Sifat Fisik dan Kimia Tanah Regosol,
Vertisol, Latosol, dan Andisol
1. Regosol : Regosol adalah tanah
yang belum banyak mengalami perkembangan profilnya. Oleh karena itu tebal solum
tanahnya biasanya tidak melebihi 25 cm. Mengandung bahan yang belum atau masih
mengalami pelapukan. Tanah ini berwarna kelabu, coklat, atau coklat kekuningan.
Tekstur tanah biasanya kasar, yaitu pasir hingga lempung berdebu, struktur
remah, konsistensi tanah lepas sampai gembur dan pH 6-7. Makin tua tanah maka
semakin padat konsistensinya. Umumya regosol belum membentuk agregat, sehingga
peka terhadap erosi. Umumnya cukup mengandung unsure P dan K yang masih segar
dan belum siapuntuk diserap tanaman, tetapi kekurangan unsure N. (Dharmawijaya,
1992)
2. Vertisol : Tanah ini bertekstur
liat yang berwarna kelam yang bersifat fisik berat. Tanah ini memiliki lapisan
solum tanah yang agak dalam atau tebal, yaitu antara 100-200 cm, berwarna
kelabu sampai hitam, sedangkan tekstur lempung bersifat liat. Struktur tanah
keras, dilapisan atas sering berbentuk seperti bunga kubis, dan lapisan bawah
gumpal dengan konsistensi teguh atau keras jika kering. Tidak terdapat horizon
illuvial ataupun elluvial. Tanah ini kaya akan kapur dan pH tanahnya agak
alkalis. Sifat tanah vertisol yang dijadikan tanah pertanian adalah tanah
dengan kadar asam fosfat rendah, vertisol muda berbahan napal sehingga kaya
akan fosfat.
3. Latosol : Tanah ini memiliki
lapisan solum yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 30 cm sampai 5 meter
bahkan lebih. Memiliki batas horizon yang tidak jelas. Latosol meliputi tanah
yang melakukan pelapukan yang intensif dan perkembangan tanah yang lebih
lanjut. Keadaan ini meyebabkan pelindian unsure basa, bahan organic, dan silica
dengan meninggalkan sesquoksida sebagai sisa berwarna merah. Umumnya kandungan
unsure hara dari rendah sampai sedang. Tekstur tanah liat, struktur remah
dan konsisitensi gembur. Daya menahan air cukup baik sehingga tidak rentan
terhadap erosi. Reaksi pH berkisar antara 4,5-6,5. Kapasitas pertukaran katiion
rendah. Secara umum, tanah ini memiliki sifat fisik yang baik, namun sifat
kimia agak buruk.
4. Andisol : Tanah andisol adalah
tanah yang berwarna hitam kelam, kelabu sampai coklat tua. Memiliki ketebalan
solum yaitu 100-225 cm. Tekstur tanah ini adalah debu, lempung berdebu sampai
lempung. Sedangkan struktur rema, konsisitensi gembur. Mengandung bahan organic
yang tinggi. Terdapat alofan yang menyebabkan KPK dalam tanh tinggi. Reaksi
tanah cukup baik, berkisar dari pH 5-7, asam sampai netral. Meskipun demikian,
tanah ini rentan terhadap erosi.
Beberapa
Sifat Kimia Tanah
1.
pH
Dalam Larutan Tanah
pH
adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH antara 7 hingga 14. pH tanah
menunjukan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+
dan OH- dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam
larutan tanah lebih banyak dari OH-, maka suasana larutan tanah
menjadi asam. Sebaliknya bila konsentrasi OH- lebih banyak dari
konsentrasi H+ maka suasana menjadi basa. pH tanah atau tepatnya pH larutan
tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti
nitrogen (N), Kalium (K), Phospor (P), dan unsur lain yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan dari penyakit. pH
tanah merupakan salah satu sifat kimia tanah. Banyak petani yang sudah
mendengar tentang pH tanah, akan tetapi belum bisa mengerti pentingnya
mengetahui pH tanah dan bagaimana cara mengukurnya. Apalagi untuk mengukur pH
tanah dibutuhkan alat yang mahal, sehingga petani tidak pernah memiliki
kesempatan untuk mengukur langsung pH tanah mereka. Padahal dengan mengetahui
pH tanah yang ada di dalam lahan, mereka dapat menjaga kesuburan tanah.
Pentingnya mengetahui pH tanah adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui
mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah diserap oleh tanaman. Unsur hara
akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH netral.
b. Menunjukan
adanya kemungkinan unsur-unsur beracun. Tanah dengan pH masam banyak ditemukan
ion-ion Al yang memfiksasi unsur P, sehingga unsur P sulit diserap oleh
tanaman.
c. Mempengaruhi
perkembangan organisme. Bakteri akan berkembang biak dalam pH lebih dari 5,5,
apabila pH kurang dari itu maka perkembangannya akan terhambat. Jamur dapat
berkembang biak pada pH dibawah 5,5 dan diatas itu jamur harus bersaing dengan
bakteri.
2.
Bahan
Organik (BO)
Tanah
tersusun dari bahan padatan, air, dan udara. Bahan padatan tersebut dapat
berupa bahan mineral dan bahan organik. Bahan mineral terdiri dari pertikel
pasir, debu, dan lempung. Ketiga pertikel ini menyusun tekstur tanah. Sedangkan
bahan organik berkisar 5 % dari bobot total tanah. Meskipun kandungan bahan
organik sedikit dalam tanah tetapi memegang peranan penting dalam menentukan
kesuburan tanah. Bahan organik adalah sekumpulan senyawa-senyawa organik
kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi. Baik berupa humus
atau hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan
termasuk juga mikrobia yang terlibat dan berada di dalamnya.
Sumber bahan organik
antara lain :
·
Sumber primer, yaitu : Jaringan organik
tanaman (flora) yang dapat berupa daun, ranting, cabang, batang, buah, dan
akar.
·
Sumber Sekunder, yaitu : Jaringan
organik hewan (fauna) yang dapat berupa kotoran, dan mikrofauna.
·
Sumber dari luar, yaitu : Pemberian
pupuk organik berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos, dan pupuk
hayati.
Dekomposisi bahan organik terjadi
melalui 3 reaksi, yaitu :
·
Reaksi enzimatis atau oksidasi
enzimatis, yaitu reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon yang terjadi melalui
reaksi enzimatis menghasilkan produk akhir berupa karbondioksida (CO2),
air (H2O), energi dan panas.
·
Reaksi spesifik berupa mineralisasi dan
atau immobilisasi unsur hara essensial berupa hara nitrogen (N), Phospor (P),
dan belerang (S).
·
Pembentukan senyawa-senyawa baru atau
turunan yang sangat resisiten berupa humus tanah.
Peranan bahan organik terhadap
perubahan sifat kimia tanah, meliputi :
·
Meningkatkan hara tersedia dari proses
mineralisasi bagian bahan organic yang mudah terurai.
·
Menghasilkan humus tanah yang berperan
secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam
proses humifikasi.
·
Meningkatkan Kapasitas TUkar Kation
(KTK) tanah 30 kali lebih besar daripada koloid anorganik.
·
Menurunkan muatan positif tanah melalui
proses pengkelatan terhadap mineral oksida dan kation Al dan Fe yang reaktif,
sehingga menurunkan fiksasi P tanah, dan,
·
Meningkatkan ketersediaan dan efesiensi
pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan P oleh asam-asam organic hasil dekomposisi
bahan organik.
Kapasitas Pertukaran Kation (KPK)
Salah
satu sifat kimia tanah yang terkait dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan
menjadi indicator kesuburan tanah adalah Kapasitas Pertukaran Kation. KPK
merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid
yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KPK adalah milli equivalent
kation dalam 100 gram tanah.
3.
Hidrogen
(H+)
Hidrogen
adalah unsur kimia pada table periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1.
Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat
non logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang mudah terbakar.
Hidrogen juga merupakan unsure yang paling melimpah dengan persentase kira-kira
75 % dari total massa unsur alam semesta. Senyawa hydrogen relatif langka dan
jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri
dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hydrogen juga dapat
dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini mahal
daripada produksi hydrogen dari gas alam.
4.
Nitrogen
(N)
Nitrogen
merupakan zat lemas sebagai unsur penting bagi tanaman khususnya dalam
pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun,
batang, dan akar. Semakin tinggi kadar nitrogen dalam larutan tanah maka
semakin cepat pula sintesis karbohidrat yang terjadi.
Tanaman
menyerap unsur N dalam bentuk NO3-, NH4+, dan
NO2-. Namun ion mana yang diserap dulu tergantung dari
keadaan pH tanah. Pada pH diatas 7, maka ion NH4+ yang
lebih cepat diserap. Sedangkan bila kondisi larutan tanah mempunyai pH dibawah
7, maka ion yang cepat diserap adalah NO3-. Hal ini
disebabkan karena pada pH diatas 7 (basa) terdapat ion OH- sehingga
bersaing dengan ion NO3- yang sama-sama memiliki muatan
negatif. Sebaliknya pada pH rendah dengan larutan tanah bersifat masam banyak terdapat ion H+ yang akan bersaing
dengan NH4+ yang samam-sama memiliki muatan positif, sehingga peluang peluang
ion NO3ֿ lebih besar untuk diserap.
Tanaman
menyerap unsur N dalam bentuk NO3-, NH4+,
dan NO2-. Namun ion mana yang diserap dulu tergantung
dari keadaan pH tanah. Pada pH diatas 7, maka ion NH4+
yang lebih cepat diserap, sedangkan bila kondisi larutan tanah mempunyai pH
dibawah 7, maka ion yang cepat diserap adalah NO3-. Hal
ini disebabkan karena pada pH diatas 7 (basa) terdapat ion OH-
sehingga bersaing dengan ion NO3- yang sama-sama memiliki
muatan negatif. Sebaliknya pada pH rendah dengan larutan tanah bersifat
masam banyak terdapat ion H+ yang akan
bersaing dengan NH4+ yang sama-sama memiliki muatan
positif, sehingga peluang peluang ion NO3- lebih besar
untuk diserap.
Nitrogen
dapat dikatakan sebagai salah satu unsur hara yang bermuatan. Selain mutlak
dibutuhkan, ia dengan mudah dapat hilang atau menjadi tidak tersedia bagi
tanaman. Ketidak tersediaan N dari tanah dapat melalui proses pencucian
(leaching) NO3-, denitrifikasi NO3-
menjadi N2, volatilisasi NH4+ menjadi NH3+,
terfiksasi oleh mineral atau dikonsumsi oleh mikroorganisme tanah.
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah
:
·
Diperlukan untk pembentukan atau
pertumbuhan bagian vegetatif tanaman.
·
Berperan dalam pembentukan hijau daun
yang berguna dalam proses fotosintesa.
·
Membentuk protein, lemak, dan berbagai
senyawa organik.
·
Meningkatkan mutu tanaman penghasil
daun-daun.
·
Meningkatkan perkembangan mikroorganisme
dalam tanah.
Adapun sumber Nitrogen adalah :
·
Halilintar dapat menghasilkan zat
nitrat, yang dibawa hujan lalu meresap di tanah.
·
Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan
organis.
·
Mikrobia dan bakteri-bakteri.
·
Pupuk buatan (Urea, ZA, dan lain-lain).
5.
Phospor
(P)
Phospor
merupakan unsur macro yang dibutuhkan tanaman untuk menyusun protoplasma dan
intisel. Unsur ini oleh tanaman diserap dalam bentuk H2PO4ֿ dan HPO4ֿ. Fungsi
utama dari unsur ini adalah mempercepat pertubuhan akar semia, mempercepat dan
memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa, mempercepat pembungaan dan
pemasakan biji serta meningkatkan produksi biji.
Adapun pentingnya unsur P bagi
tanaman adalah :
·
Sebagai senyawa utama untuk membentuk
Atp dan ADP, yaitu senyawa yang dihasilkan pada proses respirasi siklus Krebs.
Sehingga tanaman dapat melakukan segala aktifitasnya.
·
Membentuk DNA dan RNA untuk pembentukan
intisel.
·
Membentuk senyawa Fosfolipid yang
berfungsi dalam mengatur keluar masuknya zat-zat makanan dalam sel.
6.
Kalium
(K)
Kalium
merupakan unsur utama yang dibutuhkan tanaman. Sangat penting peranannya dalam
pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu,
meningkatkan kualitas biji atau buah. Unsur Kalium diserap tanaman dalam bentuk
ion K+. Dalam beberapa sumber dijelaskan, bahwa peranan K yang penting dalam
tanaman diantaranya sebagai elemen penting yang bersifat higroskopis (muddah
menyerap dan menahan air). Unsur K biasanya terdapat pada stomata daun. Dengan
sifatnya yang higroskopis tersebut, Kalium mampu membuat persediaan air yang
ada dan dibutuhkan dalam proses transpirasi, fotosintesis, absorpsi, maupun
transportasi unsur hara dalam tanaman tersebut menjadi optimal.
Sumber-sumber Kalium adalah :
·
Beberapa jenis mineral.
·
Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan
organis.
·
Air irigasi serta larutan dalam tanah.
·
Pupuk buatan (KCL, ZK, dan lain-lain)
7. Natrium
(Na)
Natrium
atau sodium adalah unsure kimia dalam table periodic memiliki symbol Na dan
nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti
lilin. Termasuk dalam logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam.
Sangat reaktif, memiliki api berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan
bereaksi kuat dengan air sehingga harus disimpan dalam bentuk minyak. Karena
sangat reaktif, natrium hampir tidak ditemukan dalam bentuk unsure murni.
8.
Kalsium
(Ca) dan Magnesium (Mg)
Unsur
Kalsium diambil/diserap tanaman dalam bentuk Ca2+. Memiliki fungsi
dalam tanaman antara lain :
·
Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.
·
Berperan dalam pembuatan protein atau
bagian yang aktif dari tanaman.
·
Memperkeras batang tanaman dan sekaligus
merangsang pembentukan biji.
·
Menetralisir asam-asam organic yang
dihasilkan pada saat metabolisme.
·
Menetralisir senyawa atau keasaman tanah
(pada daun dan batang).
·
Unsur Magnesium diambil/diserap tanaman
dalam bentuk Mg2+. Memiliki fungsi dalam tanaman antara lain :
·
Merupakan bagian tanaman dari klorofil.
·
Salah satu enzim yang disebut Organic
pyrophosphate dan Carboxy peptisida.
·
Berperan dalam pembentukan buah.
Sumber-sumber Magnesium adalah :
·
Batuan Kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3.
·
Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O.
·
Magnesia MgO.
·
Kalium Magnesium Sulfat.
9.
Alumunium
(Al)
Alumunium
sebenarnya merupakan unsur beracun bagi tanaman. Walaupun demikian, tanaman
mempunyai daya ketegangan tertentu terhadap alumunium. Dalam keadaan tertentu
tanaman dapat membatasi serapan alumunium, sehingga terhindar dari keracunan.
Tanaman dapat membentuk dinding tebal pada akar rambut dengan ujung akar yang
membengkak menyerupai kail. Kelarutan alumunium sangat dipengaruhi oleh pH
tanah. Dalam keadaan sangat masam (pH<3,5) banyak alumunium menjadi larut
dan dijumpai dalam bentuk kation (Al3+) dan hidroksi Al.
Bentuk Al3+ merupakan bentuk aluminium yang paling
dominan pada pH<4.0, sedangkan bentuk Al(OH)2+ mulai
terbentuk pada pH antara 4.0 – 5.0 dan pada pH>5.5 pengaruh Al bentuk Al3+
sudah dapat diabaikan. Keracunan Al merupakan salah satu faktor utama yang
membatasi pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah masam. Pengaruh yang penting
diperhatikan dari Al adalah menghambat pertumbuhan pada genotip yang peka
terhadap Al dengan mempengaruhi pengambillan hara dan air. Terhambatnya
pertumbuhan akar oleh keracunan Al dapat mengurangi kemampuan akar dalam menyerap hara dan air sehingga
dapat menginduksi zat hara dan kepekaan terhadap kekeringan.
10.
Besi
(Fe)
Besi
merupakan unsur mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+)
ataupun ferro (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan
bahan organik) sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang
biasa diigunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA, dan khelat lain. Fe dalam tanaman
sekitar 80 % yang terdapat dalam khloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe
lewat daun dianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar,
terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan
lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain
sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan
dalam kloroplas. Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan elektron
dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2,redukktase
sulfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe
menyebabkan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan
protein menjadi tidak sempurna. Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kadar asam
amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastis. Penurunan kadar
pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe yang pada akhirnya
mengakibatkan pengurangan aktifitas semua enzim.
11.
Mangaan
Mangaan
diserap dalam bentuk ion Mn2+. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat
diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat
daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ yang
satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk
senyawa oksida, karbonat, dan silikat. Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300
sampai 200 ppm. Bentuk Mn dapat berupa Mn2+ atau mangaan oksida baik bervalensi
dua atau empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi
pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn merupakan penyusun ribososm dan
juga mengaktifkan polymerase sintesis protein dan karbohidrat. Berperan sebagai
activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus Krebs, dibutuhkan dalam
sintesis klorofil
DAFTAR
PUSTAKA
_________ 2009.
Sifat Kimia Tanah. https://boymarpaung.wordpress.com. Diakses pada 23 juni 2015
Zhobeck, Rusdin.2014. Ph Tanah. http://rsdin.blogspot.com. Diakses pada 15 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar