pasca panen yang harus dilakukan, dengan tujuan untuk dapat melindungi buah pada saat penyimpanan dan transportasi, selain itu pengemasan juga dapat menjadi alat pemasaran yang baik untuk menambah daya tarik konsumen.  Sedangkan penyimpanan adalah proses agar dapat mempertahankan mutu buah saat sampai ditangan konsumen.
            Tingkat kerusakan buah dipengaruhi oleh difusi gas ke dalam dan luar buah yang terjadi melalui lentisel yang tersebar di permukaaan buah. Difusi gas tersebut secara alami dihambat dengan lapisan kulit yang sangat mudah membusuk yang dilakukan pada saat penanganan pasca panen. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menambah bahan pelapis yang dapat mengurangi difusi gas.


BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
            Setiap penanaman buah-buahan dan hasil nya itu sangat tergantung oleh syarat tumbuh tanaman yang seharusnya karena jika suatu tanaman di tanam ditempat yang bukan tempatnya maka tanaman itu tidak akan berbuah atau tidak akan menghasilkan buah dipohonnya meskipun ditempat lain itu adalah musim nya, kita ambil contoh pada tanaman kalengkeng jika tanaman kalengkeng ditanam ditempat dataran tinggi atau dalam keadaan suhu dingin tanaman itu tidak akan menghasilkan buah meskipun berbuah buahnya pun akan busuk atau berjatuhan saat berbunga, selain memperhatikan syarat tumbuhnya kita juga harus memperhatika bagimana cara budidaya yang baik dan benar jika kita tidak mempunyai ilmunya maka tanaman tersebut tidak akan tumbuh dan menghasilkan buah dengan produksi tinggi jika kita kurang memiliki ilmunya pohon itu bisa saja mati disreang penyakit atau produksi buah nya tidak sesuai dengan diharapkan oleh serang hama dan penyakit yang menyerang pada buah kalengkengnya.


DAFTAR PUSTAKA

Dahana, K. dan Warisno. 2010. Buku Pintar, Bertanam Buah Naga (di kebun,        pekarangan, dan dalam pot). Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hardjadinata, S. 2010. Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik. Penebar Swadaya, Jakarta.
http://www.iptek.net.id. 2011. Budidaya Strawberry (Fragaria chiloensis L. /                      F. vesca L.) pdf. Diakses tanggal 25 November 2015.
http://www.petanihebat.com. 2014 klasifikasi dan taksonomi tanaman kalengkeng.            Diakses tanggal 25 November 2015

http://macam-jenis.com. 2011. Klasifikasi buah stroberi (Fragaria sp.). diakses         tanggal 25 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar